Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sadarnya Si Apatis di Lingkungan Aktivis

25 Agustus 2024   21:39 Diperbarui: 25 Agustus 2024   21:39 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu aku hanyalah pemuda masa bodo

Cukup abai pada gejolak politik negeri ini

Menganggapnya datang seperti perayaan tiap tahun

Ricuh dan anarkis bak kejahatan di mataku

Belum lagi perusakan fasilitas umum

Benar-benar kegiatan yang merugikan, kataku

Pemuda masa bodo itu masih berlanjut

Gerbang perkuliahan tak pelak menyadarkanku

Ospek selama tiga hari diiringi orasi lewat begitu saja

Paling banter saat diajari untuk demo

Saat itu, masih kusebut dengan demo

Menghafalkan lagu-lagu mahasiswa

Tanpa tahu makna sesungguhnya

Waktuku terkuras dengan padatnya akademik

Boro-boro mikirin demo

Cukup tidur saja bersyukur

Itulah aku, pemuda masa bodo nan apatis

Sebetulnya tak benar-benar apatis

Aku sadar akan gejolak politik

Buatku tiap orang memiliki caranya masing-masing 

Aku memilih berjuang pada akademik

Diam dan menonton mereka saja yang beraksi

Lulus dan mulailah diriku berkarir di Jakarta

Berawal dari jadi penulis lepas, aku disadarkan

Empatiku ditumbuhkan dalam tiap tulisan

Begitu kompleksnya masalah negara ini

Begitu kerdilnya pola pikirku 

Bahwa rakyat sebenarnya adalah korban

Dibuat bodoh oleh pelayannya sendiri

Aneh bukan?

Pemerintah sejatinya adalah pelayan rakyat

Mirisnya, sang pelayan terlalu lincah dalam bersilat lidah

Pada puncaknya, kesadaranku diberi wadah

Berkesempatan masuk dalam dunia aktivis

Berusaha menyelami isu sosial yang amat miris

Kian membuka mata betapa bobroknya sang pelayan

Amat rakus kekuasaan dengan penuh tipu daya

Kegiatan ricuh yang kerap kusebut demo, itu aksi

Aksi menyadarkanku, rakyat punya kuasa

Rakyat adalah tuan sebenarnya

Lalu-lalang di antara para aktivis

Tampak banyak mahasiswa berdatangan

Lagu "Buruh Tani" selalu menggema

Kini, aku sadar betapa dalamnya makna di tiap liriknya

Hati dan tubuhku tergerak

Kita tak boleh diam pada hal yang salah

Kita harus LAWAN!

Karena rakyat adalah TUAN!

Junjung kedaulatan demokrasi

Punahkan kuasa tirani

Indonesia bukan milik dinasti Jokowi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun