Ternyata dari Pemerintah sudah menyiapkan daring menggunakan beberapa aplikasi. Diantaranya adalah G Suite education yang merupakan aplikasi di bidang pendidikan ditujukan untuk sekolah yang memudahkan siswa dapat belajar dengan tutorial dari pengajar, membuka sumber referensi, terhubung dengan online maupun offline, dapat memberi nilai, mengolah kurikulum, memberi tugas dengan mudah yang hanya mengandalkan satu aplikasi saja.
Tetapi timbul juga rasa penasaran apakah siswa di rumah benar-benar belajar ataukah sebaliknya malas belajar. Keefektifan daring di sekolah masih diperhitungkan karena mungkin bagi sebagian orang daring efektif tapi sebagian juga belum efektif.
Berikut merupakan hal yang diperhatikan agar daring di sekolah bisa efektif
- Memperhatikan perangkat yang dimiliki jenjang penidikan yang ditempuh (SD,SMP, SMA)
Hal ini dimaksudkan bahwa perbedaan usia juga mempengaruhi proses pembelajaran yang lebih konkrit pada bertambahnya usia. Oleh karena itu untuk anak SD menggunakan perangkat gadget harus diawasi oleh orang tua. Agar pengawasan tetap ada dan juga saat anak kesulitan bisa bertanya kepada orang tua.
- Kepemilikan smartphone sebagai perangkat pendukung belum sepenuhnya dimiliki
Sebagian besar mungkin sudah banyak memiliki smartphone. Tetapi beberapa hal karena faktor tertentu karena keluarga kurang mampu membeli smartphone bisa menjadikan kendala.
Bahkan ada kasus yang dilansir Kompas.com (10//04/2019) sebanyak delapan siswa kesulitan melakukan USBN karena tidak memiliki android. Oleh karena itu diharapkan tugas yang menggunakan daring masih dianggap wajar dan tidak menyulitkan siswa untuk mengakses dan mengerjakannya
- Suasana belajar di rumah
Tentunya beljar di sekolah dengan belajar sendiri berbeda dengan yang saat di sekolah. Karena mungkin di sekolah siswa lebih fokus belajar sedangkan kadang suasana di rumah yang kurang terkondisikan . Misal di rumah memiliki adik dan disuruh orang tuanya menjaganya dan mengajak bermain, lebih suka nonton TV tanpa pengawasan orang tua.
- Pembelajaraan aktif berkurang
Hal ini disebabkan kurangnya pertemuan tatap muka dengan pengajar, selain itu bahan diskusi bersama tean-teman juga akan terpengaruh karena akan menjadi jarang. Selain itu juga kesulitan siswa untuk bertanya dan memahami materi tanpa pelatihan dan cara-cara yang biasanya dilakukan gurunya agar paham saat bertatap muka secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H