Laut merupakan ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayatinya, terutama laut tropis. Laut tropis menyimpan berbagai jenis biota mulai dari ikan, terumbu karang, teripang, kerang-kerangan, dan aneka hewan laut lainnya. Selain itu, laut tropis dikenal akan kehidupan bawah lautnya yang indah dengan aneka terumbu karang dan ikan-ikan karang.Â
Namun, di balik keindahan kehidupan di bawah laut, terdapat sebuah peran ekosistem yang penting dalam menunjang kehidupan di bawah laut tersebut. Ekosistem tersebut adalah hutan mangrove.
Indonesia sebagai negara kepulauan juga dikenal akan kekayaan hutan mangrove tersebut. Diketahui sekitar 4,2 juta ha hutan mangrove tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan wilayah persebaran, yakni 69,43% di Irian Jaya, 15,46% di Sumatera, dan 9,02% di Kalimantan serta sisanya di wilayah lain (FAO 1990 dalam Hainim 1996).Â
Meski demikian, luas hutan mangrove tersebut terus mengalami degradasi sehingga populasinya terus menurun. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020) menyatakan luas mangrove secara nasional adalah sebesar 3,31 juta ha. Data tersebut menandakan besarnya degradasi hutan mangrove yang telah mencapai sekitar 1 juta ha.
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang berada di wilayah estuari, yakni pertemuan antara air tawar (sungai) dengan air laut. Ekosistem mangrove ini sering dikenal sebagai bakau.Â
Sebenarnya tanaman bakau merupakan salah satu jenis mangrove yang umum dijumpai di wilayah pesisir. Wilayah estuari tempat mangrove ini masuk dalam wilayah pesisir pula, namun tidak semua wilayah pesisir memiliki mangrove. Hanya pada substrat dan kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mangrove dapat tumbuh dengan baik.
Sebagai tumbuhan, mangrove tidak hanya berfungsi menyuplai oksigen bagi lingkungan sekitar. Mangrove juga memiliki peran penting lainnya, khususnya bagi kelestarian keanekaragaman hayati laut. Apabila ditinjau aspeknya, mangrove memiliki tiga aspek manfaat yang meliputi aspek manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial.Â
Secara ekologi, ekosistem mangrove memiliki peran penting sebagai habitat alami hewan baik akuatik maupun teresterial seperti burung. Sementara dari segi akuatik, ekosistem mangrove merupakan ekosistem utama sebagai tempat spawning, nursery, dan feeding ground bagi ikan-ikan maupun hewan akuatik lainnya.
Ikan dewasa yang telah matang gonad biasanya memasuki wilayah estuari seperti ekosistem mangrove tersebut untuk melakukan pemijahan, kemudian telur-telur tersebut menetas dan berkembang hingga pada fase yuwana.Â
Di dalam ekosistem mangrove, akar-akarnya mampu menyerap masukan bahan organik sehingga perairan di sekitar mangrove menjadi subur dan kaya akan makanan.Â
Hutan mangrove termasuk salah satu ekosistem yang tinggi produktivitasnya karena mampu mendekomposisi bahan-bahan organik yang masuk dari sungai maupun saat pasang surut air laut.Â