Ibu mana yang tidak gundah hatinya, ketika putrinya yang berprestasi dan sangat suka belajar, meminta untuk mogok sekolah.Itu terjadi pada saya, putri saya Sarah meminta berhenti sekolah, karena dia tidak berhasil masuk di smp favorit yang dia inginkan.Â
Sedihnya lagi, dia mengetahui orang-orang yang prestasinya jauh dibawah dia, berhasil masuk di smp favorit itu.Sempat juga saya masukan Sarah ke SMP swasta, tapi dia merasakan di bully di sekolah itu. Kalau ada pr, masih belum sempat masuk gerbang sekolah buku prnya sudah di minta teman-temannya untuk di contek.Â
Banyak lagi yang dia alami di sana. Sampai sempat sakit, dan jika kita ngobrol-ngobrol tentang sekolah, dia akan merasa sangat mual, bahkan sampai muntah.
Sampai akhirnya dia minta berhenti sekolah, dia  juga mengutarakan keinginannya untuk tidak mau sekolah. Itulah awal saya kelimpungan dan bertemu dengan para praktisi homeschooling {HS} di dunia  maya. Dengan adanya IndiHome, Internetnya Indonesia, kami merasa tertolong sekali.
Waktu itu masih zamannya Speedy, kami sudah berlangganan. Cerita tentang HS seperti membuat Sarah bangkit kembali. Dia kemudian yang aktif cari tau dan cari info tentang HS.Â
Dia print apa-apa tentang HS. Dia aktif baca-baca milis HS." Tapi umi, yang aktif ibu-ibu semua, umi aja deh yang temenan dulu " . Â Maka sayapun mulai aktif berteman dengan para pengiat Sekolah Rumah yang ada hampir di seluruh penjuru Indonesia, bahkan di manca negara.
Tidak terbayangkan, jika kala itu saya belum kenal Internet. Pasti yang ada adalah gundah gulana, dan tidak terbayangkan mempunyai putri yang pintar, harus putus sekolah.Â
Sungguh saya dan suami sering mensyukuri keberadaan Internet yang menjadi bagian dari hidup kami sampai saat ini.
Tidak hanya Sarah, bahkan adik-adik Sarah juga akhirnya memilih HS, dan jadi pembelajar mandiri juga. Bahkan mereka, tidak pernah merasakan sekolah formal sama sekali.
Dengan pertolongan  Internet inilah saya sangat merasakan, putra putri saya  jadi memiliki pemahaman  dan pendalaman materi-materi pelajaran yang mereka sukai secara lebih berkwalitas.
Sungguh berkat tersediannya layanan IndiHome, Telkom Indonesia sangat menolong kami.Kami sekeluarga sangat merasakan manfaat Internet.
Sarah terus belajar sendiri, jadi pembelajar mandiri.Dengan Internet yang lancar,tanpa putus-putus, Sarah bisa mengaskses apa saja. Sarah bisa mengakses referensi di berbagai e-book, menonton berbagai vidio based learning atau pembelajaran berbasis vidio.
Kakaknya Sarah, teteh Sofwa menyarankan Sarah untuk ambil Les di IEC.Karena dia sudah terlebih dahulu les disana. Beberapa bulan Sarah les disana, prestasinya lumayan bagus. Dan malah oleh gurunya Sarah diminta menjalani serangkaiaan tes bersama beberapa orang lainnya untuk jadi guru IEC., dan Sarah lulus.Â
Dia jadi guru termuda,kala itu usianya belum 14 tahun,Sarah kemudian mengajar super kids , Allhamdulillah les bahasa Inggrisnya gratis, malah masih punya uang saku.
Tentunya Sarah juga sangat ingin kuliah, dan untuk kuliah ini pasti memerlukan ijazah. Dan lewat internet juga kami mengenal Sekolah Berkemas, lalu Sarah mengambil Ujian Kesetaraan Paket B{setara SMP} dan Paket C {setara SMA}.
Dengan memiliki ijazah Paket C, Sarah  dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi , sayang ketika Sarah selesai menempuh  ujian paket C itu tahun 2014 saya harus dirawat di Rumah Sakit, karena kena serangan stroke.
Sarah dan teh Sofwa tentunya jadi yang utama menjaga saya di RS. Padahal Sarah sedang seru-serunya mempersiapkan diri untuk ikutan SBMPTN 2014, dan Sarah  gagal, nggak dapat perguruan tinggi negri.
Akhirnya Sarah memilih Sekolah Tinggi llmu Ekonomi  yang terkenal di Jakarta, untuk menjadi tempatnya menimba ilmu. Alhamdulillah dengan limpahan manfaat Internet, dan jadi pembelajar mandiri, Sarah bisa mengikuti kuliah dengan lancar di kampus yang  menyelenggarakan  pendidikan di bidang keuangan dan perbankan.Â
Saya selalu bersyukur dengan kehadiran  IndiHome, Telkom Indonesia, benar-benar menjadi barokah untuk kami. Sarah yang tidak belajar di bangku SMP dan SMA secara formal, ternyata nilai-nilainya tidak tertinggal jika dibandingkan dengan teman-temannya yang bersekolah di SMA favorit , nilai IP nya juga rata-rata 3,7.
Saya seringkali berkata dalam hati dengan penuh syukur,  betapa saya merasakan Manfaat  Internet terima kasih  IndiHome, Telkom Indonesia.
Setelah di wisuda, jadi sarjana ekonomi. Sarah melamar kerja di bank  International ternama di bilangan scbd  dan berhasil diterima. Setelah bekerja kurang lebih satu tahun di  bank tersebut sebagai karyawan tidak tetap, Alhamdulillah kini Sarah sudah diangkat menjadi karyawan tetap di Bank Internasional tersebut. Terima kasih  IndiHome, Telkom Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H