Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Salah Lagi! Ini 5 Kesalahan Budidaya Penyebab Udang Stres

14 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 14 Maret 2022   20:37 3357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ingin sukses budidaya udang, tapi sering gagal panen akibat penyakit udang? Bisa saja penyakit tersebut disebabkan karena udang sedang stres. Budidaya udang ini memang menjanjikan.  Namun, udang termasuk komoditas budidaya yang rentan stres sehingga mudah terkena penyakit. Penyakit pada udang sebenarnya dapat dicegah sejak awal jika lakukan budidaya secara tepat.

5 Kesalahan Penyebab Udang Mudah Stres

Tidak jarang, sebagai petambak mengalami kendala atau kurang tepat dalam pemeliharaan udang. Kesalahan tersebut bisa berakibat fatal sehingga udang stres dan mudah sakit. Guna mengantisipasinya, ketahui 5 kesalahan budidaya udang berikut ini.

1. Tidak melakukan sterilisasi dan biosekuriti

Sterilisasi dan biosekuriti area budidaya merupakan hal yang penting, bukan sekadar pada area kolam atau tambak tetapi disarankan pada seluruh lokasi budidaya. Hal ini guna mencegah masuknya penyakit, hama, atau predator.

Misalnya saja predator masuk, maka dapat mengganggu kehidupan udang sehingga stress karena terusik oleh hewan lainnya. Bahkan, bisa-bisa habis udang yang Anda budidayakan karena dimangsa setiap hari. Cara sterilisasi juga cukup mudah, yaitu menggunakan cairan klorin sebesar 30 ppm yang dimasukkan ke kolam.

2. Terlalu tinggi padat tebar

Menebar benur udang dengan padat tebar yang tinggi dengan harapan bisa sekaligus panen banyak bukanlah strategi yang tepat. Justru, padat tebar yang terlalu tinggi bisa membuat udang mudah stres. Apalagi jika luas kolam atau tambak tidak sebanding dengan padat tebar benur udang tersebut.

Semakin banyak udang dalam satu kolam, maka besar pula tingkat persaingan untuk memperoleh makanan dan oksigen. Padat tebar yang melebihi kapasitas juga mengurangi ruang gerak udang. Dampaknya, udang bisa kekurangan nutrisi, laju pertumbuhannya terhambat dan berujung stres. Lebih parahnya lagi, kondisi tersebut bisa memicu kanibalisme pada udang.

3. Pemilihan dan penanganan benur kurang tepat

Penyakit udang tidak hanya berasal dari luar, tapi bisa juga bersumber dari benur udang itu sendiri. Asal-asalan dalam memilih benur udang dapat memicu kegagalan panen. Benur yang tidak sehat tentu memiliki sistem imun yang rendah sehingga jika stres ketika ditebar maka bisa mudah terkena penyakit dan mati.

Selain itu, pastikan bahwa benur tidak mengalami stres saat dalam perjalanan menuju lokasi budidaya. Benur tersebut biasanya dianestesi terlebih dahulu, kemudian disadarkan baru ditebar. Ciri khas benur yang sehat, yaitu pergerakannya yang melawan arus sementara yang mengikuti arus pertandanya benur sedang stres. Selain itu, pastikan oksigen tercukupi selama pengiriman benur agar tidak mudah stres.

4. Tidak rutin monitoring

Inilah tantangan dalam budidaya udang, yakni telaten dalam pemeliharaannya. Memelihara udang tidak bisa hanya diberi pakan lalu ditinggal begitu saja. Tanpa rutin melakukan monitoring, berbagai ancaman bisa mengintai kehidupan udang. Untuk itu, monitoring bagian penting dalam budidaya udang.

Monitoring tidak hanya melakukan pengecekan kualitas air, tetapi juga pengamatan pada kondisi udang. Disarankan untuk mengukur pH, oksigen terlarut (DO, alkalinitas, suhu, kadar amonia, dan parameter lainnya secara berkala. Apabila kualitas air pada tambak atau kolam tidak memenuhi standar akan mengganggu keberlangsungan hidup udang.

Contohnya, jika pH air rendah di bawah standar akan meningkatkan kandungan hidrogen sulfida (H2S) dan nitrit yang dapat beracun dan membuat udang stres. Selain itu, oksigen yang terbatas juga menyebabkan udang mudah stres, terutama jika dalam kondisi padat tebar tinggi.

5. Tidak melakukan treatment saat terjadi hujan

Tambak yang terkena limpasan air hujan secara terus-menerus merupakan bencana bagi para petambak. Air hujan sifatnya asam dan tawar sehingga apabila masuk ke tambak dapat mempengaruhi standar kualitas air pada budidaya udang. Jika pH terlalu asam atau alkalinitas air turun, maka udang akan mudah stres dan mati.

Untuk itu, ketika terjadi hujan sebaiknya segera lakukan pengecekan segera. Berikutnya, berikan treatment seperti mengoperasikan semua aerator untuk menjaga kestabilan oksigen, mengeluarkan air hujan dari tambak/kolam melalui sistem pembuangan atas, dan menaburkan kapur untuk meningkatkan pH.

4 Ciri Udang Sedang Stres

Sebagai petambak udang, pastinya Anda ingin menghasilkan panen yang banyak. Untuk itu, mari cegah kematian udang dengan mengenali tanda udang sedang stres berikut ini.

1. Tingginya kadar glukosa darah

Tanda udang stres bisa dilihat dari kadar glukosanya. Menurut Lorenzon et al. (2000), udang yang sehat memiliki kadar glukosa darah sekitar 10-34 mg/dL. Sebuah riset juga membuktikan bahwa udang yang dipelihara dengan padat tebar tinggi, yakni 20 ekor/15 L mempunyai kadar glukosa darah tertinggi mencapai 63,83 mg/dL. Artinya, udang mengalami stres.

2. Udang tidak nafsu makan

Sama seperti makhluk hidup lainnya, udang yang stres akan mengganggu kinerja metabolisme dalam tubuhnya. Jika terjadi, maka proses kecernaan makanan pada udang akan menurun sehingga nutrisi yang tercerna sedikit. Hal ini dapat membuat sistem imun udang menurun pula sehingga menjadi celah bagi virus atau penyakit lainnya untuk masuk.

3. Rentan terkena penyakit

Akibat penurunan sistem imun, udang semakin rentan terjangkit penyakit. Penyakit bintik putih atau white spot yang disebabkan virus White Spot Syndrome Virus (WSSV) merupakan salah satu penyakit yang paling berdampak pada kematian udang. Virus tersebut mudah menular sejak dalam 3-10 hari setelah ada gejala. Seringkali, petambak mengalami kerugian besar akibat penyakit tersebut.

Selain penyakit tersebut, beberapa penyakit lainnya yang biasa menyerang udang di antaranya penyakit kotoran putih (White Feces Disease/WFD), penyakit myo, penyakit EMS, dan penyakit kepala kuning.

4. Terganggunya proses molting

Udang termasuk kelompok crustacea yang mengalami molting dalam masa pertumbuhannya. Apabila udang stres, maka nutrisi yang masuk tidak akan optimal diserap tubuhnya. Terganggunya proses penyerapan nutrisi penting seperti kalsium (Ca), protein, dan zat lainnya dapat menyebabkan proses molting udang terganggu. Kondisi ini berakibat pada pertumbuhan udang yang melambat sehingga menurunkan produktivitas budidaya udang.

Itulah sederet informasi mengenai kesalahan dalam budidaya yang dapat mengakibatkan udang mudah stres dan ciri-cirinya. Semoga informasi ini bermanfaat, khususnya bagi petambak udang. Budidaya udang tersebut memang memiliki tantangan tersendiri, tapi dengan keuletan dan kerja keras akan memberikan keuntungan besar.

Referensi:

Arsad S, Afandy A, Purwadhi AP, Maya B, Saputra DK, Buwono NR. 2017. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 9(1): 1-14.

Mahasri G. 2019. Budidaya dan Stres pada Udang Vaname. https://fpk.unair.ac.id/udang-vaname-padat-tebar-tinggi-picu-stres-dan-sebabkan-serangan-ektoparasit-meningkat/ [diakses 22 Februari 2022].

Lorenzon S, Francese M, Ferrero EA. 2000. Heavy metal toxicity and differential effects on the hyperglycemic stres response in the shrimp Palaemon elegans. Arch. Enveron. Contam. Toxicol. 39: 167-176.

Putri DS, Affandi MI, Sayekti WD. 2020. Analisis kinerja usaha dan risiko petambak udang vaname pada sistem tradisional dan sistem semi intensif di Kecamatan labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. JIIA. 8(4): 626-632.

Tips Singkat Bertambak Udang di Musim Hujan. http://www.shrimpclub.id/info/1064 [diakses 23 Februari 2022].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun