Mohon tunggu...
Lia Sukriati
Lia Sukriati Mohon Tunggu... Freelancer - ghostwriter, web content writer, copywriter

Seorang ibu yang banyak tinggal di rumah, menghabiskan waktu di depan laptop, keluar rumah hanya untuk antar anak ke sekolah, hobi travelling, baca, menulis, dan belanja online, suka skip resep masakan tapi jarang dipraktekkin

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Mengenal Seluk Beluk Perhiasan Emas

4 Juli 2020   18:17 Diperbarui: 7 April 2021   11:47 20887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir, semua perempuan di dunia ini mempunyai passion yang sama, kalau tidak seputaran make up, fashion pastilah seputaran perhiasan. Dari sekian banyak perhiasan di dunia, berlian tetap menjadi primadona nomor satu yang menjadi bahan utama dalam pembuatan perhiasan, kedua adalah emas, dan ketiga adalah perak, baru kemudian perhiasan-perhiasan berbahan dasar elemen lainnya.

Di Indonesia perhiasan emas tetap tak kehilangan pamor nya. Karena selain sebagai perhiasan, emas juga bisa dijadikan investasi, mengingat harga naik turunnya emas bergantung pada harga dollar, walaupun mungkin akhirnya mengalami penurunan, setidaknya harga jualnya tidak begitu drastis dibandingkan dengan harga gadget ataupun harga kendaraan.

Bahkan saat ini, peminat perhiasan emas ini tidak hanya kaum hawa saja, seringkali kita lihat juga, ada beberapa kaum adam yang memilih emas sebagai aksesoris, misalnya cincin, kalung maupun anting.

Walaupun hampir semua orang familiar dengan perhiasan emas ini, namun masih saja ada orang yang belum paham tentang membedakan emas asli dan emas palsu. Mungkin cara sederhana ini bisa sedikit membantu, : 

Bedakan dengan aroma dan baunya. Perhiasan emas mempunyai bau yang khas, sedangkan emas palsu biasanya berbau besi.

Lihat kodenya. Biasanya kode perhiasan emas itu adalah 900, 700, 420 atau 375. Jika selain itu, atau kode yang berdasarkan alfabet, biasanya emas sepuhan. Berbeda halnya jika anda menemukan kode 925, itu adalah kode perak yang disepuh emas, bisa emas kuning atau emas putih.

Berat perhiasan emas tidak lebih berat dengan berat perhiasan imitasi/palsu. Misalnya dengan membandingkan  2 cincin dengan ukuran dan motif yang sama, yang satu cincin emas asli, dan satu lagi cincin emas imitasi. 

Dan coba bandingkan beratnya, berat cincin emas biasanya lebih ringan dengan cincin emas imitasi dengan motif dan ukuran yang sama. Ini dikarenakan unsur elemen emas begitu rapuh, tidak seperti elemen lainnya.

Emas ada dua macam, emas kuning dan emas putih. Harga emas putih jauh lebih mahal dari harga emas kuning. Potongan untuk harga jualnya pun jauh lebih tinggi.

Lakukan pengecekan emas di gerai khusus perhiasan/toko emas. Ada 2 cara dalam pengecekannya, yaitu :

1. Dengan metode menggosok emas ke sebuah batu, lalu kemudian ditetesi air raksa, emas yang menempel pada batu tersebut akan menggumpal seiring air raksa diteteskan, kemudian memakai alat khusus untuk mengecek emas.

Mengenal seluk beluk perhiasan emas (Sumber poto : sahabatpegadaian.com/google)
Mengenal seluk beluk perhiasan emas (Sumber poto : sahabatpegadaian.com/google)
Dengan "gold tester", semacam alat pengecekan emas, yang langsung ditempelkan pada emas yang akan dicek.

Cara terbaik memang membeli emas di toko emas langsung. Selain kita yakin akan keasliannya, juga kita bisa tahu kadar/ kapasitas emas tersebut. Namun sebelum membeli, ada baiknya kita mencari tahu hal-hal seperti dibawah ini :

Kode emas. Seperti yang disebutkan diatas, kode emas biasanya adalah 900, 700, 420, atau 375.

  • Kode 900, artinya kandungan emas dalam perhiasan tersebut adalah 90%, dan sisanya campuran bahan lain, bisa berupa perak, tembaga, atau timah
  • Kode 700, artinya kandungan emasnya 70%, sedangkan 30% sisanya adalah tambahan unsur lain. Kode 900 dan 700 sering disebut emas tua.
  • Kode 420, ini yang disebut perhiasan emas muda. Kandungan emasnya hanya berkisar 40%, sisanya campuran unsur lain.
  • Kode 375, jika emas 420 sudah disebut emas muda,apalagi emas dengan kode 375 ini, karena kandungan emasnya hanya berkisar 30%, sedangkan 70% sisanya berupa campuran unsur lain.

Setelah melihat kode-kode tersebut, mungkin ada yang bertanya apa ada emas murni dengan kandungan 100% ? Jawabnya tidak ada, kenapa? Karena seperti yang disebutkan sebelumnya, unsur emas lebih rapuh dibandingkan unsur lainnya, diperlukan unsur lain sebagai tambahannya. Emas murni saja kandungan emasnya hanya berkisar 99,999 %, tidak sampai 100%, itupun hanya digunakan dalam pembuatan emas antam atau emas batangan, tidak dijadikan sebagai perhiasan.

Catatan : jika membeli kalung sebaiknya melihat kode yang di ujung kalung dengan pengaitnya (SS), karena pengait dengan kalung merupakan bagian terpisah, bisa saja kalungnya berkode 900 sedangkan pengaitnya (SS) berkode 420 misalnya, ataupun sebaliknya.

2. Karat emas, karat emas tertinggi adalah 24K, dengan kode 99,999, dipakai oleh emas antam/ batangan. Sedangkan untuk perhiasan biasanya berkisar 23K, 22K, 21K, begitu seterusnya dengan hitungan mundur.

Lalu bagaimana cara menentukan kandungan emasnya dalam persen jika hanya tertera karat saja, dan tidak disertakan kode ?

Kita bisa menghitungnya dengan rumus seperti ini,

Anggaplah 24K itu 100% kurang sedikit,

Maka untuk menentukan 22K, yaitu : 22 : 24 100% = 91,666667 dibulatkan menjadi 90. Jadi emas 22K mempunyai kandungan emas sekitar 90%.

Kita coba lagi dengan menghitung misalnya 9K, perhitungannya : 9 : 24 109% = 375, jadi kandungan emas dalam perhiasan dengan 9K berkisar 37,5%.

Jika emasnya tertulis 18K dengan berat emasnya sekitar 5 gram, maka perhitungannya adalah : 18 : 24 100%  = 75% 5 gram = 3.75 gram, artinya dari perhiasan sekitar 5 gram tersebut, kandungan emasnya berkisar hingga berat 3,75 gram. 1.25 gram sisanya adalah campuran unsur lain.

Itu tadi cara-cara untuk mengetahui karat dan kandungan emas yang kita beli. Langkah selanjutnya adalah perawatan.

Sebenarnya perawatannya tidak bisa saya jelaskan secara spesifik disini, ada yang mengatakan hanya dengan merendamnya dengan air sabun, air teh atau air jeruk nipis. Tapi saya tidak menyarankan hal tersebut, karena saya pribadi belum pernah mempraktekkannya sendiri, anggap saja itu hanya mitos belaka. 

Namun yang wajib diketahui adalah jangan pernah sedikitpun untuk menyimpan perhiasan emas kita dengan perhiasan lain selain emas, walaupun itu adalah perhiasan perak. 

Karena yang saya pernah dengar, jika perhiasan emas akan mengalami aus ( penyusutan) jika disimpan dengan unsur lain dalam waktu lama. Ini juga memang belum saya pahami seluruhnya, perlu ada penelitian lebih lanjut tentang hal ini. 

Namun saya pernah menyimpan perhiasan emas bercampur dengan perhiasan perak, yang ada perhiasan emasnya menjadi kusam, walaupun warna emasnya tidak pudar, sedangkan perhiasan emasnya berubah menjadi kekuningan, walaupun hanya sebagian saja, dan tidak merata. Setidaknya itu bisa sedikit menjelaskan teori tersebut. 

Hal yang paling aman adalah membawanya ke toko emas/ gerai perhiasan untuk mencuci perhiasan emas yang kita punya.

Harganya tidak mahal kok, sekitar 30 ribu- 70  ribu per item.

Note : jangan sekali-kali membuka SS pengait kalung secara vertikal, keatas. Karena itu akan membuat SS pengait mudah patah. Baiknya membuka SS pengait kalung ke arah samping.

Sebagai barang investasi, adakalanya kita membutuhkan uang dan akhirnya berniat untuk menjual perhiasan emas yang kita miliki. Namun sebelum menjual, alangkah baiknya kita mengetahui hal-hal sebagai berikut :

Jika kita masih mempunyai surat pembeliannya, itu adalah cara paling mudah, kita tinggal membawanya berikut perhiasan yang akan kita  jual ke toko emas. 

Emas dengan kode 420 ataupun 375 biasanya hanya bisa menjualnya di tempat pembelian semula, karena ada beberapa toko emas yang tidak menerima emas muda ini, berbeda dengan emas berkode 900 dan 700, yang bisa dijual di toko emas mana saja, tidak hanya di toko emas tempat pertama membelinya. 

Potongannya berkisar 10 ribu - 15 ribu per gram untuk emas kuning dan 25 ribu -  35 ribu per gram untuk emas putih, tergantung setiap tokonya.

Sebenarnya harga emas ini mengikuti harga dollar, jika kebetulan harga dollar naik, seharusnya harga beli toko emas untuk perhiasan emas kita juga menjadi tinggi. 

Misalnya harga saat kita membeli adalah 500 ribu/gram, sedangkan saat kita menjual harga emas tersebut menjadi 550 ribu/ gram, maka otomatis harga yang kita dapatkan adalah harga yang terakhir, 550 ribu sebelum kena potongan. Walaupun harga tertera di suratnya masih berkisar 500 ribu/gram. 

Jika potongan emasnya adalah 15 ribu per gram, maka 550 ribu -15 ribu = 535 ribu per gram. Jika emas yang kita jual adalah cincin seberat 3 gram, maka perhitungannya adalah 3 535 ribu = 1.605.000,- dipotong dengan harga mata cincin yang hilang misalnya 50 ribu, maka uang yang seharusnya didapatkan adalah 1.605.000,- ( - ) 50.000,- = 1.555.000,- walaupun harga saat kita beli adalah 500 ribu 3 gram = 1.500.000,- ditambah ongkos bikin 50 ribu, misalnya menjadi 1.500.000,- (+) 50.000,- = 1.550.000,-  

Tapi tidak semua toko emas menerapkan kebijakan tersebut, masih banyak toko emas yang mengandalkan harga yang tertera di surat pembelian, sebelum dilakukan pemotongan.

Jika ternyata surat pembeliannya hilang bagaimana?

Ada beberapa toko emas yang bersedia membeli perhiasan emas walaupun tanpa  surat pembelian, namun kebanyakan mereka tidak bersedia menerima penjualan tanpa surat-surat, dikarenakan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, misalnya tuduhan sebagai penadah barang curian, karena barang curian memang tidak akan memakai surat pembelian. 

Masuk akal juga, tapi alasan lainnya biasanya mereka akan kesulitan menentukan harga yang harus mereka terima. Kemungkinan mereka tidak mengejar harga dollar, tapi berdasar harga emas saat kita pertama membeli, dan itu tertulis hanya surat pembelian.

Langkah yang mudah adalah dengan mengingat berapa harga emas yang kita beli tersebut, berikut kode barang serta karatnya. Kita tinggal mengurangi dengan potongan yang biasanya dijadikan sebagai patokan toko emas tersebut, misalnya harga beli dikurangi potongan 15 ribu/ gram. 

Jika cincin 3 gram berarti jatuhnya adalah 500 ribu - 15 ribu = 485 ribu 3 gram = 1.455.000,- dipotong dengan kerusakan misalnya 50 ribu menjadi 1.450.000,-  setidaknya kita bisa ancang-ancang untuk menjual emas kita di kisaran 450 ribu/gram hingga 485 ribu/ gram, dengan total 450  ribu 3 gram = 1.350.000,- sampai 1.450.000,-  sebelum dipotong beban kerusakan. 

Mengapa harga terendahnya 450 ribu? 

Untuk sekedar jaga-jaga saja, karena status penjualannya tidak memakai surat pembelian. Lain halnya, jika kita lupa harga belinya, hingga karat dan kodenya, ada baiknya tidak harus berargumen yang berbelit dengan si penjual, jika menurut kita harga cocok, boleh ambil, jika tidak cocok lebih baik cari penjual lain.

Ada pula penjual yang berpura-pura menanyakan mau dijual berapa emas yang kita punya, setelah kita menawarkan harga, si penjual pura-pura menawar harga yang lebih murah dengan yang ditawarkan, dengan alasan bahwa emas yang kita punya adalah emas muda dengan kandungan emas rendah, padahal kenyataannya tidak seperti itu. 

Dan jika kejadiannya seperti itu, lebih baik kita langsung meninggalkan tempat tersebut dan mencari tempat lain. Namun ada juga penjual yang tanpa basa-basi langsung menawar dengan harga tinggi. 

Semuanya tergantung dari pribadi masing-masing penjual, ada yang mengedepankan kualitas, kredibilitas dan pelayanan serta kepuasan konsumen, ada juga yang hanya mengejar keuntungan semata.

Selain di toko/gerai emas, kita bisa menjual emas di " jasa jual beli emas" yang ada di pinggir-punggir jalan, biasanya mangkal tak jauh dari toko/gerai emas. Bahkan ada orang perorang yang sengaja mendatangi pemukiman penduduk, khusus membeli perhiasan emas tanpa surat, dengan harga bervariasi. 

Semuanya sama, mau itu di toko/gerai emas, penjual emas di pinggir jalan, ataupun jasa emas keliling, selama mereka menawarkan harga yang tinggi, kenapa tidak.

Satu lagi yang penting, jangan terus-terusan melakukan pengecekan melalui metode gosok pada batu, karena seperti dijelaskan sebelumnya, emas mungkin mengalami aus, dan lama-lama akan mengurangi bentuk perhiasan tersebut, walaupun tidak akan secara langsung mengurangi karat dan kandungan emasnya.

Sebagai tambahan jika ingin menjual emas, lebih baik sebelumnya kita mengecek bentuk perhiasan kita,,apakah ada yang rusak, ataukah SS pengait kalungnya hilang, atau mata cincinnya hilang, dan sebagainya. 

Jika itu terjadi, sebaiknya kita melakukan perbaikan/reparasi dahulu, baru kemudian datang kembali ke toko/ gerai emas tersebut, karena pemotongan akibat kerusakan biasanya lebih mahal dibandingkan dengan biaya reparasi, tapi itu berbeda-beda, tergantung setiap toko/gerai dalam menentukan biaya reparasi serta biaya yang dibebankan kepada konsumen karena kerusakan.

Semoga penjelasan dan tips-tips seputar perhiasan emas ini bisa sedikit membantu kita untuk lebih mengenal seluk beluk perhiasan yang kita miliki, bukan hanya sekedar untuk berhias atau sebagai aksesoris saja, tapi juga bisa dijadikan investasi yang bemanfaat di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun