Mohon tunggu...
babarol
babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Fisika Angkatan 2019 Universitas Brawijaya

Memahami, Menelaah, dan Menulis setiap apa yang dapat dipelajari dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Udah Nggak Zaman Mahasiswa Bokek

8 Januari 2023   19:14 Diperbarui: 9 Januari 2023   01:24 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Keinginan (Foto: greatmind.id)

Halo-halo bagi kamu para mahasiswa! Gimana? Uang jajan dan kebutuhan hidup masih aman? Atau jangan-jangan kantong kamu udah lama kering, tapi malu mau minta uang sama orang tua. Pingin ngasilin uang sendiri, tapi masih belum punya kerjaan dan masih riweh dengan tugas kuliah yang membludak. 

Hmmm, kalo emang, iya. It's, Ok! Nggak papa, kok. Kamu nggak sendiri. Nyatanya, hal-hal kayak gitu banyak dialami oleh sebagian besar mahasiswa. Bahkan nggak hanya mahasiswa, orang yang sudah berpenghasilan pun nggak sedikit kok yang masih mengalami hal demikian.

Eits, tapi tentunya kamu nggak mau kan terus-terusan kayak gitu? Pastinya kamu ingin keuanganmu aman tanpa harus minta ke orang tua. Tapi mungkin kamu masih bingung gimana ya caranya, mmm... 

Yup, pada artikel ini, aku mau berbagi tips nih buat kamu para mahasiswa tentang gimana sih caranya agar finansial tetap aman meski sokongan dana dari orang tua masih sering telat dan makin seret.

1. Be Your Self

Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Standar Orang Lain (Foto: www.viu.com)
Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Standar Orang Lain (Foto: www.viu.com)
Mungkin kamu bertanya-tanya, 'Kok malah be your self, sih?'. Kamu mungkin berpikir kalau ada kata-kata 'be your self' pasti kaitannya dengan penemuan jati diri atau tips-tips agar tidak insecure mungkin. Yup, kamu nggak salah, itu mungkin emang bener. Tapi, 'be your self' yang aku bahas di sini kaitannya dengan finansial.

Kamu tentu punya teman yang beragam, baik dari segi kebiasaan, sifat, hingga keadaan ekonomi atau kecukupan finansial. Kalau kamu berteman dengan orang yang finansialnya aman karena emang asalnya dari keluarga tajir, mungkin kamu sering diajakin jalan, nongki sana-sini, atau makan di tempat makan yang harganya di atas kemampuan kamu.

Then, kamu sungkan mau nolak ajakan mereka entah karena gengsi, takut gak punya teman, atau apapun itu yang kamu lebih tau alasannya. Ok, itu wajar, tapi di sini aku menyarankan kamu untuk 'Stop it!'. Ingat! Kita dilahirkan dengan latar belakang yang berbeda-beda karena itu kehidupan dan kebiasaan kita juga berbeda-beda. Jika ajakan teman-teman kamu memang di luar kemampuan kamu, jangan sungkan buat nolak atau kamu yang justru kelabakan.

Setiap orang punya standar mereka masing-masing dan kamu nggak perlu ngikutin standar orang lain, entah itu dari kelas makanan, pakaian, atau apapun itu. Kamu punya standar kamu sendiri dan kamu bisa 'make it special'. Aku yakin, kalau benar-benar teman pasti mereka ngerti kok kalau kamu nggak harus selalu sama dengan mereka. Fokus pada keadaan kamu saat ini dan apa yang ingin kamu capai nantinya. Be your self! Just it.

2. Beli Apa yang Memang Harus Dibeli

Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Keinginan (Foto: greatmind.id)
Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Keinginan (Foto: greatmind.id)

Aku tau kalau manusia suka beli sesuatu dan barang-barang baru, it's me, haha. Tapi sering nggak sih kalau barang-barang yang kita beli itu sebenernya nggak butuh-butuh banget? Misal, karena anak-anak kuliahan biasanya pakai totebag, kamu jadi merasa kalau kamu butuh banget sama totebag. Sedangkan kamu punyanya hanya tas ransel. Then, karena kamu ingin kelihatan the real anak kuliahan, kamu beli totebag deh. Padahal, entah itu totebag ataupun tas ransel fungsinya juga sama tuh, sama-sama buat naruh barang. So, what? 

Nggak cuma soal tas, pakaian, ataupun barang-barang style lainnya. Otak seringkali menciptakan alibi bahwa kita butuh semua hal yang kita inginkan, baik itu barang-barang branded, makanan, bahkan hingga kebutuhan belajar seperti alat tulis dan buku. Kadang, otak kita mengatakan bahwa kita harus beli nih pulpen dan buku catatan yang bagus-bagus yang harganya lebih mahal agar kita lebih semangat dalam belajar. Nyatanya, kadang biar bukunya bagus tapi semangat masih tetap aja stagnan, tuh. Menjadi semangat mungkin iya, tapi kalau niatannya nggak bener-bener dari hati terdalam kamu, yakin deh, 1-2 hari aja semangat itu sudah hilang lagi.

Sebenarnya, otak itu hanya butuh jawaban atas segala hal yang terbesit dalam pikiran kita, bukan pembenaran. Pasti dalam pikiran kamu sering terbesit pingin ini pingin itu, kan? Then, kamu menganggap itu sebagai sesuatu yang memang harus dilakukan. Padahal nggak gitu, guys. Segala sesuatu yang terbesit dalam pikiran kita itu seperti pepatah yang sering kita dengar. Hidup itu pilihan. Kamu menuruti atau tidak apa yang terbesit dalam pikiran kamu juga merupakan pilihan.

Coba deh, kalau sewaktu-waktu dalam pikiran kamu muncul perkataan bahwa 'Oh, kayaknya aku butuh ini deh, kayaknya aku harus beli ini deh', tanyain dulu 'Kira-kira, bisa nggak ya kalau aku nggak ngelakuin itu? Atau mungkin ada hal lain yang bisa kulakukan selain itu?'. Intinya, kamu jangan langsung membenarkan segala apa yang ada di otakmu. Coba deh, pikirin dulu secara rasional karena apa yang terbesit dalam pikiranmu itu tidak selalu benar. So, let's try! Aku yakin, kamu bisa!

3. Harus Rajin, Dong!

Ilustrasi Rajin Menjalankan Aktivitas Sehari-hari (Foto: vecteezy.com)
Ilustrasi Rajin Menjalankan Aktivitas Sehari-hari (Foto: vecteezy.com)

Apa yang ingin kusampaikan di poin ini pada intinya sama dengan perkataan 'Jangan malas!'. But, aku nggak pingin menggunakan kalimat tersebut karena katanya perkataan adalah doa dan pikiran tidak mengenal kata 'tidak'. So, aku lebih memilih kata-kata yang artinya baik dan mungkin dengan penambahan kata 'tidak' di depannya agar itu menjadi doa yang baik.

Ok, kita kembali ke topik. Sebagian besar mahasiswa adalah anak rantau yang tinggalnya jauh dari orang tua dan harus mengurusi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Yang biasanya pagi selalu dibangunin, makanan udah disiapin, nyuci baju udah ada mesin, dan apapun itu yang memudahkan kalian. Namun, ketika kamu merantau, semuanya akan berbeda. Oleh karena itu, mau tidak mau kamu harus rajin agar tidak mengosongkan dompet kamu dalam waktu yang singkat.

Makan? Ya masak sendiri kalau mau hemat. Nyuci? Ya nyuci sendiri dong karena kalau laundry juga butuh duit, cuy. Usahakan di setiap kebutuhan kalian itu bisa kamu lakukan sendiri kecuali kalau memang dalam keadaan sangat terdesak seperti kegiatan yang amat padat ataupun sakit. Untuk melakukan semua hal tersebut, kamu perlu manajemen waktu yang baik. Aku pikir, kayaknya perlu deh kamu buat jadwal kapan harus bangun, kapan harus nyuci, kapan harus belajar, dan lain-lain. Dengan manajemen waktu yang baik, semua pekerjaan dan kebutuhan kamu akan dapat terpenuhi dan tentunya menghemat uang kalian. Semangat!

4. Alokasi Keuangan

Contoh Alokasi Keuangan (Foto: finansialku.com)
Contoh Alokasi Keuangan (Foto: finansialku.com)

Manajemen keuangan adalah salah satu hal yang memang harus diperhatikan. Berhemat adalah kunci pengiritan, hehe. Hal ini bukan berarti kamu harus selalu berhemat dan haram untuk membeli barang-barang mewah dan mahal. Jika dirasa menguntungkan, it's ok kok beli barang-barang mahal. Misal, kamu seorang atlet lari, nih. Untuk memaksimalkan performa yang kamu miliki, kamu perlu pakai sepatu yang pas meski harganya mahal. Then, pas kamu tanding kamu bisa tampil dengan prima dan akhirnya juga menguntungkan buat kamu, entah itu menang lomba dan dapat hadiah ataupun prestasi lainnya. Intinya, nggak ada yang salah beli barang mahal kalau memang setimpal dengan apa yang dapat dihasilkan dari barang tersebut karena itu sama halnya dengan berinvestasi.

Kamu mungkin ngira bahwa di poin ini aku akan menyarankan untuk menabung. Yup, itu nggak salah, tapi bukan hanya menabung yang ingin aku sarankan. Di era yang serba dinamis seperti saat ini, menabung justru menjadi hal yang cukup lama atau bahkan sangat lama untuk menghasilkan uang. Apalagi kalau nabungnya di bank dan sedikit-sedikit, yang ada uang kamu malah berkurang kepotong bunganya, hehe. Atau bahkan kamu menyimpannya sendiri sampai dimakan rayap, astghfirullah jangan sampai lah, ya.

Ini bukan berarti aku nggak setuju dengan menabung ya. Menabung merupakan hal yang baik bahkan sangat baik. But, daripada uang kamu hanya disimpan dan dianggurin aja, lebih baik sebagian kamu coba untuk belajar investasi, membangun bisnis, dan lain sebagainya. Menyimpan uang itu baik, tapi apa yang kamu miliki akan tetap sama atau bahkan menurun seiring dengan turunnya nilai mata uang di waktu-waktu mendatang. So, penting buat kamu mencoba hal lain yang kiranya dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar nantinya.

5. Mulai cari Penghasilan

Ilustrasi Mencari Penghasilan Tambahan (Foto: ekrut.com)
Ilustrasi Mencari Penghasilan Tambahan (Foto: ekrut.com)

Hehe, mungkin udah nggak jarang ya mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Entah karena kiriman orang tua nggak cukup, pingin nambah pengalaman, ataupun yang lainnya. Apapun itu, aku rasa penting untuk kamu mencoba mencari penghasilan. Di samping menambah pendapatan untuk kebutuhan harian ataupun menambah pengalaman agar tidak kaget di dunia kerja nantinya, dengan bekerja kamu bisa belajar lebih tentang bagaimana cara berkolaborasi, manajemen waktu yang baik, dan lain sebagainya.

Tapi mungkin kamu juga berpikir, 'Kalau kerja, nanti gimana kalau kuliahnya terganggu?' It's ok, pikiran kayak gitu nggak salah dan wajar aja kalau muncul di benak kamu. Kuliah sambil bekerja tentu akan mengambil tidak sedikit dari waktu yang kamu miliki. Tapi dari situlah kamu bisa belajar lebih baik lagi tentang kehidupan karena kehidupan di masa mendatang akan jauh lebih kompleks. 'It's the challenges, not an obstacle, guys'.

So, pekerjaan apa dong yang bisa jadi pekerjaan sampingan bagi mahasiswa? Jawabannya adalah apapun asalkan itu memungkinkan dan tidak mengganggu jadwal kuliah dan belajar kamu. Kalau kamu pagi sampai siang atau sore harus pergi ke kampus, ya jangan cari pekerjaan yang full time dari pagi sampai sore. Kamu bisa cari kerja part time seperti tentor atau guru privat maupunpun kerja remote yang sekarang sudah banyak tersedia. Jika kamu punya skill lebih seperti kemampuan desain, menulis, dan lain-lain, bisa banget loh kamu kerja remote sebagai freelancer, influencer, kontributor salah satu platform menulis, dan masih banyak lagi.

Nah, itu dia beberapa tips yang bisa aku bagikan buat kalian agar kalian nggak seret dalam keuangan dan tetap bisa survive dalam berbagai situasi. So, apakah kalian sudah menerapkan beberapa tips yang aku bagikan tersebut? Atau justru kalian punya tips lagi yang bisa diterapkan? Just feel free to sharing!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun