Perkawinan ibu Mega yang kedua ini jadi sorotan media massa padahal ia masih berstatus istri Surindro yang belum jelas nasibnya. Keluarga besar Bung Karno sampai menyewa pengacara untuk membatalkan pernikahan ibu Mega yang kedua itu. Sang suami Hassan pun menyerah pada keputusan Pengadilan Agama.
Ibu Mega baru merasakan kedamaian rumah tangga saat ia bertemu Mohammad Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktifis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dulu. Tokoh yang kemudian dikenal dengan nama Taufiq Kiemas ini juga seorang penggerak PDIP. Ibu Mega dan Taufiq Kiemas menikah di akhir Maret 1973.Â
Dari pernikahannya dengan Taufiq Kiemas lahirlah Puan Maharani. Taufiq Kiemas meninggal pada 8 Juni 2013 di sebuah Rumah Sakit di Singapura karena penyakit kelainan pada ginjalnya.
Melalui berbagai kesulitan yang dilewati, ibu Mega tetap telaten merawat anak-anaknya. Beliau merasa miris ketika aktif menolong bayi-bayi yang ditelantarkan oleh ibu penderita HIV/Aids. Beliau mempertanyakan rasa keibuan mereka yang tega membuang anaknya sendiri. Menurut ibu Mega, banyaknya bayi HIV/Aids yang ditelantarkan disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai HIV/Aids dari para ibu.
Pesan seorang ibu Mega bagi saya terdengar seperti nasihat dari seorang ibu kepada anaknya. Mengikuti perjuangan panjangnya rasanya malu bagi saya untuk mengeluh. Sungguh seorang perempuan itu istimewa karena kodratnya. Ibu Mega meyakinkan bahwa perangkat undang-undang di negara kita sudah memberi ruang gerak yang luas untuk perempuan berkegiatan dan berperan di masyarakat. Seorang ibu Mega saja sudah membuktikan beliau mampu, kenapa kita tidak?
Sumber: siaran langsung facebook.com/pdiperjuangan, tribunnews.com
*Sudah ditayangkan di Pepnews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H