Mohon tunggu...
Lianche Manullang
Lianche Manullang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional Universitas Jember

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sikap Tegas Indonesia dalam Kasus Penolakan Ekspor Minyak Sawit oleh Uni Eropa

3 Maret 2023   23:32 Diperbarui: 4 Maret 2023   00:57 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: buttmkp.karantina.pertanian.go.id via Voi.id

Pendahuluan

Sektor perkebunan Indonesia menjadi salah satu sektor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Salah satu sektor perkebunan yang memiliki jumlah pasar yang luas di pasar dunia yaitu perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor yang paling besar dan salah satu sumber pemasukan devisa negara dengan jumlah yang banyak. 

Industri minyak kelapa sawit Indonesia menduduki posisi teratas dengan kualitas terbaik di pasar internasional hingga saat ini. Kelapa sawit melewati proses pengolahan menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan kemudian digunakan menjadi sumber bahan baku produk lain. Olahan minyak kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, kosmetik, obat-obatan, dan produk turunan lainnya.

Kondisi geografis Indonesia yang memiliki iklim tropis merupakan modal utama bagi Indonesia untuk menjadi produsen minyak kelapa sawit. Kelapa sawit umumnya tumbuh dan berkembang dengan baik pada negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia saat ini kelapa sawit banyak tumbuh di daerah Sumatera, Kalimantan,  Sulawesi, dan Papua. 

Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak tahun 1980 –an oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) . Pengembangan pertama kali dilakukan di daerah Sumatera dan Kalimantan, kemudian terus meluas seiring dengan peningkatan permintaan CPO milik Indonesia. Pada tahun 2019, luas lahan sawit di Indonesia yaitu 16,38juta Ha milik masyarakat, negara, dan swasta.

Kebutuhan pasar internasional terhadap CPO saat ini terus mengalami peningkatan. Terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina merupakan salah satu penyebabnya, karena Rusia dan Ukraina merupakan produsen minyak bunga matahari terbesar. Negara-negara lain di Uni Eropa kemudian beralih menggunakan CPO sebagai bahan baku produksi dan meninggalkan minyak bunga matahari. 

Pada dasarnya, kualitas minyak sawit jauh lebih baik dari pada minyak bunga matahari. Minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan baik pangan maupun nonpangan.

Pembahasan

Negara tujuan ekspor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2018 di antaranya yaitu, India, Cina, Pakistan, Bangladesh, Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Italia, Mesir, dan Malaysia (Badan Pusat Statistik, Lokadata). 

Berdasarkan laporan dari Kementrian Pertanian RI, pada tahun 2019, Indonesia mengekspor 2,96 juta ton minyak kelapa sawit ke berbagai negara. Angka ini mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya yang mengekspor sebesar 2,88 juta ton. Peningkatan produksi minyak kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2019 juga cukup baik, yaitu sebesar 4,31 juta ton, meningkat 11% dari sebelumnya. 

Belanda, Spanyol, dan Italia merupakan tiga dari negara Uni Eropa yang menjadi tujuan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Jumlah ekspor untuk ketiga negara tersebut jika digabungkan akan menduduki peringkat ketiga dengan pasar ekspor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun