Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia-manusia Modern yang Krisis Kemanusiaan

6 November 2023   13:52 Diperbarui: 6 November 2023   14:10 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sudah tak tahu lagi apa yang terjadi dengan dunia ini. Catatan, ini hanyalah sekadar opini. 

Tiap kali membuka media sosial, miris rasanya. Dunia benar-benar tidak baik-baik saja. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyatakan bahwa dunia telah memasuki "Era Boiling". Artinya, Bumi makin panas dan krisis iklim kian tak terhindarkan. 

Bukan hanya Bumi yang terus memanas, tapi kehidupan manusianya pun sama. Manusia Bumi, makhluk yang dianggap paling beradab dan berakal tapi krisis kemanusiaan. 

Manusia tidak hanya membantu mempercepat krisis iklim. Tapi, keegoisannya turut mempercepat binasa sekelompok umat manusia lainnya. Inilah yang terjadi di Gaza. 

Pembukaan yang cukup panjang dalam tulisan ini. Hanya sekadar mengungkapkan bahwa begitu jahatnya manusia. Bukan hanya tidak adil pada alam, tapi juga sesamanya. 

Gempuran Israel ke Gaza tak kunjung usai. Padahal, korban berjatuhan terus bertambah. Krisis kemanusiaan dan kesehatan makin parah, namun seolah mereka tak melihat hal ini atau mungkin memang "tak perikemanusiaan". 

Berbagai hal yang terjadi tersebut, membuatku cukup cemas. Ngilu rasanya tiap hari melihat anak-anak terbantai, para perempuan menahan sakit dan derai, lalu bapak ibu yang mencari buah hatinya di tengah puing-puing reruntuhan. 

Kematian ribuan nyawa tak bersalah ini, tak cukupkah dunia melihat betapa "kejamnya" situasi yang mendera rakyat Palestina sekarang ini? 

Manusia telah melewati zaman yang begitu panjang hingga masuk ke era digital sekarang ini. Sayangnya, perkembangan pengetahuan manusia tak dibarengi dengan "kebijakan hatinya". 

Ternyata, meningkatnya intelektual manusia tak membuat dirinya menjadi makhluk paling beradab dan berperikemanusiaan. 

Hanya karena kita tak merasakan, bukan berarti kita diam dan menonton. Hanya karena kita tak berpengaruh, bukan berarti kita mendiamkan tindakan kejahatan. 

Ini perihal "kemanusiaan", sesuatu yang sudah sepantasnya ada dalam diri tiap manusia. Mungkin, tiap manusia memilikinya. Hanya saja, kadarnya beda-beda atau bahkan nyaris 0%.

Kuakui, sangat ironis melihat kehidupan manusia modern saat ini. Dulu, kejahatan perang atau genosida adalah hal yang kadang terjadi. Lalu, sekarang dunia atau mungkin tepatnya pihak-pihak tertentu membiarkan hal tersebut. 

Pembiaran yang amat jahat. 

Ku pikir, manusia akan lebih baik seiring berkembangnya pengetahuan dan diri mereka. Realitanya, justru makin bengis dan egois dunia ini oleh oknum-oknum. 

Palestina dan anak-anak di sana berhak tumbuh dan berkembang di tempat yang aman dan layak. 

Setiap manusia berhak untuk hidup atas hidupnya. Untuk hidup, setidaknya manusia butuh tiga hal ini, sandang, papan, dan pangan. Papan, rakyat Palestina berhak atas rumahnya. 

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan tidaklah akan berakhir, hanya akan menimbulkan dendam berkepanjangan yang tak berkesudahan. 

Semua manusia berhak atas kehidupan yang aman dan layak, termasuk rakyat Palestina!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun