Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nuansa Cinta Tiga Budaya dalam Kemegahan Masjid Ramlie Musofa

13 April 2022   08:44 Diperbarui: 13 April 2022   09:25 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawasan elit Sunter di Jakarta Utara adalah kawasan yang cukup terkenal di Jakarta. Kawasan ini juga umum dikunjungi warga yang ingin berekreasi di seputaran waduk yang berada di lokasi ini. 

Selain keindahan dan kenyamanan kawasan waduk, kini ada bangunan yang menambah daya tarik bagi kawasan ini yaitu masjid Ramlie Musofa yang diresmikan pada tahun 2016. 

Bangunan serba putih dengan arsitektur layaknya Taj Mahal di salah satu sisi waduk Sunter ini dibangun oleh seorang mualaf Tionghoa bernama Ramli Rasidin yang memutuskan menjadi mualaf di usia 19 tahun.

Pemandangan di seberang Masjid Ramli Musofa, trotoar di sisi waduk yang sering dipakai orang bersantai dan menikmati kuliner. (Sumber: dok. pribadi)
Pemandangan di seberang Masjid Ramli Musofa, trotoar di sisi waduk yang sering dipakai orang bersantai dan menikmati kuliner. (Sumber: dok. pribadi)

Dari arsitektur dan latar belakangnya, masjid ini memiliki nuansa tiga budaya yaitu Tionghoa, Arab dan Melayu. Tokoh Ramli sendiri adalah seorang pengusaha keturunan Tionghoa Aceh yang kental dengan ketiga budaya tersebut.

Imam di masjid ini adalah seorang pemuda asal garut bernama Ikhwan Fauzul Alawy untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai masjid Ramlie Musofa ini.

Menurut Ikhwan, kata "Ramlie Musofa" yang menjadi nama masjid ini diambil dari perpaduan nama anggota keluarga Ramli itu sendiri. Kata "Ram" diambil dari nama Ramlie Rasidin, sang pendiri masjid. Kata "Lie" diambil dari nama istri Ramli yaitu Lie Njok Kim. Kata "Mu" diambil dari nama anak pertama Ramli dan Lie yaitu Muhammad. Kata "So" dan "Fa" diambil dari nama anak kedua dan ketiga mereka yaitu Sofian dan Fabian.

Megahnya pintu masuk Masjid Ramli Musofa berhiaskan ornamen dengan latar budaya Tionghoa, Aceh dan Melayu. (Sumber: dok. pribadi)
Megahnya pintu masuk Masjid Ramli Musofa berhiaskan ornamen dengan latar budaya Tionghoa, Aceh dan Melayu. (Sumber: dok. pribadi)

Ramli Rasidin sendiri memutuskan menjadi mualaf di usia 19 tahun, tepatnya di tahun 1964. Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Ramli sempat bermimpi membangun sebuah masjid masjid dengan unsur budaya campuran dan ornamen indah yang bisa menampung segala kalangan dan menyejukkan umat. 

Di tahun 2011 mimpi itu ia wujudkan. Pembangunan masjid berlangsung selama lima tahun hingga masjid diresmikan pada tahun 2016 oleh Profesor Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun