Mohon tunggu...
Lia Oktaviana
Lia Oktaviana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

melalui proses berharap progres

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Pendidikan Nasional di Indonesia

20 Desember 2022   23:55 Diperbarui: 21 Desember 2022   00:18 4608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dalam perjalanannya untuk merdeka dari penjajah merupakan perjuangan yang tidak mudah untuk diraih. Berkat dari jasa pahlawan yang telah gugur dan memberikan segenap dirinya untuk bangsa.  Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, selama perjalanan tersebut di dunia pendidikan juga mengalami perkembangan dari tahun ke tahun selama masa penjajahan. 

Tidak sedikit yang harus menerima ketidakmerataan pendidikan di zaman dahulu, karena banyak dari rakyat biasa yang tidak dapat menikmati sekolah karena kelas sosial.  

Jika dicermati pada lagu Himne Guru "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" kita dapat mengetahui pada lagu ini sesuai dengan keadaan zaman dahulu dimana guru hanya diberi gaji kecil bahkan ada yang tidak mendapat gaji. Apakah yang harus dilakukan bagi calon guru maupun guru pada zaman sekarang ini dan bagaimana proses panjang perjalanan pendidikan sebelum merdeka dan setelah merdeka?

Pada tahun 1854, pendidikan di Indonesia masih terbatas hal ini ditandai dengan sekolah Bumi Putera yang mengedepankan kelas sosial untuk dapat belajar di sekolah. Kemudian mengalami perkembangan kelonggaran pendidikan dan pengajaran yang diawali dengan pergerakan organisasi Budi Utomo (1908-1935).  Pada tahun 1912 berdirilah sekolah Kartini yang bertujuan derajat wanita melalui pendidikan.  

Selanjutnya munculah sekolah Taman Siswa pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Dewantara, hal ini merupakan tonggak lembaga pendidikan dan budaya  untuk mewujudkan masyarakat tertib dan damai. Pendidikan pada masa setelah kemerdekaan hingga sekarang terjadi perubahan dan perkembangan kurikulum yang terus berganti-ganti diantaranya dimulai dari kurikulum Rencana Pengajaran 1947 hingga pada tahun 2022 muncul Kurikulum Merdeka.  Selain itu dibentuklah tokoh penting yang menjabat menjadi menteri pendidikan. Selain itu, disempurnakan Sistem Pendidikan Nasional yang lebih ditata kembali.

Melalui penjelasan proses perjalanan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekan, diartikan bahwa kebebasan untuk belajar di sekolah pada zaman dahulu sangat minim. Selain itu pandangan negatif Penjajah Belanda saat itu, hal ini didasari ditutupnya dan dibatasinya aktivitas sekolah bagi pribumi dan Tionghoa.  

Sejak tahun 1903 kesempatan belajar juga diberikan kepada orang-orang pribumi yang mampu dan warga Tionghoa kemudian tiba-tiba dibatasi hanya orang Belanda yang boleh sekolah. Pada masa kini sudah digerakkan wajib belajar 12 tahun di sekolah. Oleh karena itu merupakan peluang besar dan kesempatan besar untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan. Untuk karena itu sebagai generasi sekarang ini harus tetap bersyukur, menghargai jasa pahlawan, dan  semngat dalam menghadapi era globalisasi. 

Mengatur dan bersandar pada diri sendiri bukan orang lain merupakan bentuk dari manusia yang merdeka. Siswa yang merdeka diharapkan mampu melakukan pembelajaran dengan mandiri sehingga tercapai pada tujuan yang relevan. Guru merdeka adalah guru yang mampu belajar dengan perkembangan zaman, mampu beradaptasi dan mandiri dalam pembelajaran dan pengajaran. 

Guru pada zaman sekarang ini harus dapat menuntut siswa untuk mengembangkan potensi dan berakal budi pekerti yang berkembang  sesuai dengan budaya di Indonesia. Guru mampu mengarahkan untuk siswa membangun sikap sifat untuk saling membantu, gotong royng, kecakapan sosial dan menghargai sosial yang sudah tertanam pada zaman dahulu. 

Guru tidak hanya memberikan materi saja, tapi juga turut memperhatikan jiwa sosial siswa-siswa. Terlepas dari guru pada zaman tanpa tanda jasa atau tidak, pada intinya peran guru masih sangat dibutuhkan. Tidak tergantikan oleh internet, yaitu guru yang mengajarkan nilai sosial dan praktik yang baik kepada siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun