Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sejauh Mana Pendidikan Indonesia Menghadapi Persaingan Global?

22 Februari 2023   21:22 Diperbarui: 22 Februari 2023   21:40 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan, salah satu pondasi dalam kemajuan suatu bangsa. Bicara soal pendidikan, sudah sampai manakah pendidikan di negeri ini? Survei di lapangan menunjukkan betapa suramnya kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini. 

Padahal, generasi Indonesia harus siap menghadapi ketatnya persaingan dunia kerja di kancah internasional. Lantas, bagaimana seharusnya generasi muda menyikapi kondisi tersebut? Simak pemaparan selengkapnya sebagai berikut.

Wajah Pendidikan Indonesia saat Ini

Kondisi pendidikan di Indonesia (Dok. pribadi)
Kondisi pendidikan di Indonesia (Dok. pribadi)

Data yang dipublikasi World Population Review pada 2021 mengungkap, Indonesia hanya mampu meraih posisi ke-54 dari total 78 negara dalam peringkat sistem pendidikan di dunia. Mungkin tak terdengar begitu buruk, namun tidak untuk penilaian IQ masyarakat Indonesia. Riset Richard Lynn dan David Becker dari Ulsher Institute pada 2019 membuktikan, Indonesia menempati posisi 130 di dunia dengan skor IQ 78,49. Nilai tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan IQ terendah kedua di Asia Tenggara.

Di tengah proses menuju bonus demografi, kondisi tersebut memang cukup ironis. Pasalnya, hal tersebut akan jadi bumerang ketika banyak penduduk berusia produktif tapi tidak berkualitas secara kompetensi baik itu pada hard-skills maupun soft-skills. Besarnya populasi produktif yang tidak diimbangi dengan kompetensi bekerja tentu saja hanya akan jadi masalah karena persaingan dunia kerja kian ketat.

Data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri pada Juni 2022 menyebutkan sekitar 190,83 juta jiwa (69,3%) dari total penduduk Indonesia masuk dalam kategori usia produktif (15-64 tahun). Melimpahnya sumber daya manusia yang produktif tersebut seharusnya jadi peluang emas bagi kemajuan Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

Realitanya, pengangguran paling banyak justru datang dari kelompok usia 20-24 tahun dengan populasi sekitar 2,54 juta orang. Angka tersebut hampir setara dengan 30,12% dari total pengangguran secara nasional. Mirisnya lagi, dari data tersebut sebanyak 673 ribu pengangguran justru berasal dari lulusan universitas.

Apa Kabar Institusi Akademik di Indonesia?

Ada banyak faktor yang menyebabkan lulusan universitas kesulitan mendapatkan pekerjaan. Salah satunya karena ketidaksiapan dalam bekerja dan banyaknya lulusan kampus yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Hal ini pun diungkapkan langsung oleh Nadiem Makarim, Menteri Kemenristekdikti yang mengungkapkan bahwa 80% lulusan universitas bekerja di luar prodi atau jurusannya.

Masalah ini tidak hanya bisa selesai hanya dengan mengandalkan peran pemerintah saja. Dibutuhkan kontribusi besar institusi akademik agar pendidikan tingkat tinggi di Indonesia mampu memenuhi standar kurikulum internasional. Dengan begitu, para lulusan akademik siap untuk menghadapi kompetensi global dalam dunia kerja.

Tentu, bagi kampus sendiri ini adalah tantangan besar agar bisa mencetak para lulusan yang tidak hanya berkualitas tapi juga sesuai kebutuhan industri. Beberapa kampus sebenarnya tidak menutup mata akan persoalan ini dan mencoba beradaptasi dengan menerapkan sistem pendidikan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun