Menurut ustad Dikky, yang menarik dari masjid ini yaitu filosofi yang terdapat di beberapa bagian dari bangunan. Di bagian dalam masjid terdapat 33 pilar yang melambangkan jumlah bacaan zikir selepas shalat.Â
Pintu utama yang semuanya menghadap ke selatan berjumlah empat buah melambangkan jumlah Khulafaur Rasyidin atau khalifah sahabat utama Rasulullah yaitu Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.Â
Di sisi lain, pintu yang menghadap ke timur berjumlah lima buah melambangkan lima bagian dari rukun Islam. Dan, pintu sebelah utara yang berjumlah lima buah melambangkan lima waktu shalat wajib. Jendela masjid ini pun tak lepas dari arti filosofi. Enam buah jendela yang menghadap ke barat melambangkan rukun iman.
Ustad Dikky menambahkan, pilar asli masjid ini hanya dibuat dengan batu bata dan kapur, tidak ada cat yang melapisi. Saat ini, pilar tersebut sudah diberi warna.
Makam seorang Syarifah (wanita keturunan Hadramaut) yang terdapat di salah satu sisi masjid ini adalah makam keramat yang rutin dikunjungi jamaah dari berbagai daerah. Nama "Syarifah" dan "Syarif" adalah nama-nama yang dipakai untuk perempuan dan laki-laki keturunan Hadramaut. Nama-nama tersebut digunakan untuk menandai garis keturunan atau nasab mereka.
Yang istimewa lagi dari masjid ini adalah aliran air dari sumurnya yang sangat melimpah. Dulunya, sumur masjid dijadikan tempat berwudhu tapi kini sumur itu sudah ditutup tetap airnya masih dipakai untuk sumber air wudhu dan keperluan lainnya di masjid ini. Meskipun sudah tidak dipakai untuk keperluan umum, sumur tersebut masih dirawat dengan baik oleh pengurus masjid.