Jusuf Kalla justru membuat pengakuan bahwa dirinya yang melepas lahan sebesar sekitar 220ribu hektar di Kalimantan kepada Prabowo dengan syarat Prabowo membayarnya tunai. JK beralasan bahwa lahan tersebut dulunya diincar oleh warga asing dan daripada dibeli mereka maka JK menyetujui Prabowo membeli lahan tersebut dengan status HGU.
Dengan mengangkat kasus lahan Prabowo saat di debat, bukan berarti Jokowi di atas angin dan bisa ongkang-ongkang kaki. Ini justru jadi hal yang semakin berat untuk dirinya. Jokowi kini harus berhadapan dengan pihak-pihak yang justru ada di kubunya sendiri.Â
Jokowi harus memperjuangkan kepentingan rakyat dengan resiko mengorbankan hubungan baik dengan banyak pihak di kalangan elit. Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan juga mengakui dirinya memiliki lahan dan yang jadi persoalan adalah ucapan Prabowo tidak sesuai dengan apa yang ia miliki.Â
Menurut Luhut, selama Jokowi memerintah tidak pernah dikeluarkan konsesi yang beratus-ratus ribu hektar. " Tidak ada dan tidak akan pernah terjadi. Kenapa? Karena tidak bagus untuk kita juga," ucap Luhut pada sebuah kesempatan.Â
Pada Konvensi Rakyat yang diadakan di Sentul International Convention Center (SICC) minggu 24 Februari 2019 lalu Jokowi juga menyinggung soal ini. Bahkan, Jokowi mengatakan dirinya menunggu pihak-pihak yang mau mengembalikan konsesi lahan kepada negara. Jokowi berjanji akan membagikan lahan tersebut kepada rakyat kecil. Jokowi mengatakan menunggu saat itu juga pihak yang mau mengembalikan lahan.Â
Ucapan ini disambut riuh sekitar tiga puluh ribu relawan dan undangan yang hadir di SICC. Lima menit momen itu masih membahas soal konsesi lahan. Jokowi pun sempat terdiam dan menitikkan air mata. Serpertinya rasa sesak menyeruak saat Jokowi hendak melanjutkan pidatonya. Entah apa yang dipikirkan Jokowi. Mungkin saja rentetan tudingan ke dirinya dan berbagai tekanan banyak pihak sudah mulai membuatnya tidak nyaman.Â
Semoga carut-marut soal konsesi lahan ini segera mendapatkan solusi dan Jokowi kuat menghadapi permasalahan ini karena negeri ini masih butuh dinakhodai oleh pemimpin yang berani demi rakyatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H