Mohon tunggu...
Lia Wardani
Lia Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Journey of PPG

26 Agustus 2022   17:10 Diperbarui: 26 Agustus 2022   17:20 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, Sahabat kompasiana yang tercinta. Ucapan syukur alkhamdulillah akhirnya di tahun 2022 ini saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi kandidat PPG dalam jabatan Kategori 1.

PPG merupakan suatu impian bagi saya yang seorang gty, bahkan merupakan sebuah penantian teman seperjuangan diluar sana, singkat cerita sebelum akhirnya saya menjadi kandidat peserta ppg dalam jabatan kategori 1 di tahun 2022 ini. 

Pada tahun 2015 pertama kalinya pemerintah mengadakan UKG atau biasa di sebut dengan uji kompetensi guru, saya beserta teman seperjuangan mengikutinya dengan system ujian melalui aplikasi yang bisa langsung dilihat nilai nya, saya pun bisa langsung melihat nilai saya yang alhamdulillah waktu itu hasilnya baik.

Tindak lanjut dari hasil ukg tersebut pada tahun 2018 saya mendapat undangan melalui SIMPKB untuk mengikuti pretest ppg yang sebelumya dikenal dengan nama PLPG kemudian diganti dengan istilah ppg. besar harapan saya saat mengikuti nya agar bisa lulus dan membayangkan mengikuti ppg agar menjadi guru yang professional. 

Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan setelah beberapa bulan mengikuti pretest ppg akhirnya ada pengumuman di simpkb namun tidak disertakan nilai yang diperoleh dari masing-masing peserta hanya ada keterangan lulus dan tidak lulus. 

Dan ternyata masih di uji kesabaranya saya belum lulus teman saya pun ada yang lulus dan tidak lulus. Dalam hati ya sudahlah mungkin kurang rajin belajarnya sehingga nilai yang diperoleh masih kurang karena jujur soal-soal saat itu yang keluar memang sulit menurut saya, tidak hanya  soal-soal tentang bidang study kita namun juga terdiri dari professional, pedagogic, akademik dan lain sebagai nya.

Seiring berjalannya waktu di tahun 2019 pemerintah mengadakan pretest ppg kembali dan seperti biasa setiap guru dimohon mengecek atau membuka simpkb masing-masing untuk bisa mengikuti pretest ppg, saya pun akhirnya membuka simpkb dan benar tertulis undangan mengikuti pretest ppg, berharap saya bisa lulus pada waktu itu dan hasilnya segera terlihat. 

Saya pun terus menunggu hasilnya sampai kurang lebih satu tahun tidak ada hasil, dan pada saat itupula terjadi wabah covid 19 yang menyerang negeri ini dan akhirnya saya pun berniat melupakan saja hasil nilai tersebut. Sampai akhirnya tiba di tahun 2021 setelah selang waktu dari jadwal pretes kurang lebih dua tahun. 

Tiba -- tiba ada informasi untuk membuka pengumuman hasil pretest yang menurut saya rasanya aneh tidak pernah ada nilai yang terlihat namun hanya ada keterangan lulus dan tidak lulus, dan ternyata saat itu saya pun masih diuji kembali dengan predikat tidak lulus dalam hati rasanya malu campur aduk karena masih saja gagal. 

Melihat teman-teman yang sudah lulus dan melaksanakan ppg mendengar cerita nya pun saya sudah senang walaupun seperti di takut -- takuti. 

Selang beberapa bulan salah satu teman tiba- tiba telepon dan memberi kabar bahwa ada penambahan kuota di tahun 2021 dan peserta dimohon membuka simpkb kembali, saya mengeceknya karena saat itu ada kebijakan baru penurunan pasing grade, dengan besar harapan saya pun membuka pengumuman yang membuat saya tidak percaya saat itu karena tiba-tiba yang semula di nyatakan tidak lulus menjadi lulus karena adanya kebijakan baru. 

Saya pun melengkapi berkas yang dibutuhkan dan akhirnya saya merasa mendapat harapan palsu karena status saya saat itu bukan peserta utama melainkan peserta cadangan. 

Ya sudahlah memang belum rejeki nya di tahun 2021. Beberapa bulan kemudian ada pengumuman lagi dan memang kalau sudah rejeki tidak akan kemana saya pun di nyatakan sebagai peserta utama tahun 2022 pada salah satu perguruan tinggi dikota salatiga.

PPG tahun ini dilaksanakan secara daring, saya bersyukur karena masih bisa dekat dengan keluarga karena doa juga dukungan dari keluarga bisa sampai di titik ini dan tidak meninggalkan tugas utama seorang guru. Di awal kegiatan ppg saya masih merasa canggung dalam mengikuti pembelajaran , namun dengan seiring berjalan nya waktu untuk terus belajar akhirnya menuntun saya untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

Di PPG ini saya mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan yang baru dalam hal pendidikan, serta saya menemukan teman dari berbagai daerah juga dari berbagai kalangan yang sekaligus ibarat keluarga baru bagi saya. 

Kegiatan dilakukan secara online mulai dari mengerjakan tugas yang ada di LMS, belajar membuat PPT untuk presentasi, melaksanakan peerteaching, ujian komprehensif dan saat ini saya sedang pada tahap praktik pengalaman lapangan atau PPL yang mana harus belajar untuk mengedit video pembelajaran dan masih banyak lagi tahapan yang harus di lalui.         

Disini kami saling membantu, saling sharing tentang materi atau pembelajaran yang kami ikuti. Bapak ibu dosen serta guru pamong yang selalu siap membimbing saya, dan selalu memotivasi kami dalam menjalankan proses ppg ini .

Ternyata PPG itu tidak menakutkan seperti yang saya bayangkan tetapi merupakan pengalaman luar biasa yang perlu di nikmati prosesnya , dijalani dan disyukuri.  sekian terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun