Pada tahun 1999, saat masih menjabat sebagai presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela mengunjungi Indonesia dan bertemu Megawati. Itulah kali pertama Megawati bertemu Nelson Mandela.Â
Saat itu Nelson Mandela menceritakan kekagumannya dengan Bung Karno dan Syekh Yusuf, pejuang Islam dari Indonesia yang dibuang ke negerinya oleh penjajah Belanda.
Tokoh peraih nobel tersebut mengakui bahwa Syekh Yusuf adalah inspirasinya untuk bertahan dengan keyakinannya memperjuangkan kemerdekaan Afrika Selatan dari kaum apatheid.Â
Megawati sangat tersentuh pada pengalaman batin seorang pemimpin Afrika Selatan yang juga jadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin lainnya di dunia itu.
Pada kesempatan yang sama, Megawati pun memohon kepada Nelson Mandela untuk memberikan gelar pahlawan kepada Syekh Yusuf atas perjuangannya membela negara dan agama Islam.
Keakraban mereka sebagai sahabat pun berlanjut. Menurut Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, sebagai penghormatan terhadap Nelson Mandela, Megawati pernah mengirim batik kepada Nelson Mandela.Â
Bahkan, saat menjabat sebagai presiden RI yang ke-5, di tahun 2003 Megawati mengunjungi Afrika Selatan. Padahal, kala itu Nelson Mandela sudah tidak lagi menjadi presiden Afrika Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, Megawati mengunjungi Makam Syekh Yusuf dan terkesima dengan serta peninggalan sejarah Islam yang berkaitan dengan Syekh Yusuf. Saat mengunjungi makam, Megawati mengunjungi pula mesjid pertama di Afrika Selatan. Masjid tersebut dinamakan masjid Auwal.
Dulu, masjid itu dibangun oleh Tuan Guru setelah beberapa kali permohonan izin kepada pemerintah kolonial ditolak. Tetapi, konstruksi bangunan lama masjid yang dibangun Tuan Guru itu sudah tidak ada lagi. Masjid tersebut sudah berbentuk bangunan berlantai dua yang dihimpit dinding bangunan-bangunan lain di sampingnya.
Walaupun sudah tua, masjid itu terbukti menjadi bagian dari syiar Islam yang juga mengilhami seorang Nelson Mandela untuk bergerak merebut kemerdekaan Afrika Selatan dari kaum apartheid.
Menurut, Nelson Mandela terbakar semangatnya ketika melihat konsistensi dan kesabaran Syekh Yusuf dalam melakukan syiar agama dengan baik pada situasi yang sulit di masa pembuangan. Nelson Mandela kagum karena seorang Syekh Yusuf yang jauhnya dua belas ribu kilometer dari kampung halamannya saja bisa bersabar dan tetap konsisten memperjuangkan syiar Islam.