No Time To Die.
Itulah judul film terakhir yang diperankan oleh Daniel Craig sebagai James Bond. Jika Anda mengikuti series James Bond dari awal, khususnya James Bond versi Daniel Craig ini tentu sudah biasa dengan aksi heroik yang disertai kehidupan wanitanya.Â
Wanita James Bond atau lebih dikenal sebagai Bond Girl merupakan tokoh utama wanita yang menemani James Bond di setiap aksinya.Â
Sebagai agen rahasia Inggris, James Bond tidak hanya dikenal akan aksinya melawan penjahat tetapi juga hobinya yang bermain dengan Bond Girl. Bahkah, hampir di setiap film James Bond selalu ada adegan ranjang dengan wanita yang berbeda-beda.Â
Ya, itu mungkin sisi gelap Bond terhadap wanita. Tapi, siapa sangka di film No Time To Die kita ditunjukkan akan aksi Bond yang berkomitmen dengan Bond Girl.Â
Alur cerita No Time To Die yang dilanjutkan dari film selanjutnya, yakni Spectre berhasil membuat para penonton terpana termasuk saya. Di sini, karakter Bond bukan lagi seorang agen rahasia yang gemar akan wanita cantik.Â
James Bond berhasil membuka identitasnya bahwa sebagai laki-laki dia juga mampu berkomitmen, bahkan memiliki seorang putri. Sebuah fakta yang masih membuat saya syok karena tidak menyangka Bond memiliki seorang anak.Â
Biasanya, Bond Girl hanya menjadi pelengkap dalam cerita Bond. Namun, dalam film No Time To Die ini, Bond Girl yang bernama Madeleine Swann yang diperankan oleh La Seydoux berhasil menaklukkan hati Bond.
Di awal film, kita disuguhkan akan kisah romansa Bond yang ternyata masih dalam bayang-bayang Vesper, kekasihnya di film Casino Royale yang telah berkhianat dan tewas bunuh diri.Â
Di depan makam Vesper, Bond mencoba melepaskan semua masa lalunya tersebut dan ingin memulai menjalin komitmen dengan Madeleine. Tragis, di sana Bond ternyata dijebak oleh bom yang hampir menewaskannya.Â
Pada akhirnya, Bond merasa dikhianati kembali oleh kekasihnya sehingga kepercayaan yang ia coba tanam kembali pupus oleh tragedi tersebut. Bond dan Madeleine pun harus berpisah. Berbagai rentetan peristiwa pun membawa takdir keduanya kembali bertemu.Â
Kali ini, dalam aksinya Bond tidak hanya bertugas sebagai agen 007 kembali. Tapi, ia juga mempertaruhkan nyawanya untuk keluarga tercintanya. Dari sini kita bisa merasakan bahwa Bond bukan lagi sosok pria yang dingin dengan segala aksi pembunuhan tetapi juga memiliki kehangatan dan kisah romansa.Â
Di beberapa menit terakhir dari film ini semakin mengaduk-aduk hati penonton karena ada pengorbanan yang bukan sekadar tugas sebagai agen 007, namun sekaligus menyelamatkan orang yang dicintainya.Â
Apalagi dengan soundtrack No Time To Die yang dibawakan oleh Billie Eilish, makin melengkapi suasana dalam film tersebut.
Maka, dapat kita pelajari dari film No Tim To Die bahwa sekali dikhianati memang sulit kembali untuk membangun kepercayaan. Selain itu, sejatinya lelaki secara wajarnya masih memiliki hati nurani dan jika bertemu dengan sosok perempuan yang tepat tentu komitmen adalah jawabannya.Â
Di balik aksi heroiknya, film terakhir Daniel Craig sebagai James Bond ini membuktikan bahwa cinta memang butuh pengorbanan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H