Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Kebhinekaan IV yang Semakin Inklusif: Saat Semua Kalangan Bisa Merangkai Persaudaraan

15 Maret 2021   17:36 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesudahnya, peserta di festival ini juga diajak untuk menambah skill di bidang kreasi ilustrasi dalam Pelatihan Ilustrasi Canva untuk Content Keberagaman di Sosial Media.

Cukup banyak sesi digelar di tanggal 27 Februari 2021 ini, ada pula diskusi Pengalaman Millenials Memperjuangkan Toleransi di Berbagai Daerah dengan tim Jelajah Bhineka sebagai fasilitatornya. Dan millenial talks di hari Jumat ini mengangkat beberapa agama di dunia yaitu agama Sikh, Kristen Ortodoks, Yahudi dan Baha'i.

Di hari terakhi gelaran Festival Kebhinekaan ini ada tur virtual untuk anak dan penyandang disabilitas yang digelar keliling kota Jakarta. Ini difasilitasi oleh tim "Piknik Bareng Idfi". Senangnya melihat anak-anak ini tersenyum dan menikmati tur virtual ini yang tentunya gak perlu membuat fisik mereka kelelahan.

Millenial talks Kenali Kami Lebih Dekat di hari penutupan festival mengangkat teman mengenai agama-agama lokal. Obrolan ini difasilitasi oleh Pemuda Ahmadiyah. 

Selain itu, ada kegiatan Wisata Bhineka Virtual bertema "Jelajah Kampung Bhineka" dengan tujuan Kampung Sawah, Kampung Tugu dan daerah Cilincing dengan fasilitator tim Wisata Kreatif Jakarta. 

Sebagai penutup, obrolan inspiratif (Inspiring Talks) bertajuk "Pengalaman Millenials Membangun Toleransi dan Keberagaman dengan Cara Kreatif" ini cukup menarik dan kekinian. Ide-ide kreatif dalam membangun toleransi dan keberagaman ini saya rasa wajib diduplikasi oleh kaum milenial dan penerusnya nih.

Festival yang digelar setiap tahunnya ini tak cuma menambah wawasan tapi juga mendekatkan hati setiap umat beragama dengan latar belakang berbeda pula khususnya di nusantara. Beberapa tema yang diulang setiap tahunnya memang menjadi isu krusial yang seringkali ketidakpahaman mengenai itu jadi sumber alasan kasus intoleransi. 

Bagusnya sih festival ini memang diikuti oleh mereka yang selama ini skeptis bahkan antipati terhadap kebhinekaan yang ada di Indonesia agar mereka lebih bisa menerima bahwa setiap kita adalah saudara. Bagi mereka yang sudah lama memahami dan mencintai kebhinekaan, festival ini ibaratnya adalah perayaan atas kebhinekaan itu sendiri.

Semoga setiap makna dalam festival kebhinekaan ini bisa sampai kepada kita semua dan mempererat persaudaraan dengan sesama manusia di manapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun