Mohon tunggu...
liah nuraliah
liah nuraliah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selamat Hari Guru Nasional

25 November 2022   14:40 Diperbarui: 25 November 2022   14:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai profesi yang menyandang 'pahlawan tanpa tanda jasa', jasa yang jarang dihargai namun hidupnya penuh keberkahan. Itulah bagian dari hikmah menjadi seorang guru. Meski tugas dan kewajibannya begitu berat, namun kemuliaan itu mampu membawa seseorang mencapai derajat mulia diantara profesi-profesi yang lain.
Niat ikhlas, kesabaran, dan kesungguhan yang selalu dihadirkan di setiap hari ketika berhadapan peserta didik adalah kebahagiaan. Karena seorang guru yang baik, tentu akan bahagia mengadapi keberagaman peserta didiknya, mengingat kewajiban yang telah diembanna adalah untuk mencetak generasi yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, intelektual, serta mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsanya.
Seperti apapun prosesnya, tugas guru adalah mengajar, dan mendidik. Itulah tugas utamanya. Walaupun sebenarnya masih banyak tugas-tugas yang lain yaitu melatih, mengembangkan kemampuan, dan mengevakuasi.
Teruntuk semua guru yang gajinya hanya dibawah rata-rata, jangan putus asa. Rizki tidak hanya bisa didapatkan dari profesi sebagai guru. Rizki akan selalu terbuka untuk semua yang berusaha keras menempatkan niat karena Allah SWT. Dibalik gaji yang sedikit dan tak cukup untuk kebutuhan hidup ataupun keluarga, tapi setidaknya guru bisa mulia di hadapan Tuhan maupun manusia. Ilmu yang sudah diberikan kepada peserta didik itulah yang akan membuat hidup merasa berkecukupan. Keberkahan ilmu yang mereka hadirkan akan membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.
Semoga, siapa saja yang sudah menjadikan pilihan hidup untuk tetap menjadi seorang guru selalu dihadirkan kehidupan yang layak dan lebih baik.  Menempatkan diri dalam pandangan bahwa ketika kita mengejar dunia, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia saja. Namun, ketika kita mengejar kehidupan akhirat, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan akhirat maupun kebahagiaan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun