Mohon tunggu...
Lian Wlnsr
Lian Wlnsr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lian Wulansari Christina,Yang biasa dipanggil Lian, Ulan. Lahir di Jakarta 29 Januari 2003, Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Pamulang, Selain aktif di beberapa Organisasi Gadis yang sekarang ini berumur 21 ahun mulai tertarik dengan menulis sejak ia duduk di bangku Smk dan memutuskan untuk kuliah Fakultas Sastra Indonesia Di Universitas Pamulang. Pesan Ali Bin Abi Thalib membuatnya semangat untuk belajar menulis yaitu “ Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti”.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Melihat Kesenian Wayang di Museum Wayang Jakarta

24 Oktober 2023   18:19 Diperbarui: 24 Oktober 2023   18:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia terdiri dari banyaknya budaya, suku, bahasa. Setiap daerah memiliki keseniannya masing-masing. 

Salah satu kesenian yang popular dan paling menonjol di Indonesia yaitu Wayang

Wayang berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti bayangan. 

Seni pertunjukan yang berkembang sangat pesat khususnya di Pulau Jawa banyak menarik perhatian di berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. 

Karena dalam pertunjukan seni wayang sudah meliputi banyak kesenian lainnya, seperti seni pahat, seni musik, seni peran, seni pahat, seni sastra, dan masih banyak lagi.  

Pertunjukan dan kesenian Wayang ini bisa kita jumpai di Museum Wayang, Jakarta.

detik.com
detik.com

Museum Wayang, Jakarta terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.27 Pinangsia, RT.3/RW.6, Kota Tua, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat. 

Museum ini pada awalnya merupakan suatu gereja tua yang didirikan oleh VOC tahun 1640 yang di beri nama "De Oude Hollandsche Kerk" sampai dengan tahun 1932 gedung ini dipakai menjadi tempat ibadah bagi para tentara dan penduduk sipil Belanda yang berada di Batavia.

Gedung ini sempat berubah nama menjadi "De Nieuwe Hollandsche Kerk" pada tahun 1733 sampai dengan 1808. 

Pada halaman depan museum wayang terdapat 9 prasasti yang mana bertuliskan nama-nama para pejabat Belanda yang pernah di makamkan di halaman Gereja tersebut. 

Sampai dengan pada tanggal 13 Agustus 1975 Museum Wayang diresmikan oleh Gubernur Jakarta, Ali Sadikin. 

Dalam museum ini memuat berbagai macam koleksi Wayang  dari berbagai daerah seperti wayang kulit, golek, beber, wayang kardus, wayang rumput, wayang kaca, dan lain sebagainya. 

Tak hanya Wayang dari Indonesia saja bahkan kesenian Wayang dari mancanegara pun ada. 

Koleksi wayang yang berada di Museum ini berjumlah mencapai 6000 buah. 

Selain itu, koleksi wayang tertua di museum ini adalah wayang intan yang dibuat pada tahun 1870 oleh Ki Guna Kerti Wanda. 

foto pribadi
foto pribadi

Selain memamerkan banyaknya koleksi wayang, topeng, patung dan alat-alat musik tradisional, museum wayang memiliki serangkaian acara lainnya juga. 

Seperti belajar menyinden, Syairan Jawa, Pertunjukan wayang golek, Pertunjukan Wayang kulit, dan lain sebagainya. 

Salah satu pertunjukan yang sering kali di mainkan yaitu Wayang kulit. 

Dalam pertunjukan wayang kulit biasanya memerankan kisah-kisah para pandawa lain lain sebagainya. 

Salah satu cerita yang baru-baru ini di lakoni yaitu "Gatot Kaca Wisyda" 

Gatot Kaca Wisuda merupakan salah satu cerita yang baru-baru ini dibawakan pada panggelaran wayang pada tanggal 24 September 2023.  

Kisah ini menceritakan tentang keberanian dan kesaktian Gatot kaca, putra dari Bima dalam kisah Mahabharata. 

Cerita ini mengajarkan kita tentang suatu keberanian, persaudaraan, dan kekuatan dalam menghadapi musuh-musuh yang mengerikan.

Dan masih banyak lagi pertunjukan-pertunjukan dan lakon yang ada di dalam Museum Wayang, Jakarta. 

Sampai dengan saat ini kesenian wayang semakin berkembang dari zaman ke zaman, selain sebagai hiburan wayang juga dapat menjadi media penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, dan lain sebagainya. 

Karenanya wayang dianggap memiliki nilai berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun