PEMANASAN GLOBAL & UPAYA PENANGGULANGGANNYA
(Oleh : Lia Herliana, S.Pd, Guru Biologi SMAN 2 Sarolangun)
- Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca yang ekstrim. Dalam waktu singkat bisa merasakan cuaca yang sangat panas, kemudian tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Hal ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah bumi. pada saat ini perubahan iklim yang terjadi merujuk pada perubahan iklim modern atau lebih dikenal dengan istilah pemanasan global.Â
Gambar 1 : Grafik anomali temperatur global dari berbagsi lembaga penelitian (Dok. pribadi)
Berdasarkan hasil penelitian dari NASA Earth Observatory, diperoleh data yang menunjukkan telah berlangsungnya pemanasan global dari tahun ke tahun. Dimana, dari tahun 1890-2010 terjadi peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi meningkat 0,75 ± 0,18 selama seratus dua puluh tahun terakhir. Â
Peningkatan suhu di permukaan bumi diakibatkan oleh efek rumah kaca. Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali sinar matahari berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun, sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos ke luar angkasa karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca yang berlebihan.
- Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan naiknya panas suhu rata - rata permukaan bumi akibat meningkatnya kadar gas rumah kaca. Menurut hasil penelitiannya selama enam tahun, pemanasan global yang menerpa bumi terjadi bukan karena faktor matahari, namun perilaku manusialah yang mendorong perubahan iklim sedunia. Penelitian itu mengukuhkan bahwa antara tahun 2005 dan 2010, ketidakseimbangan energi Bumi terus memburuk. Itu artinya, planet ini menyerap lebih banyak energi surya sebagai panas daripada yang dikembalikannya ke antariksa. Ini terjadi walaupun kenyataan menunjukkan bahwa tingkat energi matahari sangat rendah selama sebagian besar tahun-tahun tadi. Perubahan iklim sedunia ini disebabkan aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara global.
Sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA, ternyata Climatehotmap juga memiliki kesamaan dalam penyebab terjadinya pemanasan global yang disampaikan oleh badan anatariksa Amerika tersebut. Pandangan ilmuwan menurut Climatehotmap, yang mengasumsikan bahwa pemanasan global mengacu pada peningkatan suhu permukaan global, sebagai salah satu dampak dari tingginya emisi karbon dioksida yang disebabkan manusia. Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi tiba di permukaan bumi ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan global saat ini. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emesi karbon bertambah sebesar 20 % dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
- Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim
Kenaikan suhu rata-rata yang diukur sebagai anomali suhu relatif terhadap suhu rata-rata 1951-1980 menunjukkan bahwa suhu pada tahun 2016 hampir satu derajat celcius lebih tinggi daripada rata-rata.
Gambar 2: Â Perubahan suhu global dari tahun 1880 - 2020 (Dok. pribadi)
Sumber utama emisi karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil untuk berbagai kegiatan ekonomi. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak telah meningkatkan konsentrasi karbon dioksida atmosfer. Kontribusi bahan bakar fosil dalam emisi gas rumah kaca adalah yang terbesar di kisaran 70-80% dari total emisi.
Proses Terjadinya Perubahan Iklim yang Dipengaruhi Oleh Efek Rumah KacaÂ
Menurut Intergovermental Panel on Climate Change ( IPCC ) temperatur permukaan panas bumi rata-rata meningkat dari 0,3ºC menjadi 0,6ºC dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Jika jumlah emisi gas rumah kaca terus terbentuk di atmosfir maka diperkirakan pada tahun 2030 temperatur bumi akan mengalami kenaikan sampai 1,5ºC – 4,5ºC. Karena perubahan iklim alam menjadi rusak dan banyak terjadi bencana dimana-mana dan juga menaikan temperatur suhu bumi. Peningkatan temperatur panas bumi seperti ini akan menimbulkan perubahan iklim yang akan mengakibatkan naiknya permukaan laut,meluasnya padang pasir, pengasinan sumber air minum, banjir besar disetiap negara-negara kepulauan dan bencana kelaparan diseluruh dunia karena daerah-daerah pertanian akan musnah serta ekosistem akan mengalami kehilangan sebagian besar keanekaragaman species, mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar.
Gambar 3: Â Proses terjadinya Efek Rumah Kaca (Dok. pribadi)
 Secara sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca dimulai saat panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
- Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Gambar 4: Persentase sektor-sektor penyumbang gas rumah kaca tahun 2014 (Dok. pribadi)
Berdasarkan hasil penelitian IPCC (Intergovernmental Panel On Climate Change), efek rumah kaca disebabkan oleh adanya kegiatan harian oleh masyarakat itu sendiri. Sektor penyumbang emisi gas rumah kaca global 2004 yang terbesar yaitu bersumber dari energi. Sektor energi disini terkait mengenai besarnya konsumsi energi oleh masyarakat. Indonesia berkembang dengan cepat, sehingga memiliki tuntutan besar dalam menggunakan listrik. Per hari saat ini, Indonesia menggunakan 173,8 miliar kWh, sangat jauh bila dibandingkan dengan 10 tahun lalu, yaitu hanya 92 miliar kWh. Sehingga dari hasil pembakaran tersebut yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca.
Gambar 5: Persentase penyumbang jenis-jenis gas rumah kaca (IPCC)
Dari data IPCC sesuai data di atas, dituliskan bahwa kadar emisi gas rumah kaca jenis karbon dioksida di bumi sebesar 76,7% yang sebagian besar dihasilkan dari kegiatan pembakaran minyak fosil. Besarnya kadar gas tersebut tentu berpengaruh terhadap peningkatan efek rumah kaca di dunia. Kemudian, sektor penyumbang emisi gas rumah kaca global 2004 yang terkecil yaitu bersumber dari sampah. Sampah dapat menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca dikarenakan adanya penumpukan dan pembakaran sampah. Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah terbesar di dunia. Setiap tahun, 38.5 juta ton sampah perkotaan dibuang ke 450 tempat pembuangan sampah resmi. 50% sampai 70% dari sampah tersebut adalah sampah organik. Sebanyak 76% Â rumah tangga di Indonesia tidak memisahkan sampah menjadi dua jenis berbeda, yaitu organik dan non organik. Semua sampah yang terurai dan menghasilkan metana. Metana diketahui 20 kali lebih efisien dalam menghalau radiasi di atmosfer bumi. Masalah klasik lain yang dimiliki Indonesia berasal dari tradisi membakar sampah. Sampah organik dan sampah plastik disatukan untuk dibakar, padahal hasil pembakarannya adalah gas beracun dan mampu meningkatkan efek rumah kaca.
- Dampak yang Ditimbulkan Oleh Efek Rumah Kaca
Gambar 6: Perubahan suhu bumi tahun 1999-200 terhadap tahun 1940-1980
Berdasarkan data dari IPCC, terlihat bahwa temperature bumi dari tahun ke tahun kian meningkat. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh efek  rumah  kaca. Suhu  rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. IPCC menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Upaya Mengurangi Terjadinya Efek Perubahan Iklim
Pada saat ini kondisi bumi kian memburuk akibat adanya perubahan iklim atas pemanasan global yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca, maka diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan yang menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup bumi ini. Â Adapun beberapa upaya yang penulis ajukan dan laksanakan dalam kehidupan penulis adalah sebagai berikut
- Membudidayakan sikap hemat listrikÂ
Listrik adalah salah satu bentuk energi yang sudah banyak dibutuhkan manusia. Meskipun tidak semua manusia menggunakan listrik, namun listrik adalah energi yang dibutuhkan dan digunakan oleh kebanyakan orang yang menjalani budaya hidup modern. Namun, listrik dari pembangkit listrik saat ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida. Â Semakin banyak penggunaan listrik, maka semakin banyak gas buangan yang berupa karbon dioksida sehingga efek rumah kaca bisa semakin memburuk. Selain dengan membudayakan sikap hemat listrik, cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global bisa dilakukan dengan menggunakan energi alam untuk memproduksi listrik. Energi alam tersebut misalnya adalah energi aliran air maupun angin sehingga tidak ada gas buangan karbon dioksida.
- Menanam pohon sebanyak mungkin dan menjaga hutan
Pohon dan jenis tumbuhan berklorofil lainnya memiliki peran yang besar dalam membersihkan udara karena tumbuhan berklorofil memiliki kemampuan untuk mengolah karbon dioksida, air, sinar matahari dan unsur hara menjadi bahan organik dan oksigen. Oksigen adalah salah satu hal yang menjadi faktor penentu kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi. Karena itulah keberadaannya sangat diperlukan. Tanpa adanya oksigen, manusia dan makhluk hidup lain tidak bisa bernapas dan tidak bisa hidup. Karena itulah semakin banyak pohon yang ditanam di bumi, semakin banyak udara yang bisa dibersihkan dari berbagai polutan. Selain menanam pohon sebanyak mungkin, cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global juga bisa dilakukan dengan menjaga hutan. Pencegahan terhadap penebangan pohon di hutan secara sembarangan juga perlu dilakukan. Hal ini sangat penting karena hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia sekaligus penyeimbang ekosistem. Hutan terutama jenis hutan yang belum terjamah manusia memiliki keseimbangan ekosistem yang sangat baik sehingga banyak hewan dan tumbuhan yang hidup dan bertahan dari pengaruh lingkungan luar.
- Kurangi penggunaan bahan bakar transportasiÂ
Pembakaran menghasilkan gas karbon dioksida sebagai gas  buangan. Tidak hanya pembakaran bahan bakar fosil tetapi juga pembakaran bahan bakar minyak seperti bensin. Apabila alat transportasi yang berbahan bakar minyak banyak digunakan dan jumlahnya semakin bertambah, maka karbon dioksida yang dibuang ke atmosfer juga bertambah. Akibatnya, efek rumah kaca dan pemanasan global yang terjadi akan semakin buruk. Karena itulah alat transportasi yang berbahan bakar minyak sebaiknya dikurangi penggunaannya. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan alat transportasi umum untuk mengurangi gas karbon dioksida di udara agar dapat menekan perubahan iklim yang ada. Cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global dari aspek transformasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat transportasi dengan energy alternatif yang tidak menghasilkan karbon dioksida sebagai gas buangan misalnya seperti sepeda, motor atau mobil listrik, mobil berbahan bakar hidrogen dan sebagainya.
- Mengolah sampah dengan baik
Sampah selalu menjadi masalah di manapun manusia berada. Terutama sampah seperti plastik yang sulit terurai. Karena banyaknya sampah plastik dan jenis sampah lain yang mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan, kebanyakan orang menjadi tidak sabar dan membakar sampah tanpa mempertimbangkan akibatnya. Tidak semua sampah harus dibakar karena ada jenis sampah yang juga bisa didaur ulang. Terutama karena pembakaran sampah juga menghasilkan gas karbon dioksida yang merupakan salah satu penyebab efek rumah kaca. Karena itulah sebaiknya sampah dipilah terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut. Sampah yang bisa didaur ulang sebaiknya didaur ulang dan sampah organik yang bisa segera terdekomposisi sebaiknya dijadikan kompos sehingga karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran sampah bisa berkurang. Â Cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global yang berkaitan dengan adanya perubahan iklim dengan metode ini cukup efektif jika diterapkan oleh banyak orang karena asap dari pmbakaran sampah juga bisa mencemari lingkungan dan mengganggu sistem pernapasan.
- Menerapkan sistem budidaya pertanian dan peternakan yang baik
Sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang berupa pupuk dan pestisida bisa menyebabkan kerusakan dan pencemaran pada lingkungan. Karena itulah sistem pertanian organik yang tidak merusak dan mencemari lingkungan harus mulai digalakkan di Indonesia. Â Namun, penggunaan bahan organik yang tidak tepat juga bisa berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan pupuk organik berupa kotoran ternak yang belum matang turut berkontribusi dalam terjadinya efek rumah kaca. Hal ini karena kotoran ternak yang belum matang merupakan sumber gas metana yang merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Upaya dengan menggunakan metode ini bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah matang yaitu pupuk kandang yang telah mengalami proses dekomposisi. Pupuk kandang matang umumnya memiliki warna yang lebih gelap daripada pupuk kandang segar dan juga sudah kehilangan bau tidak sedapnya tidak seperti pupuk kandang yang masih segar. Penggunaan pupuk kandang yang benar akan mengurangi gas metana yang dilepas ke atmosfer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI