Mohon tunggu...
Lia Oktaviana
Lia Oktaviana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

melalui proses berharap progres

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah akibat Corona, Efektif?

16 Maret 2020   21:45 Diperbarui: 16 Maret 2020   22:08 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak Corona muncul pada Senin (2/3/2020) yang disebabkan adanya warga negara positif Corona  Jepang berkunjung Indonesia dan menularkan dua warga negara Indonesia. Virus Corona semakin menjadi-jadi dan terus bertambah korbannya.

Oleh karena itu pemerintah Indonesia segera mengambil langkah cepat yaitu sistem lock down. Lock down adalah penguncian dengan maksud membatasi akses masuk keluar dalam suatu daerah, selain sistem cincin yang mengharuskan pemantauan di sekitar yang terkena virus corona oleh pihak-pihak tertentu.

Akibat dari kebijakan lock down berimbas pada bidang pendidikan. Demi virus ini tidak menjalar di perguruan tinggi. Beberapa Universitas melaksanakan pembelajaran di luar kelas dengan mengganti metode tatap muka secara langsung di kelas dengan sistem daring dengan ketentuan periode yang berbeda-beda.

Universitas yang sudah menerapkan sistem daring ini diantaranya adalah Universitas Gadjah Mada, Univesitas Negeri  Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Semarang.

Sebenarnya apa itu daring?

Dalam Kamus Besar Indonesia diartikan dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Jika digunakan bahasa sendiri daring merupakan sistem dalam menggunakan jaringan internet. Tapi beberapa orang yang menyebutkan daring (dalam jaringan) itu online yang lawan katanya offline atau disebut luring (luar jaringan).

Di Universitas sendiri memiliki aplikasi pembelajaran yang memudahkan  mahasiswa mengerjakan tugas dari dosen tanpa tatap muka. Sebenarnya aplikasi ini banyak diantaranya google classroom,video communication.

Pertanyaannya bagaimana input absen kehadiran mahasiswa. Jawabannya adalah masing-masing Universitas memiliki kebijakan sendiri terkait ini, namun beberapa Universitas sudah menerapkan validasi absen dengan jaringan di luar kampus. Padahal biasanya hanya dapat menggunakan jaringan dalam kampus saja.

Selain itu sistem daring mempengaruhi keberjalanan mahasiswa yang sudah menempuh skripsi dan mau tidak mau harus melakukan bimbingan kepada dosen secara tidak langsung. Sebenarnya pembelajaran praktikum mahasiswa juga terhambat. Terutama jurusan yang biasanya melakukan praktikum dalam mata kuliah yang memang membutuhkannya.

Daring dianggap efektif sebagai pengganti mata kuliah bagi mahasiswa karena mahasiswa sudah dianggap mampu mengelola belajar dengan sistem tersebut. Anggapan mahasiswa yang dapat belajar sendiri dengan sitem pembelajaran daring tentunya berbeda bagi anak yang masih sekolah. Lalu bagaimana jika sistem daring dilaksanakan untuk siswa sekolah? SD?SMP? SMA

Di beberapa daerah seperti Jakarta, Solo, Jogja, Bogor sudah meliburkan kegiatan belajar di Sekolah hingga beberapa minggu. Hal ini menjadi pertimbangan kegiatan belajar siawa yang pasti terhambat.

Ternyata dari Pemerintah sudah menyiapkan daring menggunakan beberapa aplikasi. Diantaranya adalah G Suite education yang merupakan aplikasi di bidang pendidikan ditujukan untuk sekolah yang memudahkan siswa dapat belajar dengan tutorial dari pengajar, membuka sumber referensi, terhubung dengan online maupun offline, dapat memberi nilai, mengolah kurikulum, memberi tugas dengan mudah yang hanya mengandalkan satu aplikasi saja.

Google
Google
Sebenarnya masih ada banyak lagi aplikasi belajar bagi siswa diantaranya Ruang guru, Quiper, Google Indonesia, Zenius, dll. yang mungkin bisa anda coba.

Tetapi timbul juga rasa penasaran apakah siswa di rumah benar-benar belajar ataukah sebaliknya malas belajar. Keefektifan daring di sekolah masih diperhitungkan karena mungkin bagi sebagian orang daring efektif tapi sebagian juga belum efektif.

Berikut merupakan hal yang diperhatikan agar daring di sekolah bisa efektif

  • Memperhatikan perangkat yang dimiliki jenjang penidikan yang ditempuh (SD,SMP, SMA)

Hal ini dimaksudkan bahwa perbedaan usia juga mempengaruhi proses pembelajaran yang lebih konkrit pada bertambahnya usia. Oleh karena itu untuk anak SD menggunakan perangkat gadget harus diawasi oleh orang tua. Agar pengawasan tetap ada dan juga saat anak kesulitan bisa bertanya kepada orang tua.

  • Kepemilikan smartphone sebagai perangkat pendukung belum sepenuhnya dimiliki

Sebagian besar mungkin sudah banyak memiliki smartphone. Tetapi beberapa hal karena faktor tertentu karena keluarga kurang mampu membeli smartphone bisa menjadikan kendala.

Bahkan ada kasus yang dilansir Kompas.com (10//04/2019) sebanyak delapan siswa kesulitan melakukan USBN karena tidak memiliki android. Oleh karena itu diharapkan tugas yang menggunakan daring masih dianggap wajar dan tidak menyulitkan siswa untuk mengakses dan mengerjakannya

  • Suasana belajar di rumah

Tentunya beljar di sekolah dengan belajar sendiri berbeda dengan yang saat di sekolah. Karena mungkin di sekolah siswa lebih fokus belajar sedangkan kadang suasana di rumah yang kurang terkondisikan . Misal di rumah memiliki adik dan disuruh orang tuanya menjaganya dan mengajak bermain, lebih suka nonton TV tanpa pengawasan orang tua.

  • Pembelajaraan aktif berkurang

Hal ini disebabkan kurangnya pertemuan tatap muka dengan pengajar, selain itu bahan diskusi bersama tean-teman juga akan terpengaruh karena akan menjadi jarang. Selain itu juga kesulitan siswa untuk bertanya dan memahami materi tanpa pelatihan dan cara-cara yang biasanya dilakukan gurunya agar paham saat bertatap muka secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun