Bagi pecinta drama korea selatan pasti pernah menjumpai drama yang menyajikan kisah pembullian yang ada di sekolah dengan plot berbeda-beda. Dari data tersebut sebenarnya mewakili masalah kekerasan yang tinggi di negeri ginseng tersebut yaitu maraknya kasus bully yang menyebabkan kasus bunuh diri.
Ternyata Korea selatan termasuk dalam 5 negara dengan kasus bunuh diri terbesar dari seluruh dunia.  Menurut laporan Kementerian  Kesehatan dan Kesejahteraan Korea selatan cara yang banyak digunakan untuk bunuh diri adalah lompat dari jembatan tinggi dan meminum racun. Berdasarkan data tahun 2019 rata-rata kematian 26,9 kematian per 100 ribu penduduk. Jepang masih dibawah Korea Selatan dalam hal ini yaitu per 2018 rata-rata angka orang yang bunuh diri di Jepang adalah 18.5 kematian per 100.000 penduduk.
Dampak biasanya dirasakan korban bully diantaranya yaitu
Depresi yaitu perasaan tertekan namun tidak bisa melawan yang menyebabkan depresi berkepanjangan.
Gangguan kecemasan, hal ini karena rasa serba salah selalu mengahantui dan menyebabkan rasa takut atau was-was dalam melakukan sesuatu.
Dampak fisik dapat berupa kesehatan yang semakin menurun, cedera, ataupun juga dapat cacat fisik
Menyendiri dan mengucilkan diri hal ini disebabkan pergaulan seakan tertutup dan tidak ada orang yang dapat dipercaya.
Rasa tidak aman di sekolah karena pengawasan guru yang tidak sepenuhnya seperti orang tua karena murid banyak
Konsep diri yang buruk karena efek trauma yang diterimanya sehingga menimbulkan perilaku yang kadang sama dengan pelaku bully.
Nilai menurun, hal ini dikarenakan rasa malas dan kurang konsistensi dalam belajar dan bahkan malas berangkat sekolah.
Sering kecewa dengan melabel dan anggapan dirinya merupakan anak yang buruk dan anak yang kurang beruntung