Dalam rangka lanjutan misi amal "Relieving The Hunger" atau meringankan beban mereka yang lelaparan, klub Lions Jakarta Nusantara mengadakan lagi tur virtual untuk mengumpulkan donasi. Tur diselenggarakan klub ini atas kerjaasama klub dengan komunitas Wisata Kreatif Jakarta.
Beberapa bulan lalu, tur perdana dilakukan dengan tujuan kota suci Mekkah. Nah, tur amal kedua ini juga dilakukan dengan tujuan kota suci yaitu kota Yerusalem di Israel.Â
Sabtu 31 Oktober 2010 lalu tur virtual  ke Yerusalem diadakan dengan empat puluhan peserta termasuk saya. Revalino Tobing bertindak sebagai pemandu tur dan dibantu asisten teknis yaitu Ira Lathief sang founder Wisata Kreatif Jakarta. Ini adalah tur virtual berdasarkan pengalaman Revalino yang pernah mengikuti tur religi ke Yerusalem.
Dalam simulasi virtual, pemandu mengajak peserta berangkat ke negara Israel dengan pesawat dari Turki karena tak semua negara diizinkan melakukan penerbangan langsung ke Israel atas alasan keamanan. Pesawat pun mendarat di bandara Tel Aviv.
Perjalanan virtual dilanjutkan dengan bus rombongan menuju bukit atau gunung Sion. Menurut Revalino, umumnya bus yang ada di sini disupiri langsung oleh si pemilik bus sendiri. Dan, bus di Israel rata-rata sudah canggih fasilitasnya dilengkapi dengan pintu hidrolik.
Dalam perjalanan terlihat juga hijau pepohonan yang tidak terlalu rimbun. Maklum saja, Israel adalah salah satu negara timur tengah yang didominasi gurun pasir dan beriklim kering. Walaupun kurang dipenuhi hijaunya pepohonan, Israel justru termasuk negara tersubur di antara negara-negara di Timur Tengah.
Bus pun tiba di Gunung Sion. Gunung Sion sebenarnya adalah sebuah bukit di luar tembok kota tua Yerusalem. Tapi, orang Israel terbiasa menyebut bukit dengan sebutan gunung. Pemandangan di sini juga seperti di tempat lainnya, didominasi tembok bebatuan meskipun terlihat hamparan yang lebih luas dan terbuka.
Menurut sejarah, bukit Sion atau Zion awalnya adalah sebuah benteng milik orang-orang Yebus yang akhirnya direbut oleh Raja Daud. Istilah Zion juga berlaku untuk seluruh wilayah di Israel. Dari sinilah muncul sebutan Zionis yang berarti penduduk atau pengikut Zion.Â
Destinasi awal tur ini yaitu makam raja Daud yang berada di gunung Sion. Makam Raja Daud ini berusia ribuan tahun.
Makam Raja Daud selalu dipadati pengunjung yang ingin berdoa, mencurahkan kata-kata atau sekedar melihat dan berfoto di tempat bersejarah ini. Orang Yahudi terbiasa ke tempat ini untuk melantunkan mazmur yang ditulis oleh Daud yang banyak menceritakan tentang alam.
Penduduk Israel setiap tahunnya memperingati hari kematian Raja Daud dengan berdoa dan belajar di sepanjang malam.
Tembok ratapan adalah sisa dinding Bait Suci yang dibangun oleh Raja Herodes. Bait Suci itu hancur saat orang-orang Yahudi memberontak kepada kerajaan Romawi di tahun 70 Masehi. Awalnya dinding ratapan ini panjangnya 485 meter tapi kini hanya tersisa 60 meter.
Orang Yahudi percaya di tembok ini ada kehadiran ilahi atau Tuhan karena tembok yang tersisa itu tidak hancur. Maka itu menurut mereka berdoa di tembok ini sama saja berdoa kepada Tuhan. Dan, kenapa ini disebut tembok ratapan yaitu karena orang Yahudi biasa meratapi dosa-dosa mereka di tembok ini.
Tapi, sesuai paham Yahudi ortodoks, dalam berdoa tidak bisa bercampur laki-laki dan perempuan. Area tembok ratapan pun dibagi dua antara area laki-laki dan area perempuan.Â
Untuk laki-laki, sesuai aturan agama Yahudi, memasuki wilayah tembok ratapan ini harus menggunakan topi yang menutupi ubun-ubun kepala. Laki-laki Yahudi memang punya tradisi memakai Kippah atau penutup kepala khas mereka.Â
Perempuan Yahudi juga punya aturan harus menutup kepala mereka dengan kerudung serta jubah atau baju panjang untuk menutup tubuh mereka. Seperti ajaran Islam, ajaran Yahudi pun memandang bahwa seluruh tubuh dan rambut kecuali telapak tangan adalah aurat bagi perempuan. Bahkan ada ajaran Yahudi yang mengatakan bahwa wajah pun termasuk aurat sehingga perempuan mereka menggunakan cadar.
Menurut sang pemandu tur, harga makanan, minuman dan souvenir di lokasi wisata suci Yerusalem sangat mahal. Air mineral saja per botol kecilnya bisa berharga 5 dolar Amerika. Menurutnya lebih baik berbelanja di kota Betlehem karena harga barang jauh lebih murah, bisa seperlima harga di tempat wisata di Yerusalem.
Perjalanan lalu dilanjutkan ke wilayah Gunung Scopus.
Gunung Scopus adalah pegunungan di timur laut Yerusalem, Israel. Seperti Gunung Sion, secara ketinggian Gunung Scopus sebenarnya adalah sebuah bukit yang menghadap ke kota Yerusalem. Gunung Scopus dijadikan tempat penting dan strategis sebagai basis penyerangan ke kota Yerusalem sejak zaman dulu. Sebuah Legiun Romawi bahkan berkemah di sana pada tahun 66 Masehi.
Yang paling menarik dari tur ini yaitu perjalanan napak tilas dari kelahiran hingga kematian dan kenaikan Yesus Kristus atu dikenal dengan Nabi Isa dalam ajaran Islam dan Yahudi.
Tur diarahkan ke kota Betlehem di wilayah negara Palestina dimana diketahui sebagai kota kelahiran Yesus Kristus atau Nabi Isa. Kunjungan dilakukan di Gereja Kelahiran di kota Betlehem ini.Â
Gereja Kelahiran atau Gereja Nativity dari luar terlihat seperti tembok benteng yang dikelilingi tiga biara, yaitu Orthodox, Armain dan Katolik Roma. Untuk masuk ke dalam gereja, pengunjung harus melalui pintu batu yang sangat kecil.Â
Konon, pintu kecil tersebut sengaja dibuat agar pengunjung mau merendahkan diri saat masuk ke gereja dan tak ada perasaan angkuh.Â
Ada juga yang mengatakan kalau bentuk pintu yang sangat kecil itu sengaja dibuat untuk menghadang perampok yang ingin masuk ke gereja dengan kuda saat berkecamuknya perang Salib.Â
Di dalam gereja ada goa tenpat kelahiran Yesus Kristus. Karena gua ini sempit, pengunjung diharuskan mengantri dan masuk satu persatu.
Di lorong-lorong goa gereja ini juga pengunjung melakukan liturgi atau kebaktian atau nyanyian puji-pujian kepada Allah. Tapi, yang boleh mengikuti liturgi di sini hanya Kristen Ortodoks. Di luar dari itu, peserta hanya bisa melihatnya.
Setiap malam natal, gereja ini sangat ramai dikunjungi umat kristiani dari berbagai penjuru dunia.
Tujuan berikutnya yaitu bukit Zaitun dimana dipercaya sebagai tempat kenaikan Yesus Kristus ke surga.
Kompleks ini berada dalam tembok Kota Lama Yerusalem yang disucikan dalam agama Islam dan Yahudi.Â
Orang seringkali mengira Kubah Emas ini sebagai Masjid Al-Aqsa tetapi ternyata berbeda.Â
Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci bersejarah bagi umat Islam karena tempat ini diyakini sebagai tempat naiknya Nabi Muhammad menuju surga yang dikenal dengan peristiwa Isra' Mi'raj.
Gereja Saint Anna adalah gereja dimana Bunda Maria, ibu yang melahirkan Yesus Kristus atau Nabi Isa, dilahirkan. Gereja dengan luas 34 m dikali 19,5 m ini di tahun 1954 direnovasi oleh para Imam Putih. Mereka mengembalikan gereja ini ke bentuk aslinya. Di bagian bawah gereja terdapat kapel untuk memperingati kelahiran Bunda Maria. Menurut sebuah kitab apokrip, perawan Maria konon dilahirkan di dekat Bait Suci di Yerusalem ini.Â
Akhirnya kami peserta juga termanjakan dengan wisata pantai di Laut Mati. Laut Mati ini sebenarnya adalah danau atau lautan di tengah daratan. Dari sisi kota Yerusalem memandang ke arah Laut Mati, terlihat daratan negeri Yordania atau Jordan.
Sang pemandu juga menceritakan kebiasaan dan seluk beluk berwisata di negeri Israel hingga kota Betlehem di Palestina. Menurutnya, banyak restoran di Israel yang juru masaknya adalah orang-orang Arab. Masakan khas Indonesia seperti rendang pun ada di Yerusalem dengan orang Arab sebagai juru masaknya.
Israel merupakan negeri yang pemandangannya sangat indah. Urutan mayoritas penganut agama di Yerusalem yaitu Yahudi, Islam dan Kristen. Agama lainnya pun ada sebagai super minoritas di kota ini.
Dalam perjalanan virtual di kota ini, Saya merasakan pengalaman batin yang teduh dimana tiga agama yang seringkali berseteru di dunia ini punya akar sejarah yang sama. Kami semua berangkat dari perjalanan sejarah yang titik temunya ada di kota Yerusalem.
Di luar kota ini banyak yang berperang atas nama agama tapi sebenarnya kedamaian dan kerukunan justru terjadi di kota Yerusalem. Tak ada perseteruan atas sejarah di sini meskipun setiap agama ini punya keyakinannya masing-masing.
Bahkan, jamaah umroh yang berasal dari Palestina dan harus berangkat dari bandara Yordania pasti melewati area negara Israel. Bus rombongan umroh Palestina inu pun selalu mendapatkan pengawalan dari polisi Israel dan diprioritaskan pemakaian jalurnya agar tidak terkena hambatan di jalan.
Tur ini juga diikuti oleh anak-anak penderita kanker. Semoga misi amal yang dilakukan Jakarta Lions Club membawa berkah bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H