Instalasi robotika yang memadukan teknologi dan emosi
Seni instalasi modern adalah bentuk seni kontemporer yang mencakup berbagai media dan objek untuk menciptakan pengalaman visual dan emosional yang terbaru. Berasal dari istilah ‘installation’ yang artinya pemasangan, seni ini melibatkan penyusunan dan perakitan berbagai elemen seni, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi di dalam suatu ruang tertentu untuk menyampaikan makna yang lebih dalam.
Seniman
Sun Yuan dan Peng Yu sering dipandang sebagai dua seniman Tiongkok yang paling kontroversial karena terkenal akan instalasi ekstrem dan karya seni konseptual mereka. Karya-karya mereka umumnya mengeksplorasi tema-tema kematian, persepsi, dan kondisi manusia, tidak jarang pula mereka dianggap sangat konfrontatif dan provokatif. Beraneka media yang tidak biasa telah menjadi ajang bagi mereka berekspresi, termasuk mesin, jaringan lemak manusia, dan bahkan mayat bayi, keberanian inilah yang membuat kedua seniman tersebut menarik perhatian dan memikat banyak orang. Karya ‘Can't Help Myself’ oleh Sun Yuan dan Peng Yu menjadi salah satu dari contoh nyata seni instalasi modern yang mencerminkan karakteristik tersebut. Karya ‘Can’t Help Myself’, kembali masuk ke dalam percakapan dunia sebagai salah satu instalasi interaktif di New York yang dinilai provokatif, menyedihkan dan relatable.
Instalasi ini memperlihatkan sebuah robot baja anti karat di ruangan putih, sedang membersihkan genangan cairan berwarna merah darah. Dilihat dari balik dinding akrilik bening, lengan mekanis tersebut di program untuk dengan panik mendorong cairan kembali ke tempatnya setelah sensor mesin mendeteksi cairan telah menyimpang terlalu jauh, meninggalkan noda dan cipratan merah. Dalam karya ini, robot industri yang melakukan gerakan berulang tersebut hingga menciptakan siklus ketidakberdayaan menjadi gambaran besar tentang hubungan antara manusia dan teknologi.
Secara tidak langsung, upaya robot tersebut untuk membersihkan kekacauan cairan merahnya hanya terus memperburuk situasi. Siklus menyakitkan tersebut melambatkan robot secara signifikan, sehingga pada tahun 2019, lengannya pun perlahan berhenti dan mati. Sesuai dengan namanya, robot tersebut pada akhirnya tidak dapat menahan dirinya. Akan tetapi, robot tersebut sebetulnya bergantung pada listrik dibanding hidrolika, sehingga dengan kejamnya robot tersebut dipaksa untuk bekerja sepanjang hidupnya menuju sesuatu yang bahkan tidak tahu arahnya kemana. Memadukan sensor virtual-recognition serta sistem perangkat lunak mutakhir, Sun Yuan & Peng Yu ingin menvisualisasikan sebuah realita yang semakin terotomatisasi serta bagaimana hubungan antara manusia dan mesin.
Karya seni ini kembali viral pada November 2021 di aplikasi TikTok. Video pendek karya kedua artis asal Cina tersebut telah dilihat lebih dari 50 juta kali dan respon audiens yang bervariatif dan cukup emosional. Karya ‘Can’t Help Myself’ menjadi salah satu instalasi seni terkuat di era kontemporer dengan beragam interpretasinya seperti isu migrasi, kedaulatan, pengawasan, sistem kerja dan bahkan teknologi itu sendiri. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ‘Can’t Help Myself’ memiliki aspek manusiawi yang rupanya mengundang simpati. Melalui karya ini penonton di inisiasikan dapat merasakan kesedihan, keputusasaan dan bahkan frustrasi di setiap gerakan lengan robotnya, yang menangkap kebutuhan kontrol manusia dalam situasi yang tidak pasti. Instalasi ini memberikan kepuasan dan pada saat yang sama juga ketakutan.
Jika ditelaah melalui interaksi teknologi dan emosi, ‘Can’t Help Myself’ menggambarkan hubungan kompleks antara kedua hal tersebut yang dimana hal ini membuktikan bahwa robotik dapat menjadi media utama dalam mengeksplorasi tema ketidakberdayaan manusia. Instalasi ini tidak hanya menampilkan teknologi, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan hubungan kita dengan emosi dan kontrol dalam kehidupan sehari-hari.
Interaksi Teknologi dan Emosi
Dalam analisis yang memperhatikan interaksi antara teknologi dan emosi, karya ‘Can’t Help Myself’ menampilkan sebuah gambaran yang mendalam mengenai kompleksitas hubungan antara keduanya. Karya ini menunjukkan bagaimana teknologi, khususnya dalam bentuk robotika, dapat berfungsi sebagai sarana utama untuk mengeksplorasi tema ketidakberdayaan yang dialami oleh manusia. Instalasi ini tidak sekadar menyuguhkan aspek-aspek teknologi yang canggih, tetapi juga mendorong kita untuk merenungkan dan mempertimbangkan kembali hubungan kita dengan emosi serta aspek kontrol dalam kehidupan sehari-hari. Melalui refleksi ini, kita diajak untuk memahami lebih dalam bagaimana teknologi dapat memengaruhi, bahkan membentuk pengalaman hipersensitif kita, serta bagaimana ketidakberdayaan bisa muncul di tengah kemajuan teknologi yang pesat.
Salah satu komentar yang cukup menarik perhatian berkata “Robot itu hanya terjebak dalam lingkaran kehampaan, sama seperti kita yang bekerja keras dan terus-menerus menggunakan internet”. Komentar lain juga turut menghubungkan upaya robot yang tidak berarti untuk menampung cairan merah tua itu dengan kesulitan manusia, karena, menurut mereka, "Itu berdasarkan pada bagaimana orang mencoba bekerja dan membantu diri mereka sendiri untuk hidup, tetapi semakin lama mereka melakukannya, semakin menyedihkan dan menyakitkan jadinya. Tidak peduli seberapa keras mereka mencoba, mereka tidak akan pernah bisa menahan diri mereka sendiri”