Instalasi ini menciptakan kesan bahwa meskipun ada usaha untuk mengendalikan keadaan, selalu ada sesuatu yang tak terduga dan diluar kendali. Seperti halnya cerminan ketidakberdayaan dalam menghadapi emosi manusia yang sering kali sulit dikendalikan. Cairan berwarna merah dalam instalasi tersebut menjadi simbol sentimen yang intens seperti kemarahan atau kesedihan. Robot yang berjuang untuk mengendalikan cairan tersebut menciptakan analogi yang kuat tentang alamiah manusia dalam mengontrol amarah dalam diri. Melihat robot yang berulang kali berjuang namun tidak berhasil menciptakan momen refleksi karena dianggap sebagai sebuah kegagalan yang mengundang audiens untuk merenungkan tantangan yang sedang dihadapi serta pentingnya menerima ketidakpastian dalam perjalanan di kehidupan kita.
Karya instalasi ‘Can’t Help Myself’ oleh Sun Yuan dan Peng Yu menawarkan nilai estetika yang mendalam dan multifaset, yang dapat dilihat dari beberapa aspek menonjol. Pertama, penggunaan cairan merah menciptakan kontras mencolok dengan robot berwarna netral, tidak hanya menarik perhatian tetapi juga menyampaikan makna emosional yang kuat seperti kemarahan, kesedihan, atau ketidakberdayaan. Selain itu, pergerakan dinamis robot yang terus-menerus menyapu dan berjuang menciptakan ritme menawan yang memberikan nuansa dramatis, sehingga penonton diajak untuk terlibat secara emosional maupun visual. Meskipun desainnya yang terkesan simple yaitu hanya terdiri dari robot dan cairan disekelilingnya, karya ini secara gamblang menyiratkan kompleksitas perasaan natural manusia, dimana kesederhanaan ini justru memperkuat pesan dan menstimulus pengunjung dalam mengaitkan karya pada pengalaman pribadi serupa. Terakhir, ketegangan yang terasa antara kontrol dan kekacauan, meskipun teknologi dirancang untuk mengendalikan, justru menghasilkan kekacauan, menambah kedalaman estetika dan menarik perhatian penonton pada dilema emosional yang dihadapi.
Dengan menyaksikan robot beroperasi, penonton tidak hanya sekadar menjadi saksi, tetapi juga didorong untuk merenungkan serta mempertanyakan cara kita mengelola emosi pribadi dalam konteks yang lebih luas, mengundang diskusi mendalam mengenai tema kontrol, ketidakberdayaan, dan dinamika interaksi kita dengan perasaan. Dalam hal ini, fungsi robot yaitu sebagai pernyataan artistik yang lebih besar mengenai kondisi manusia, di mana karya ini menantang pemahaman konvensional tentang kapabilitas manusia dan mesin dalam menghadapi tantangan yang afektif. Hal ini sekaligus memberikan perspektif baru yang mengajak kita untuk merenungkan kompleksitas pengalaman manusia dan bagaimana kita beradaptasi terhadap berbagai konflik psikis yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H