Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Andai di One Piece Ada Mahkamah Keluarga, Ace Setidaknya Masih Hidup

30 Januari 2024   09:43 Diperbarui: 30 Januari 2024   09:52 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tatanan hukum di One Piece dengan kondisi Indonesia saat ini memang tidak bisa dibandingkan begitu saja. Meski demikian, tetap saja ada irisan yang dapat diambil di mana baik di One Piece maupun di Indonesia sama-sama memiliki pengarang dalam tatanan hukum negaranya.

Dalam One Piece, tatanan hukum di negaranya bergantung dari sang pengarang yakni Eiichiro Oda. Indonesia pun sama, bedanya pengarangnya tidak hanya satu. Melainkan ada banyak tokoh penguasa yang menentukan jalannya sistem hukum di negeri ini. Menariknya lagi, tiap tokoh tersebut memiliki privilege berbagi kekuasaan satu sama lain sehingga panjat karir bukanlah perkara sulit.

Dewasa ini, One Piece juga banyak menyadarkan saya akan sosok kaum muda sejati yang bertekad mencapai kesuksesan tanpa lewat jalan instan itu ada. Kita bisa melihat sosok muda tersebut dari Monkey D. Luffy, generasi muda yang tak pernah berupaya mendapat kekuasaan dan popularitas dengan memanfaatkan nama keluarga, apalagi sampai mengubah konstitusi. 

Padahal, Luffy memiliki banyak privilege mulai dari kakeknya (Wakil Laksamana Admiral), kakaknya (Komandan Divisi 2 Bajak Laut Shirohige), dan ayahnya (Komandan Pasukan Revolusioner.

Jika mau, Luffy bisa saja menyebarluaskan identitasnya kepada publik sehingga mudah tenar dan ditakuti para bajak laut dunia. Tak perlu susah payah Luffy bertarung mati-matian jika ia memilih menggunakan privilege yang dimilikinya. 

Luffy memang bukan karakter yang sempurna, tapi setidaknya ia mengajarkan kita bahwa kaum muda juga bisa sukses tanpa harus membawa embel-embel track record keluarga.

Bahkan, butuh waktu sekitar empat tahun bagi Luffy untuk bisa mencapai negeri Wano hingga berhasil mengalahkan Kaido dan menyandang gelar Yonkou (kaisar penguasa lautan). Sebelum itu, Luffy pun harus melewati banyak rintangan dan musuh besar yang membuatnya tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang lebih kuat.

Itulah yang namanya kaum muda sejati, menjalani dan menghargai sebuah proses sehingga kapasitas kedepannya mampu dipercaya. Tak hanya itu, Luffy juga selalu berusaha menyelesaikan pertarungannya dan tidak menyerah hingga lawannya tumbang. 

Sudah seharusnya seperti itu, ketika masih ada tanggungjawab memang sepatutnya menyelesaikannya dulu sebelum bertarung dengan musuh lainnya. Sedangkan di Indonesia, baru melangkah dua tahun pun sudah maju menjadi calon orang kedua di negeri ini dan masih mengemban tanggungjawab lainnya pula.

Di sisi lain, Ace dan Luffy adalah dua karakter favorit saya di One Piece. Keduanya adalah contoh anak muda yang mau berproses untuk mencapai impian. Bukan menghalalkan cara instan hingga harus melanggar etika dalam hukum konstitusi.  

Sebuah pembelajaran bermakna bagi kaum muda Indonesia, termasuk saya. Meski begitu, saya akui tidak ada salahnya memanfaatkan privilege. Namun, bukan berarti sampai harus mencederai konstitusi yang sudah ada untuk membuka jalan kekuasaan secara instan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun