Bukankah dalam sebuah kehidupan tidak telepas dari apa yang namanya proses pembelajaran? Bukankah dari awal kita hidup terlahir dalam kondisi yang belum tahu dan belum bisa apa-apa? Sebut saja ketika kita masih bayi yang awalnya belum bisa merangkak, berjalan, belum bisa bicara, tetapi dengan adanya proses pembelajaran akhirnya kita bisa menemukan cara bagaimana untuk merangkak, berjalan, dan bicara. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak terlepas dari yang namanya pembelajaran. Sama halnya ketika orang sudah dewasa, meskipun orang dewasa mungkin banyak yang sudah menyelesaikan pendidikan formal, bukan berarti ia berhenti belajar. Karena pada dasarnya pembelajaran tidak hanya berpatok pada pembelajaran melalui pendidikan formal saja, dengan suasana belajar di kelas, dan guru sebagai pemberi materi pembelajaran. Pembelajaran bisa dilakukan dimana pun dan kapan pun, yang terpenting yaitu niat yang dimiliki oleh individu tersebut.
Namun, terkadang ketika individu sudah memasuki usia dewasa ia mulai merasa jenuh dengan belajar. Ada juga orang dewasa yang ingin melakukan suatu pembelajaran, tetapi tidak jadi atau ragu-ragu karena ia berpikir bahwa sudah telat untuk melakukan pembelajaran diusia tersebut. Padahal perlu diketahui bahwa belajar itu tidak mengenal waktu dan usia, karena pada dasarnya dalam kehidupan pasti selalu membutuhkan ilmu dan pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang baru, dapat diperoleh dari proses pembelajaran itu sendiri. Dari hasil pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung akan menjadikan pemikiran bertambah dewasa dengan seiring bertambahnya usia. Contohnya yaitu sejeniusnya professor atau ilmuwan, ia tetap perlu untuk mempelajari rumus baru untuk memecahkan suatu teori yang baru. Sepintar-pintarnya seorang pembisnis, ia tetap harus mempelajari strategi dan teknik marketing kompetitornya.Â
Selain itu perlu diketahui bahwa kemampuan belajar ketika usia dewasa dan ketika usia anak-anak berbeda. Ketika masih usia anak-anak setiap ilmu yang dipelajari akan lebih mudah diingat dan dicerna, terlebih ketika masih kecil sekolah menjadi kegiatan yang utama. Berbeda ketika sudah dewasa, lebih banyak hal yang perlu dipikirkan seperti dikejar deadline pekerjaan, masih harus memikirkan tugas rumah yang belum dikerjakan, memikirkan keuangan, dan sebagainya. Sehingga ketika melakukan pembelajaran diusia dewasa ilmu yang dipelajari tidak bisa 100% dominan diingat oleh otak. Tetapi apabila kita memiliki niat yang kuat, walaupun hanya beberapa persen saja yang diingat oleh otak, kita tetap akan enjoy menjalani proses tersebut.(Nugraha, 2013)
Perlu diketahui juga bahwa pembelajaran ketika usia dewasa dan pembelajaran usia anak-anak memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam proses pembelajaran, orang dewasa lebih menginginkan kemandirian dan sedikit kebebasan, tidak mau diperlakukan seperti anak-anak. Orang dewasa lebih suka pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, dan memperhatikan pengalaman hidupnya. (Sujarwo & Pd, 2012)
Pada dasarnya kita sebagai orang dewasa sebenarnya memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, serta kecakapan dan kemampuan dalam mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Kita sebagai orang dewasa selalu berusaha untuk meningkatkan pengalaman hidup agar lebih siap dalam menjalankan kehidupan yang optimal. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan proses pembelajaran. Jadi pembelajaran orang dewasa lebih berorientasi pada belajar berpusat pada kehidupan. Dengan demikian orang dewasa belajar tidak hanya untuk memperoleh nilai yang bagus, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan melakukan pembelajaran, orang dewasa akan memperoleh lebih banyak pengalaman mengenai kehidupan. Dalam pembelajaran orang dewasa pengalaman merupakan sumber yang berharga, karena dengan semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh orang dewasa maka akan semakin termotivasi untuk melakukan peningkatan kualitas hidup. Â (Sujarwo & Pd, 2012)
Namun, terkadang yang namanya motivasi diri sering kali naik turun. Disini terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan dalam pembelajaran orang dewasa agar efektif dan efisien.
Merubah mindset berpikir
- Sebelum mulai melakukan pembelajaran, yang harus pertama kali dilakukan yaitu meyakinkan diri sendiri bahwa meskipun usia sudah tidak muda lagi, tetapi masih mampu untuk berpikir. Maka harus yakin pada diri sendiri bahwa usia bukanlah halangan untuk terus belajar. Menurut pakar neurosains Pamela Greenwood mengatakan bahwa dengan berpikir dapat mencegah orang dari kepikunan, hal ini juga berlaku apabila individu sering melakukan pembelajaran untuk mempelajari hal-hal baru.
Berlatih dan dipraktikkan
- Belajar hal baru tentu saja tidak hanya sekedar belajar secara teoritis, melainkan perlu adanya latihan dan praktik. Tujuannya agar proses penyerapan pembelajaran lebih cepat dan lancar.
Mencatat atau menulis
- Untuk mempermudah memahami materi, salah satu caranya yaitu dengan menuliskankan dalam bentuk ringkasan. Dengan menuliskan kembali apa yang dipahami, dapat membentuk pemahaman yang lebih sistematis. Sehingga dari yang awalnya kurang dipahami, menjadi lebih jelas lewat tulisan.
Memperkaya wawasan pengetahuan
- Dengan memiliki wawasan pengetahuan yang luas, akan semakin banyak konsep yang tertanam didalam pikiran. Hal tersebut dapat berdampak pada semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk membaca atau memahami sebuah pemahaman baru. Contohnya ketika seorang arsitek membaca buku kedokteran. Tetapi mengapa ia membutuhkan waktu yang lama untuk memahami buku tersebut? Karena, wawasan yang dimiliki oleh si arsitek tersebut sangat minim mengenai konsep-konsep kedokteran, begitu pula sebaliknya.
Butuh bantuan orang lain
- Belajar secara mandiri terkadang lebih mudah karena suasana lebih kondusif, tetapi terkadang terasa membosankan. Untuk mengatasi hal tersebut bisa mencari teman yang memiliki interest di bidang yang sama dan mau diajak untuk belajar dan berdiskusi. Atau bisa dengan mencari tutor yang expert dibidang tersebut.
REFERENSI
Nugraha, F. (2013). Motivasi Belajar Orang Dewasa dan Implikasinya pada Penyelenggaraan Diklat. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, 2(2), 38--49.
Sujarwo, D., & Pd, M. (2012). Strategi Pembelajaran Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H