Halo, semuanya! Saat kalian tinggal di tempat baru, pastinya kalian menemukan beberapa hal yang mungkin berbeda dengan kondisi dan keadaan lingkungan di tempat tinggal kalian sebelumya. Saat kalian menemukan hal-hal tersebut, di situlah kalian akan mengalami apa yang disebut dengan culture shock.
Culture shock sendiri merupakan reaksi individu terhadap lingkungan baru yang belum dikenalinya. Nah, saat kalian baru pertama kali tinggal di Semarang, ini dia beberapa culture shock yang mungkin akan kalian alami. Simak sampai akhir, ya!
1. Panas
Sudah tidak heran lagi kalau Semarang memang dikenal dengan kota panas. Meskipun terletak di pesisir pantai, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kota ini terasa lebih sejuk. Tingginya urbanisasi dan banyaknya kawasan industri membuat suhu di kota Semarang cukup tinggi dengan rata-rata suhu harian mencapai 34⁰C bahkan lebih. Tidak hanya Semarang bawah, suhu di Semarang atas pun juga cukup tinggi meskipun posisi geografisnya lebih tinggi. Semarang juga masuk dalam salah satu kota terpanas di Indonesia seperti Palembang dan Surabaya.
2. Parkir di Mana-Mana
Semarang juga terkenal dengan kota parkir yang di setiap sudut kotanya pasti ada tukang parkir, baik Semarang atas maupun bawah. Jadi, jika kalian ada keperluan di kawasan umum meski hanya sekedar membeli nasi goreng atau toko kelontong biasa, jangan lupa membawa uang parkir ya. Atau jika kalian keberatan karena sesuatu yang dibeli harganya tidak seberapa, mungkin berjalan kaki dapat menjadi opsi yang lebih irit.
3. Burjo tapi Gak Jualan Bubur
Di Semarang banyak sekali burjo. Eits, tapi kalian jangan berharap mau beli bubur kacang ijo atau bubur ayam di burjo ya. Sebutan burjo di Semarang bukan mengarah ke penjual bubur kacang ijo, tetapi lebih seperti kafe yang cocok buat kalian makan-makan atau nongki-nongki. Meski beberapa burjo juga ada yang menjual bubur, tapi sebagian besar burjo di Semarang justru tidak menjual bubur, loh!
Jadi, kalau lagi ingin makan bubur kacang ijo, jangan malah pergi ke burjo ya, hehe. Penjual bubur kacang ijo di Semarang biasanya dituliskan lengkap dengan nama 'Bubur Kacang Ijo' dan tidak disingkat menjadi 'burjo' karena kalau burjo itu udah beda lagi.
4. Makanan Manis
Tidak hanya Semarang, kota-kota di Jawa Tengah dan DIY memang terkenal dengan cita rasa makanannya yang cenderung manis. Bagi kalian warga di luar Jateng dan DIY yang tidak terbiasa dengan cita rasa makanan manis, mungkin kalian akan merasa kurang cocok dengan makanan-makanan di Kota Semarang.
Seperti contoh, soto yang biasanya di daerah kalian gurih akan berbeda dengan soto yang ada di Semarang. Soto di Semarang dan area Jateng lainnya cenderung berkuah bening dan rasanya memang agak manis. Rasa kuahnya kuat dengan rempah-rempah bercampur kaldu ayam. Jika kalian sruput kuahnya saja sebelum ditambahi sambal dan kondimen lainnya, sensasinya mungkin sama seperti saat minum wedang, hehe.
Eits, tapi jangan khawatir, di Semarang juga banyak kok yang menjual makanan dengan cita rasa di luar Jateng seperti nasi padang, nasi goreng Surabaya, soto lamonga, sate madura, dll. So, jika kalian masih belum terbiasa dengan cita rasa makanan manis, makanan-makanan tersebut bisa menjadi pilihan.
5. Rolade bukan dari Daging
Pada dasarnya, rolade memang ada yang tidak terbuat dari daging. Namun, di sebagian besar wilayah seperti Jatim, semua rolade terbuat dari daging. Berbeda halnya dengan rolade yang ada di penjual gorengan di Semarang. Yang disebut rolade adalah rebusan daun singkong yang digoreng dengan lapisan tepung. Yup, itu yang disebut rolade di Semarang. Hampir setiap penjual gorengan pasti ada rolade. Kalau di Jawa Timur, mungkin kalian akan jarang atau bahkan tidak akan menemukan penjual gorengan yang juga menjual rolade di penjual gorengan.
6. Ramah
Orang Jawa memang terkenal dengan keramahannya, utamanya Jawa Tengah. Keaslian budaya Jawa di Jateng memang berbeda dengan Jawa Barat ataupun Jawa Timur yang bercampur dengan suku lainnya seperti suku Madura, Osing, dll.
7. Biaya Hidup
Jika kalian anak rantau yang kerja/kuliah di Semarang dan mengira kalau biaya hidup di Semarang itu murah, mungkin itu kurang tepat bagi kalian yang asalnya tinggal di Jateng ke Timur. Tetapi kalau kalian asalnya dari Jabodetabek, biaya hidup/makanan di Semarang tentu memang lebih murah.
Mungkin kalau kalian cek UMR kota Semarang, kalian mungkin berpikir kalau biaya hidup atau at least harga makanan di Semarang tidak jauh beda dengan kota Malang misalnya atau setidaknya lebih rendah daripada di Gresik atau Surabaya. Tapi jangan kaget ya, nyatanya rata-rata harga makanan di Kota Semarang justru sedikit lebih mahal daripada kota Malang dan lebih mahal daripada di area tertentu kota Surabaya.
Nah, itu dia beberapa culture shock yang mungkin kalian alami ketika baru tinggal di Semarang. Kalau kalian ada lagi tambahan culture shock yang pernah dialami, yuk saling berbagi di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H