Keterangan yg baru-baru ini mengisi kolom media umum merupakan tentang seseorang lelaki Indonesia berusia 18 tahun yg memenangkan medali emas di Kejuaraan Atletik dunia U-20 pada Finlandia. Lalu Muhammad Zohri, seorang pemuda Indonesia yang menciptakan kisah itu, tampil buat pertama kalinya pada sebuah kompetisi yg diselenggarakan sang Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF). Reaksi di Indonesia sangat wajar. Oleh karena itu lumrah bagi orang Indonesia buat bangga menggunakan prestasi ini, termasuk pemerintah yg mendukung & juga menyambut kemenangan.
Seperti biasa, Indonesia selalu memberi perhatian spesifik pada prestasi anak bangsa & telah menaruh perhatian yang bertenaga terhadapnya. Ini jua terjadi dalam kemudian. Dalam ketika sebagian akbar masyarakat Indonesia menaruh perhatian besar  pada tahap akhir Piala global 2018, kemenangan itu buat sementara saat mengalihkan perhatian sepakbola menurut liputan tentang kemenangan Then.Â
Selain itu, kemenangan ini mempunyai pengaruh positif pada dunia olahraga Indonesia mengingat Asian Games akan segera digelar. Media dengan cepat membahas keadaan tempat tinggal  lalu pada dusun Karang Pengsor, Kecamatan Pemenang, pada Kabupaten Lombok Utara. Satu-satunya tempat tinggal  yang dibangun berdasarkan tempat tinggal  bambu & kayu belia yang mewakili Indonesia pada turnamen internasional.Â
Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, Kementerian pada Negeri, bertindak cepat buat membantu keluarga. Tentu saja, ini hal yang sangat rupawan, sekali lagi, menampakan bahwa Indonesia peduli menggunakan para atletnya. Selain tawaran perbaikan tempat tinggal  , tawaran buat memberikan tempat tinggal  datang ke kemudian, termasuk tawaran buat sebagai resmi melalui kursus khusus sebagai pemenang kompetisi internasional. Lalu sebagai orang yang dikenal pada seluruh Indonesia.
Cakupan kemenangan yg luar biasa, termasuk tawaran buat menjadi pegawai negeri, tidak berlebihan? Apakah selalu hal yang masuk akal?
Apabila sekarang kita melihat pada sisi lain. Kemudian beliau berusia 18 tahun, usia yg sangat belia buat seseorang atlet. Ini berarti ada banyak peluang bagi kemudian untuk menciptakan Indonesia dikenal pada masa depan. Turnamen yg tidak selaras selalu bisa diikuti olehnya & selanjutnya didukung oleh pemerintah Indonesia. Lihat saja situs web IAAF, dimungkinkan buat mengikuti poly kompetisi sepanjang tahun.Â
Selain itu, Indonesia pula mendatangkan pelatih berdasarkan Amerika serikat, seorang pria bernama Harry Marra, yg jua melatih kemudian buat menaikkan kecepatannya. Harry Marra sangat yakin bahwa ketika itu, dia masih bisa meningkatkan kecepatannya, terdapat banyak ruang buat menaikkan kemampuannya.
Jangan galat paham, itu nir berarti bahwa editor istilah nir senang  dengan hasilnya, namun masih ada banyak pekerjaan yg harus dilakukan pada Indonesia buat atlet belia seperti kemudian. Saat ini, beliau wajib  melipatgandakan upayanya untuk berakibat Indonesia terkenal selama peragaan Asian Games yang akan diadakan dalam Agustus 2018. Jangan biarkan hal baru yang intens ini mengalihkan konsentrasi, biarkan dia menjadi atlet profesional yg memiliki semangat bersaing untuk ketika yang usang.
Bukan hal yg aneh bagi Indonesia, sehabis secara agresif melaporkan atlet yg unggul, bahwa di tahun-tahun mendatang, tidak terdapat yg tahu bagaimana melaporkan atlet ini. Anda tidak lagi tampil? Atau dia telah pensiun?
Indonesia (tidak hanya pemerintah, tetapi pula masyarakat negara) harus meniru keberhasilan negara lain pada hal penggunaan dan kemakmuran atlet mereka. Pada dasarnya, bila dia seseorang atlet, beliau wajib  fokus sepenuhnya dalam statusnya menjadi atlet terbaik. Jadi, pertama-tama, sangat penting bagi seseorang atlet, terutama atlet belia seperti kemudian, buat memiliki pikiran bahwa beliau perlu penekanan pada penampilannya. Dukungan pemerintah & warga  negara Indonesia tentu sangat penting. Lihat saja Mo Farah, peraih medali emas Olimpiade & pelari dari Inggris buat 2012 dan 2016, dan After Bolt, pelari Jamaika dengan 8 medali emas Olimpiade yang sekarang sebagai tokoh internasional.Â
Bayangkan apabila Mo Farah dan Usain Bolt memenangkan gelar pertama atau apabila, pada masa muda mereka, mereka telah mendapatkan pekerjaan permanen atau pilihan "kepastian & ketenangan" untuk karier mereka. Kemungkinannya sangat besar , kita tidak akan bisa melihat kisah gemilang menurut prestasi Usain Bolt & Mo Farah. Ke 2 atlet tahu & mengerti bagaimana menjadi atlet tanpa mengorbankan kepastian finansial. T