Sampai saat ini, antara aktivis di PDIP dengan pihak Bawaslu masih terjadi perdebatan mengenai pelanggaran kampanye pada reuni 212 dengan menggiring pemilih melalui acara bernafaskan keagamaan. Hal yang disangkakan ini terus dibantah oleh pihak Bawaslu walaupun bukti rekaman sudah jelas berisi penggiringan publik. Masih sehatkan Bawaslu kita? Apa kata kunci ganti presiden diabaikan sebagai bukti penggiringan suara pemilih?
Sebagai umat muslim saya sangat menyayangkan aksi Habib Rizieq Shihab dalam mendikte umat pada pilihannya sendiri. Aksi yang sejatinya bisa membawa kesan baik, misi damai dikotori lagi-lagi oleh ambisi politik pihak-pihak tertentu.
Seorang Aa Gym pada kehadirannya di ILC meminta kita menilai aksi reuni ini pakai hati dan berhenti mengatakan bahwa umat islam anarkis. Aa Gym juga tetlihat geram dengan ulama yang bicaranya kurang baik. Beliau mengajak ulama untuk berkata baik. Sayangnya ucapan Aa Gym kontradiktif dengan ucapan seorang Fadli Zon yang mengatakan bahwa ucapan seorang Habib Rizieq adalah wajar.
Saya mengecam jika Islam  yang membawa misi rahmatan lil alami (rahmat bagi seluruh alam) dibajak untuk kepentingan sektoral seperti politik praktis. Semoga masyarakat terutama umat muslim mampu berpikir objektif tidak sekedar terpancing oleh pernyataan seseorang dengan label ulama atau pemuka umat manapun. Semoga masyarakat bisa menyaring setiap ujaran kebencian dan hasutan yang menjelang 17 April 2019 semakin gencar dilakukan.
Sudah habiskah metode kampanye lainnya sampai umat Islam dimanfaatkan semangat jihadnya dan surga dijadikan alat kampanye?
Seperti apa sebenarnya skenario Rizieq Shihab dan koalisinya?
Semoga pemilu damai, dijauhkan dari aksi dikte oleh pihak manapun. Ayo melek fakta dan jadilah pemilih cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H