Mohon tunggu...
Anggraeny
Anggraeny Mohon Tunggu... Penulis - Tarot Advicer dan Blogger

Empowered Taror Advicer, pemerhati spiritual, Gaya Hidup, Astrologi, seni dan budaya Pemilik akun IG @anggraenytarot, dan pengasuh web www.anggraenytarot.com JIka ingin kontak personal hubungi WA 081232067526

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bacaan Tarot Selebritas, Antara Popularitas dan Etika

10 September 2020   09:18 Diperbarui: 10 September 2020   09:26 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai tarot reader yang bekerja secara online, dan mengelola beberapa akun media sosial, mustahil jika saya tidak mendambakan banyak follower.

Banyak Follower berarti banyak calon klien yang saya miliki atau paling tidak banyak orang yang menerima kehadiran saya dalam hidup mereka, minimal di dunia maya. Maklum, masih ada masyarakat yang masih mengganggap miring profesi tarot reader.

Tidak heran, popularitas adalah hal penting untuk bisa diikuti banyak orang. Semakin popular, semakin banyak follower. Ada banyak cara untuk membranding diri dan membangun image yang menarik . Diantaranya sebagai tarot reader yang tok cer dalam melakukan bacaan tarot selebritas.

Bacaan Tarot Selebritas adalah bacaan tarot terkait orang terkenal yang sifatnya adalah memprediksi dan melakukan "penerawangan" perihal kehidupan pribadi mereka yang sedang menjadi topik hangat ditengah masyarakat.

Misalnya, bagaimana kehidupan percintaan mereka, prospek karirnya, bahkan penyakit dan hal lain yang sejatinya kurang pas jika dibaca dan dishare ke media massa.

Bacaan macam itu biasa dilakukan dengan atau tanpa seijin yang bersangkutan . Harus diakui hal tersebut, banyak menarik minat masyarakat dan jelas merupakan cara mudah untuk mendongkrak popularitas tarot reader. 

Terus terang saya sangat menghindari bacaan tarot semacam itu apa lagi jika dilakukan untuk tujuan mengangkat popularitas pribadi.

Namun saya menghargai mereka yang melakukan hal tesebut, walaupun itu bukanlah brand yang ingin saya lekatkan pada diri saya. Berikut ini akan saya ungkap beberapa alasan mengapa saya tidak melakukan bacaan tarot selebritas.

Mereka Bukan Klien
Pembacaan kartu tarot adalah hal yang sifatnya sangat personal. Bagi saya terasa aneh jika saya melakukan pembacaan kartu namun individu terkait tidaklah saya kenal dan bukan klien saya. Pembacan seperti ini sering disebut sebagai Third party reading.

Jadi reader membaca kartu atas permintaan seseorang untuk mengungkap kehidupan orang lain yang tidak terkait dengan dirinya. Sama seperti bacaan Selebritas, publiklah sebagai pihak yang ingin tahu tentang masalah pribadi pujaannya lewat media kartu.

Di samping itu menurut saya, menjadi publik figur tidak berarti mereka kehilangan hak privasinya. Sudah banyak kejadian, publik figur yang mengakhiri hidupnya sendiri karena merasa mendapat tekanan dari banyak pihak termasuk media massa.

Bisa jadi mereka juga tertekan dengan pemberitaan yang menimpa diri mereka. Saya tidak ingin menjadi bagian dari system yang bisa membuat orang lain menderita.

Etika Sosial
Perlakukanlah orang lain, seperti dirimu ingin diperlakukan. Etika sosial macam ini senantiasa saya usahakan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Publik figure pastilah manusia biasa seperti kita. Mereka juga punya rasa cemas akan apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Sama seperti saya dan anda juga.

Pembacaan kartu seharusnya menjadi sumber informasi positif bagi siapapun yang menerimanya. Sehingga informasi terkait mereka juga penting dan sakral, tidak untuk dibagi bagikan tanpa makna kepada banyak orang yang tidak punya kepentingan apapun.

Empathy
Empati menurut KBBI adalah adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Sebagai manusia kita semua sama, sederajat dan semestinya saling memahami. Seorang penekun spiritual tidak terkecuali tarot reader, pasti memahami kesamaan ini. Sehingga seharusnya lebih bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Jika kita tidak ingin wilayah personal kita dimasuki oleh orang yang tidak kita kenal, lalu disebar luaskan, tentu mereka para selebriti itu juga merasakan hal yang sama.

Sudah semestinya tarot reader mempunyai emphaty yang tinggi terhadap sesame manusia, tidak terkecuali selebrity. Emphaty adalah kunci mencapai kebeningan hati dan pada akhirnya perduli serta mau memahami posisi orang lain.

Adalah hal yang mustahil, jika kita memposisikan diri sebagai tarot advicer tetapi kita miskin emphaty dan malah senantiasa tanpa ragu membaca kartu seseorang padahal yang bersangkutan mungkin tidak menyukainya, tidak menghendakinya atau bahkan tidak mempercayainya. 

Bisa jadi mungkin kita beranggapan bahwa para selebrity tersebut tidak keberatan atau sudah wajar jika diungkap kehidupan pribadinya hanya karena mereka mungkin tidak melakukan tuntutan hukum atau mengajukan keberatan.

Sebagai individu yang paham makna pentingnya emphaty kita mesti memahami apa yang boleh kita lakukan dan apa yg tidak, dalam kaitan potensinya menyakiti orang lain atau tidak.

Melemahkan Intuisi
Bacaan Tarot selebritas dalam pandangan saya, sifatnya kurang mendukung perkembangan emphaty dari tarot reader. Hal ini membuat ketajaman intuisi tarot reader bisa saja mengalami degradasi.

Menurut KBBI Intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari, bisa juga intuisi adalah bisikan atau Gerakan hati. Bagaimana bisa seoarang penekun spiritual termasuk tarot reader bisa mempunyai intuisi yang tajam, jika dia tidak mampu memahami kesulitan, perasaan atau kondisi orang lain.

Kita tidak bisa beranggapan bahwa publik figure layak untuk dibicarakan didepan umum tanpa batasan etika yang jelas karena alasan sensasi. Namun sebaiknya kita perlu mengingat bahwa sebagai manusia mereka juga punya kerabat, keluarga dan teman.

Apa jadinya jika semua privasinya kita ungkap dengan bebas tanpa batas. Tentu saja itu akan menyakiti mereka. Kemampuan merasakan mana tindakan yang bisa menyakiti orang lain, mana yang tidak, sangat diperlukan, dalam rangka mengembangkan empati dan mempertajam intuisi. Mereka yang tidak mampu merasakan penderitaan orang lain, dapat dipastikan akan mengalami kemunduran intuisi.

Negatif di Mata Publik
Tidak semua orang menyukai berita yang membicarakan masalah pribadi orang lain. Ada yang mengkategorikan berita macam itu setara dengan pergunjingan.

Jika Tarot digunakan sebagai media untuk memperoleh info pribadi terkait seseorang dan kemudian menjadi konsumsi publik tanpa persetujuan yang bersangkutan, maka sama saja menggunakan tarot sebagai media untuk bergunjing.

Hal tersebut jelas makin menurunkan nilai tawar baca tarot pada posisi yang lebih rendah lagi. Mereka yang tidak menyukai dan tidak setuju dengan pergunjingan secara tebuka di media, akan beranggapan bahwa tarot merupakan media yang buruk karena bisa digunakan untuk memata matai kehidupan personal orang lain dan sekaligus menjadi sumber pergunjingan.

Tentu saja hal ini sangat disayangkan, mengingat tarot adalah media yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih mulia seperti membantu penemuan jadi diri dan membantu menemukan solusi dari sebuah permasalahan.

Seperti apa seorang tarot reader berpraktik sepenuhnya kembali pada diri yang bersangkutan. Tulisan ini tidak berniat memojokkan siapapun yang terbiasa melakukan praktik baca kartu selebritas.

Apa yang saya sampaikan adalah opini pribadi, dan tidak bermaksud melarang mereka yang masih tetap ingin melakukan hal tersebut. Tulisan ini lebih saya tujukan sebagai edukasi pada masyarakat, agar bisa menempatkan pembacaan tarot secara proporsional dan tidak antipati. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun