Ia menjelaskan mengapa ia menyebut presiden Jokowi Banci karena tidak mendatangi peserta aksi 4 November 2016 lalu. Padahal, pada aksi 2 Desember 2018 (aksi 212) Jokowi hadir bahkan ikut shalat Jumat bersama peserta di lapangan silang monas.
Konferensi Video yang disiapkan panitia acara ini juga memutar pidato Habib.Rizieq Shihab dari Arab Saudi yang menyatakan haram memilih partai pendukung penista agama, menyinggung kebobrokan pemerintah era Joko Widodo atau Jokowi sampai seruan 2019 Ganti Presiden.
RIzieq menyebutkan kriteria tertentu capres terbaik yang mengarah pada pasangan Prabowo-Sandi layaknya seorang sales yang menawarkan produknya... di tengah acara yang katanya aksi jihad umat Islam ini.
Penuh muatan politis... Panitia acara yang berisi gabungan tim kampanye nasional Prabowo-Sandi seperti Al Khatat dan juru bicara gerakan Ganti Presiden seperti Neno Warisman, ustad Haikal Hassan ini melalui Al Khatat memgatakan bahwa acara ini bukan kampanye dan tak ada muatan politis.
Sebuah pengakuan yang sangat naif yang bahkan dengan mata telanjang kita bisa melihat kuatnya nuansa politik di perhelatan ini. Bahkan, panitia yang katanya akan mengundang presiden Joko Widodo ini urung meneruskan niatnya. Yang mereka undang hanya salah satu capres. Saya seperti menonton sebuah film yang labelnya misteri tapi jalan cerita sudah bisa saya tebak sebelum film diputar.
Di antara masa yang berbondong-bondong datang, saya yakin banyak hati yang tulus ikut serta karena kecintaan mereka pada Tuhannya. Di antara mereka juga pasti sudah paham kemana arah perhelatan ini dan memang hadir untuk misi politis. Banyak kerancuan dalam pengakuan panitia acara ini. Katanya aksi ini membuat larisnya pemesanan hotel bintang 5 dan 4 di sekitaran monas. Padahal, katakanlah Prabowo sebagai capres andalan mereka, mengklaim bahwa 99 persen rakyat Indonesia hidup miskin. Kontradiktif!
Bawaslu nasional dan bawaslu propinsi mengatakan bahwa acara ini tidak melanggar aturan dam tidak bermuatan kampanye. Sungguh pernyataan yang dipaksakan...!
Sebegitunya nafsu berkuasa hingga menjadikan umat islam kayu bakar untuk tungku pengolah suara? Seorang Prabowo Subianto yang di perjalanan menuju acara masih sempat menampilkan diri di atas kap mobilnya layaknya aksi pawai mungkin merasa akan meraup banyak suara dari kegiatan ini. Beliau tidak menyadari bahwa kaum moderat sangat dimungkinkan tidak menyukai aksi ini. Beliau bisa jadi justru kehilangan suara moderat. Entahlah!
Saya sebagai seorang muslim hanya bisa mendoakan saudara-saudara seiman saya mendapatkan pahala atas niat baiknya bersilaturahmi dan bermunajat kepada sang Khalik melalui ajang ini. Tapi semoga juga terbuka mata hati mereka untuk tidak diperalat petualang politik yang tak lelahnya mengejar ambisi menjadi penguasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H