Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Kebhinekaan IV yang Semakin Inklusif: Saat Semua Kalangan Bisa Merangkai Persaudaraan

15 Maret 2021   17:36 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Kebhinekaan keempat ini dibuka dengan sangat cantik dengan pemutaran sebuah film dan diskusi bertajuk "Beragama Lintas Budaya" dengan narasumber Gus Roy Murthada. Tak cuma itu, pembukaan event ini juga diisi dengan Obrolan Spesial bersama penulis Agustinus Wibowo bertema "Memaknai Tanah Air". Keseruan dan interaksi diskusi dan obrolan ini tercipta juga dengan arahan handal sang moderator Kanti W. Janis.

tangkapan layar
tangkapan layar
Gus Roy membuka festival ini dengan perspektifnya yang sederhana dan mengenai paradigma kebhinekaan dalam hal keyakinan dan agama di Indonesia dari zaman ke zaman serta bagaimana setiap agama dan keyakinan ini berkaitan dalam sistem sosial kita. 

Alumni pesantren Tebu Ireng Jombang ini menceritakan bagaimana akulturasi budaya pada pola hidup umat beragama di dunia. Ia juga berbagi pandangan meengenai pergeseran perspektif terhadap keyakinan-keyakinan tertentu di masyarakat.

Di empat hari selanjutnya festival ini mengadakan wisata bhineka secara virtual ke beberapa tempat ibadah terbesar di Jakarta yaitu Mesjid Istiqlal, Gereja Katedral, Gereja Immanuel dan Klenteng Shin Tek Bio. 

Kegiatan ini dipandu oleh tim Wisata Kreatif Jakarta. Selain itu ada Meditasi Cinta Kasih berupa Yoga dengan fasilitator Wiria Kalyana dari Vihara Bodhi Nyana. 

Sesi lainnya yaitu obrolan milenial berjudul "Kenali Kami Lebih Dekat" yang mempertemukan dan saling mengenalkan para pemuka enam agama besar di Indonesia yaitu Islam Sunni, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Kong Hu Chu) dengan fasilitator dari Baha'I Indonesia.

Di setiap harinya, festival ini selalu mengadakan pemutaran film dengan kisah-kisah yang bisa dikupas dan dimaknai sebagai usaha perdamaian, toleransi atau  diterimanya perbedaan keyakinan setiap manusia di muka bumi. 

Yang menarik, film-film ini dinikmati oleh para penulis dan pencinta film dari KOMIK (Kompasianers only Movie Enthusiast Klub). Di hari Jumat, 26 Februari 2021 panitia memutarkan film berjudul "Seeking The Imam" yang diikuti dengan diskusi mengenai "Pengalaman Milenial Bergabung dengan Isis". 

Selanjutnya sesi Obrolan (Millenial Talks) Kenali Kami Lebih Dekat yang mengangkat agama Islam Syiah, Islam Ahmadiyah, Buddha Kasogatan dan Hare Krishna dengan fasilitator Satrya Tumbelaka Foundation.

Pertunjukan Virtual Wayang Potehi Rumah Cinwa digelar di hari ke-4 festival ini dengan fasilitator Koko Jali. Ini jadi pertunjukan yang cukup menyenangkan dalam masa aktifitas di rumah apalagi di suasana weekend. Tak cuma itu, sesi Virtual Sale Pasar Rakyat lasem yang digelar setelah pertunjukan wayang Potehi tak kalah seru.

Di jum'at siang ada pemutaran film mengenai holocaust berjudul  "6 Jam di Auschwitz" dan pameran foto oleh Monique Rijkers bertema "Keberagaman di Jalur Sutera" dengan fasilitator Hadassah of Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun