Mereka sebenarnya simbol dari pertikaian dua kubu pendukung di belakang mereka. Dua kubu ini sedang mempola strategi untuk dibawa oleh perwakilan mereka, sang capres 01 dan 02. Kubu Jokowi kental dengan perlawanan terhadap orde baru dan kubu Prabowo cenderung menyoroti aspek baik yang terjadi dalam era orde baru.
Beberapa waktu belakangan saya pun melihat Jokowi sudah memainkan pola-pola "menyerang lawan". Pola yang di awal 'bertahan' diganti dengan pola permainan yang lain. Prabowo yang baru saja sembuh dari sakit pun mengambil simpati banyak pihak. Belum lagi kasus Ahmad Dhani yang dipenjara dan tendensi yang berkembang malah menyudutkan Presiden Joko Widodo memaksa sang petahana ini mengubah pola permainan menjadi menyerang untuk melindungi diri dari serangan fitnah dan hoaks.
Apapun yang terjadi dalam debat satu lawan satu ini yang lebih dinilai oleh masyarakat mungkin adalah sikap dari dua kandidat pemimpin kita ini. Penguasaan masalah adalah sebagian persen faktor penentu beralihnya suara pemilih kepada kedua capres.
Saran saya, bijaklah memilih yang memiliki gagasan, bukan faktor bungkusan semata. Bijak pula lah memilih calon yang konsisten. Debat kedua kelak jadi lebih seru dan berarti dengan kecerdasan pemirsanya. Kejayaan Indonesia tak melulu persoalan persaingan Jokowi vs Prabowo. Kejayaan negeri ini dari kedaulatan rakyatnya memilih masa depan dengan hati nurani.
Jadi, kira-kira siapa yang akan menguasai duel 'head to head' nanti? Mari kita prediksi dengan hati nurani...!