Mohon tunggu...
Lia Megasari
Lia Megasari Mohon Tunggu... lainnya -

memulai dengan hati untuk sebuah inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eps 6 _ Rose dan Kamboja

3 Maret 2012   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:33 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum menapaki jalanan aspal seratus meter tiba – tiba mobil yang dikendarai Natasya berhenti merengek –rengek , Kesal dan agak blank sejenak Natasya menyikapi kejadian yang dialami barusan. “ Hahh,…hufffff.!” Natasya bergumam dan mengumpat dalam hati. Dibuka pintu dangan agak kasar lalu dibanting saat menutupnya . Lantas Ia mengecek mesin mobil , Lalu ban belakang , Dan memang agaknya kempes. Dikeluarkan telephone genggam dari dalam tas beberapa nomor dihubungi dan tidak ada yang mengangkat , Dengan kesal Natasya membanting handphone itu ke jok . Dan diam sejenak. Sempat kaget dan tercengang saat ada yang menghampiri dari balik kaca mobil miliknya .

Pria muda dengan jaket membungkus tubuh yang ideal itu mengeluarkan pertanyaan dengan nada baik dan ramah. “ Malem , Kenapa mogok yah , Di depan ada bengkel tapi mungkin tutup kalau bias diberesi sendiri dulu.!” Lelaki itu memulai pembicaraan seiring mematikan mesin motornya.

“ Ia nggak tau nih , Saya jarang sekali bawa mobil , tadi ban belakang kempes , mungkin juga bocor , Mana mungkin saya perbaiki , Mau cari dongkrak dan ban serep dimana .” Mau tidak mau Natasya menjawab pembicaraan dengan lelaki tersebut karena dirinya tengah pasrah dalam keadaan seperti itu.

“ Oh, gampang nanti saya hubungi teman bisa membantu mungkin , Dia suruh ke jalan ini membawa ban serep dan alat bengkelnya , Dia mau dibayar berapa pun tidak banyak ribet .” “Ohh gitu yah mas , Boleh deh saya mau , Apa orangnya bisa sekarang dihubungi ?” Natasya penuh harap cemas.

“ Bisa mudah – mudahan dia tidak sibuk ya .” Lalu menelpon orang yang dimaksud untuk datang dan memberesi mobil perempuan itu .

“ Mas , makasih banget udah ngasih tau dan membawakan orang memberesi mobil ini , Untung ada mas lewat dan mau membantu .” Natasya dengan senang hati menanggapi bantuan lelaki itu.

“ Tidak apa – apa , Biasa aja kok .” Pria itu merendah diri

“ Oya , Mas siapa , Apa tidak keberatan disini untuk menolong saya sambil menunggu orang bengkel datang ?”

“ Oya , Kenalkan saya Reginatan, Panggil aja Regi .” Pria itu menyodorkan tanganya selayaknya berkenalan baik dengan orang yang baru ditemuinya.

“ Natasya.” Tangan Regi disambut oleh Natasya dan bersalaman.

“ Mas gak apa – apa agak lama disini ? “ Natasya kembali meyakinkan Regi merasa takut akan merepotkan saja bila menolong nya.

“ Nggak apa – apa lah Tasya , Santai aja lagian saya cuma menunggu saja sama sekali tidak merepotkan .” Kata – kata yang terlontar dari bibir Regi hanya topeng belaka dan berkebalikan dengan niat dihati nya. Seandainya saja Natasya tau apa yang terjadi sesungguhnya bahwa pria yang menolong di depan matanya adalah yang mengakali mobil nya untuk mogok ditengah jalan raya itu , Dan mencari kesempatan untuk menemukan celah menghancurkan dirinya atas nama pembalasan kematian Wildan. Tapi sayangnya Natasya tidak tau – manau akan hal itu. Bahkan Kematian Wildan pun tidak pernah Ia tau.

Apa yang dikatakan Regi di depan Natasya memang tampak benar , Tingkah laku Regi sama sekali tidak membuat Natasya tertekan , Takut , Apalagi arogan . Justru sebaliknya Natasya tampak santai dan nyaman saja mengobrol , berkenalan , Bahkan memberikan kontak dan saling bertukaran nomor. Sama sekali seperti pertemanan baru yang menyenangkan. Orang yang dijanjikan Regi untuk memberesi mobil Natasya dating jua . Preman yang tadi mengakali mobil Natasya yang dipanggil oleh Regi ketempat itu untuk memperbaiki lagi . Terang saja semua dilakukan dengan amat mudah , Dan berhasil dengan enteng . Lalu mobil itu kembali lancar , Tidak lain ucapan terima kasih dari bibir gadis itu untuk bantuan Regi. Setelah tampak beres lalu Regi berpamitan untuk memastikan bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi , Natasya terlihat lega dengan kondisi mobilnya yang telah normal kembali .

“ Tasya,,.aku tinggal yah kan sudah beres mobil nya .” Regi berbasa – basi di depan musuh terselubungnya.

“ Ia Reg , Maksih banget dah udah mau nolongin .”

“ kamu Hati – hati yah tas , Sendirian lagi , Jangan kebut – kebut deh !” Seolah perhatian Regi benar – benar seperti teman baik.

“ Iya Reg , Kamu juga Hati – hati ya .” Menunggingkan sebuah senyuman tulus dari paras nya Natasya tampak seperti wanita bodoh di mata Regi.

Lalu perkenalan singkat itu berlalu dengan diakhiri suara gas masing -masing dari kendaraan mereka . Awal yang baik untuk rencana Regi . Perkenalan yang akan membawa ke tahap selanjutnya , Sudah digenggaman tangan , Terserah mau diapakan hal awal itu , Untuk sekedar berbalas dendam apakah ada hal yang lebih baik yang lebih pantas untuk dilakukan dari sekedar membuat perhitungan ? Hanya hati yang berbicara nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun