Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bye-bye Madesu, Ini 4 Amunisi Persiapan Karir Cemerlang

26 Februari 2023   23:25 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:55 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap, jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai angka 8,4 juta orang pada Agustus 2022. Dari data tersebut, sekitar 673 ribu pengangguran merupakan lulusan universitas. Kondisi ini menandakan memiliki gelar akademik tinggi tidak menjamin seseorang langsung sukses.

Hal inilah yang membuat generasi muda mulai meragukan akan pentingnya pendidikan bagi masa depan. Kendati demikian, ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Berikut sejumlah faktor utama yang melatarbelakangi masalah tersebut.

Faktor Penyebab Banyak Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran

Faktor penyebab banyak sarjana menganggur (Dok. pribadi - Canva)
Faktor penyebab banyak sarjana menganggur (Dok. pribadi - Canva)

Minim pengalaman

Sekarang ini, pengalaman menjadi modal utama untuk mendapatkan pekerjaan. Tanpa pengalaman, skills seseorang akan diragukan sekalipun berasal dari lulusan kampus ternama. Pasalnya, pengalaman menandakan seseorang mampu dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.

Pengalaman yang dimaksud juga tak terbatas pada pekerjaan, bisa pula dari aktivitas magang, organisasi, exchange, dan semacamnya. Pengalaman inilah yang akan memperkaya Curriculum Vitae (CV) seseorang sehingga dapat diterima bekerja.

Lulusan kampus tidak sesuai dengan kebutuhan industri

Akibat dari pandemi membuat perkembangan industri digital begitu pesat. Dampaknya, berbagai sektor bisnis pun bertransformasi secara digital. Namun, kondisi ini tidak didukung dengan para lulusan sarjana yang kompeten di bidang tersebut.

Ketidaksesuaian antara lulusan universitas dengan kebutuhan industri memaksa para jobseeker bekerja di luar bidang akademiknya. Nadiem Makarim, Menristekdikti, pada 26 Oktober 2021 menyebutkan, 80% mahasiswa Indonesia memilih bekerja tidak sesuai dengan jurusan akademiknya.

Guna mendapatkan pekerjaan tersebut, tentu saja para jobseeker harus beradaptasi dari awal dengan mengasah skills baru sehingga bisa diterima bekerja. Jika dilihat, rasanya seolah pendidikan selama di kampus jadi sia-sia.

Jumlah lowongan kerja tidak setara dengan kuota jobseeker

Setiap tahunnya akan selalu ada lulusan baru dari universitas. Namun, jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanyak para lulusan tersebut. Ketimbangan antara kuota lowongan kerja dengan jobseeker ini membuat persaingan dunia kerja kian ketat.

Data BPS pada 2021 mencatat, sekitar 2,7 juta orang terdata sebagai pencari kerja dan hanya ada 500 ribu lowongan kerja yang tersedia. Sebab itu, wajar saja jika banyak lulusan universitas yang sulit mencari kerja.

Di sisi lain, tidak sedikit yang mengharapkan agar para lulusan inilah yang akan membuka lapangan pekerjaan. Masalahnya, merintis bisnis atau jadi entrepreneur bukanlah hal mudah yang bisa diraih instan begitu saja.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kurang kompeten

Bukan hal yang mengejutkan lagi jika kualitas SDM Indonesia masih rendah. Riset Program for International Student Assessment (PISA) merilis bahwa tingkat literasi orang Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara di dunia.

Padahal, rentang tahun 2020-2030 merupakan periode bonus demografi bagi Indonesia. Ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk unjuk diri di kancah internasional. Realitanya, kualitas SDM yang kurang dalam jumlah yang besar justru memicu masalah baru yang ditandai dengan melonjaknya angka pengangguran di negeri ini.

Bagi generasi muda, tentu saja masalah tersebut adalah momok besar yang bisa menjadi bencana di masa depan. Apabila tidak mempersiapkan karir sejak dini, masa depan suram alias "madesu" akan membayang-bayangi kehidupan.

Tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Mari persiapkan masa depan sedini mungkin dengan 4 amunisi karir berikut ini.

Amunisi Persiapan Karir Menuju Masa Depan Gemilang

4 Tips persiapan karir (Dok. pribadi - Canva)
4 Tips persiapan karir (Dok. pribadi - Canva)

Kenali minat dan bakat

Banyak lulusan berakhir bekerja di bidang yang sesuai industrinya karena telat menyadari bakat dan minatnya. Misal, awalnya tertarik masuk jurusan perikanan lalu setelah lulus baru menyadari passion di bidang digital marketing.

Jangan biarkan waktu kuliah terbuang begitu saja karena tidak mengenali minat dan bakat sejak awal. Selain itu, alih-alih berkuliah di kampus terbaik justru disarankan untuk tepat dalam memilih jurusan.

Kenali diri sendiri dan ketahui peluang karir yang potensial di masa depan. Caranya, mulai telusuri berbagai hal yang diminati dan jangan takut untuk mencobanya. Berawal dari percobaan, di sanalah pengalaman, minat, dan bakat bisa ditemukan.

Aktif kegiatan di luar akademik

Bagi kamu yang baru lulus SMA atau masih berkuliah, manfaatkanlah berbagai kesempatan untuk berorganisasi, magang, exchange, atau aktivitas lainnya. Apalagi saat ini Kemenristekdikti memberikan banyak peluang baik itu magang, pelatihan, maupun pertukaran pelajar ke luar negeri.

Aktivitas tersebut tidak hanya memperkaya isi CV nantinya, tapi juga mengasah skills dan meningkatkan koneksi satu sama lain. Dengan begitu, makin besar peluang untuk diterima kerja.

Asah kemampuan bahasa asing

Dewasa ini, kompetensi bekerja bukan lagi dalam skala nasional tapi internasional. Sadarilah mulai dari sekarang bahwa pintu globalisai makin terbuka lebar sehingga kemampuan bahasa asing sangat dibutuhkan pada era sekarang.

Setidaknya, kuasai Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Dengan menguasai bahasa tersebut, besar peluang seseorang meraih karir di kancah internasional.

Pilih institusi akademik yang tepat

Lulusan kampus ternama di negeri ini tidak menjamin karir para alumninya langsung cemerlang. Itu memang benar karena tidak semua kampus berani memastikan para lulusannya sukses dalam berkarir.

Hal ini dikarenakan banyak jurusan yang ada di kampus besar tapi kurang relevan dengan kebutuhan industri. Untuk itu, tak mengherankan jika banyak lulusan top university yang sulit memperoleh pekerjaan pertamanya. Apalagi, tidak semua kampus di Indonesia menawarkan pendidikan yang berstandar internasional.

Melansir dari laman Edukasi Okezone, hanya ada beberapa kampus di Indonesia yang menerapkan kurikulum internasional. Dari sekian universitas, Sampoerna University termasuk kampus pilihan karena mengadopsi pendidikan internasional bergaya Amerika.

Kampus swasta di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation ini digadang-gadang sebagai satu-satunya universitas di Indonesia yang menyediakan program berstandar kurikulum US tersebut. Dengan pendidikan internasional ini, para lulusannya akan memperoleh dua gelar sekaligus, yakni dari Sampoerna University dan University of Arizona.

Tak perlu khawatir soal program mahasiswa karena kampus ini membuka banyak peluang magang dan exchange ke US dan beberapa negara lainnya. Menariknya, pihak kampus juga menjamin para mahasiswanya agar lulus tepat waktu. Adapun dari segi alumni, tidak perlu diragukan lagi karena 94% lulusan Sampoerna University berhasil meraih karirnya kurang dari tiga bulan setelah kelulusan.

Penutup

Pendidikan untuk masa depan (Dok. pribadi - Canva)
Pendidikan untuk masa depan (Dok. pribadi - Canva)

Melalui rangkaian prestasi tersebut, tidak mengherankan jika Sampoerna University menjadi salah satu kampus pilihan untuk mempersiapkan karir gemilang.

Demikian rangkaian informasi seputar tips persiapan karir ini. Ingatlah, pendidikan tinggi memang tidak menjamin kesuksesan tapi dapat menjadi salah satu jembatan dalam meraih impian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun