Mohon tunggu...
Lia Oktaviana
Lia Oktaviana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

melalui proses berharap progres

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah akibat Corona, Efektif?

16 Maret 2020   21:45 Diperbarui: 16 Maret 2020   22:08 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata dari Pemerintah sudah menyiapkan daring menggunakan beberapa aplikasi. Diantaranya adalah G Suite education yang merupakan aplikasi di bidang pendidikan ditujukan untuk sekolah yang memudahkan siswa dapat belajar dengan tutorial dari pengajar, membuka sumber referensi, terhubung dengan online maupun offline, dapat memberi nilai, mengolah kurikulum, memberi tugas dengan mudah yang hanya mengandalkan satu aplikasi saja.

Google
Google
Sebenarnya masih ada banyak lagi aplikasi belajar bagi siswa diantaranya Ruang guru, Quiper, Google Indonesia, Zenius, dll. yang mungkin bisa anda coba.

Tetapi timbul juga rasa penasaran apakah siswa di rumah benar-benar belajar ataukah sebaliknya malas belajar. Keefektifan daring di sekolah masih diperhitungkan karena mungkin bagi sebagian orang daring efektif tapi sebagian juga belum efektif.

Berikut merupakan hal yang diperhatikan agar daring di sekolah bisa efektif

  • Memperhatikan perangkat yang dimiliki jenjang penidikan yang ditempuh (SD,SMP, SMA)

Hal ini dimaksudkan bahwa perbedaan usia juga mempengaruhi proses pembelajaran yang lebih konkrit pada bertambahnya usia. Oleh karena itu untuk anak SD menggunakan perangkat gadget harus diawasi oleh orang tua. Agar pengawasan tetap ada dan juga saat anak kesulitan bisa bertanya kepada orang tua.

  • Kepemilikan smartphone sebagai perangkat pendukung belum sepenuhnya dimiliki

Sebagian besar mungkin sudah banyak memiliki smartphone. Tetapi beberapa hal karena faktor tertentu karena keluarga kurang mampu membeli smartphone bisa menjadikan kendala.

Bahkan ada kasus yang dilansir Kompas.com (10//04/2019) sebanyak delapan siswa kesulitan melakukan USBN karena tidak memiliki android. Oleh karena itu diharapkan tugas yang menggunakan daring masih dianggap wajar dan tidak menyulitkan siswa untuk mengakses dan mengerjakannya

  • Suasana belajar di rumah

Tentunya beljar di sekolah dengan belajar sendiri berbeda dengan yang saat di sekolah. Karena mungkin di sekolah siswa lebih fokus belajar sedangkan kadang suasana di rumah yang kurang terkondisikan . Misal di rumah memiliki adik dan disuruh orang tuanya menjaganya dan mengajak bermain, lebih suka nonton TV tanpa pengawasan orang tua.

  • Pembelajaraan aktif berkurang

Hal ini disebabkan kurangnya pertemuan tatap muka dengan pengajar, selain itu bahan diskusi bersama tean-teman juga akan terpengaruh karena akan menjadi jarang. Selain itu juga kesulitan siswa untuk bertanya dan memahami materi tanpa pelatihan dan cara-cara yang biasanya dilakukan gurunya agar paham saat bertatap muka secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun