Sebaliknya, Bahrain hanya memiliki sepuluh pelanggaran. Satu pelanggaran berbuah kartu kuning untuk Amine Benaddi. Padahal, ada momen-momen ketika Bahrain melanggar pemain Indonesia dengan keras tapi tidak dinyatakan sebagai pelanggaran.
Tak hanya pemain yang mendapat kartu, Al Kaf bahkan memberikan kartu merah kepada manajer Timnas Indonesia, Sumardji saat memprotes pertandingan yang belum berakhir meski injury time selesai.
2.Tidak beri tendangan bebas
Selanjutnya, Al Kaf juga disorot karena tidak memberikan tendangan bebas kepada timnas Indonesia pada babak kedua.
Padahal saat itu, Rafael Struick dilanggar pemain belakang Bahrain tepat di depan kotak penalti. Wasit Al Kaf hanya memberikan drop ball kepada timnas Indonesia.
Wasit beralasan, tendangan bebas tidak diperlukan karena bola mengenai Rafael saat dilanggar pemain lawan. Indonesia pun kehilangan peluang membuat gol.
3. Tambahan waktu yang diberikan tidak sesuai dengan momen terhentinya pertandingan, menyebabkan kekecewaan besar.
Pelanggaran yang Tidak Dikenakan: Beberapa pelanggaran terhadap pemain Indonesia diabaikan, sementara pelanggaran sepele terhadap pemain Bahrain sering kali dihukum.
4. VAR yang Dipertanyakan, Proses VARÂ dianggap tidak transparan, menambah ketidakpuasan terhadap keputusan-keputusan wasit
Hal itu membuat nitizen Indonesia ramai, Netizen Indonesia sangat marah dan protes terhadap keputusan wasit. Mereka percaya bahwa wasit melakukan kecurangan yang menguntungkan Bahrain, sehingga mengganggu proses pertandingan, ada juga netizen mengkritik Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) karena diduga bekerja sama dengan wasit untuk menguntungkan Bahrain. Yang tercermin dalam hashtag"afcmafia" yang digunakan oleh beberapa netizen.
Netizen Indonesia meminta FIFA untuk memeriksa wasit Ahmed Al Kaf dan melakukan investigasi terhadap pertandingan tersebut. Mereka percaya bahwa kinerja wasit tidak netral dan lebih memihak ke tim Bahrain.