Mohon tunggu...
babarol
babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Fisika Angkatan 2019 Universitas Brawijaya

Memahami, Menelaah, dan Menulis setiap apa yang dapat dipelajari dari kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Udah Nggak Zaman Mahasiswa Bokek

8 Januari 2023   19:14 Diperbarui: 9 Januari 2023   01:24 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi agar Tidak Selalu Mengikuti Standar Orang Lain (Foto: www.viu.com)

Nggak cuma soal tas, pakaian, ataupun barang-barang style lainnya. Otak seringkali menciptakan alibi bahwa kita butuh semua hal yang kita inginkan, baik itu barang-barang branded, makanan, bahkan hingga kebutuhan belajar seperti alat tulis dan buku. Kadang, otak kita mengatakan bahwa kita harus beli nih pulpen dan buku catatan yang bagus-bagus yang harganya lebih mahal agar kita lebih semangat dalam belajar. Nyatanya, kadang biar bukunya bagus tapi semangat masih tetap aja stagnan, tuh. Menjadi semangat mungkin iya, tapi kalau niatannya nggak bener-bener dari hati terdalam kamu, yakin deh, 1-2 hari aja semangat itu sudah hilang lagi.

Sebenarnya, otak itu hanya butuh jawaban atas segala hal yang terbesit dalam pikiran kita, bukan pembenaran. Pasti dalam pikiran kamu sering terbesit pingin ini pingin itu, kan? Then, kamu menganggap itu sebagai sesuatu yang memang harus dilakukan. Padahal nggak gitu, guys. Segala sesuatu yang terbesit dalam pikiran kita itu seperti pepatah yang sering kita dengar. Hidup itu pilihan. Kamu menuruti atau tidak apa yang terbesit dalam pikiran kamu juga merupakan pilihan.

Coba deh, kalau sewaktu-waktu dalam pikiran kamu muncul perkataan bahwa 'Oh, kayaknya aku butuh ini deh, kayaknya aku harus beli ini deh', tanyain dulu 'Kira-kira, bisa nggak ya kalau aku nggak ngelakuin itu? Atau mungkin ada hal lain yang bisa kulakukan selain itu?'. Intinya, kamu jangan langsung membenarkan segala apa yang ada di otakmu. Coba deh, pikirin dulu secara rasional karena apa yang terbesit dalam pikiranmu itu tidak selalu benar. So, let's try! Aku yakin, kamu bisa!

3. Harus Rajin, Dong!

Ilustrasi Rajin Menjalankan Aktivitas Sehari-hari (Foto: vecteezy.com)
Ilustrasi Rajin Menjalankan Aktivitas Sehari-hari (Foto: vecteezy.com)

Apa yang ingin kusampaikan di poin ini pada intinya sama dengan perkataan 'Jangan malas!'. But, aku nggak pingin menggunakan kalimat tersebut karena katanya perkataan adalah doa dan pikiran tidak mengenal kata 'tidak'. So, aku lebih memilih kata-kata yang artinya baik dan mungkin dengan penambahan kata 'tidak' di depannya agar itu menjadi doa yang baik.

Ok, kita kembali ke topik. Sebagian besar mahasiswa adalah anak rantau yang tinggalnya jauh dari orang tua dan harus mengurusi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Yang biasanya pagi selalu dibangunin, makanan udah disiapin, nyuci baju udah ada mesin, dan apapun itu yang memudahkan kalian. Namun, ketika kamu merantau, semuanya akan berbeda. Oleh karena itu, mau tidak mau kamu harus rajin agar tidak mengosongkan dompet kamu dalam waktu yang singkat.

Makan? Ya masak sendiri kalau mau hemat. Nyuci? Ya nyuci sendiri dong karena kalau laundry juga butuh duit, cuy. Usahakan di setiap kebutuhan kalian itu bisa kamu lakukan sendiri kecuali kalau memang dalam keadaan sangat terdesak seperti kegiatan yang amat padat ataupun sakit. Untuk melakukan semua hal tersebut, kamu perlu manajemen waktu yang baik. Aku pikir, kayaknya perlu deh kamu buat jadwal kapan harus bangun, kapan harus nyuci, kapan harus belajar, dan lain-lain. Dengan manajemen waktu yang baik, semua pekerjaan dan kebutuhan kamu akan dapat terpenuhi dan tentunya menghemat uang kalian. Semangat!

4. Alokasi Keuangan

Contoh Alokasi Keuangan (Foto: finansialku.com)
Contoh Alokasi Keuangan (Foto: finansialku.com)

Manajemen keuangan adalah salah satu hal yang memang harus diperhatikan. Berhemat adalah kunci pengiritan, hehe. Hal ini bukan berarti kamu harus selalu berhemat dan haram untuk membeli barang-barang mewah dan mahal. Jika dirasa menguntungkan, it's ok kok beli barang-barang mahal. Misal, kamu seorang atlet lari, nih. Untuk memaksimalkan performa yang kamu miliki, kamu perlu pakai sepatu yang pas meski harganya mahal. Then, pas kamu tanding kamu bisa tampil dengan prima dan akhirnya juga menguntungkan buat kamu, entah itu menang lomba dan dapat hadiah ataupun prestasi lainnya. Intinya, nggak ada yang salah beli barang mahal kalau memang setimpal dengan apa yang dapat dihasilkan dari barang tersebut karena itu sama halnya dengan berinvestasi.

Kamu mungkin ngira bahwa di poin ini aku akan menyarankan untuk menabung. Yup, itu nggak salah, tapi bukan hanya menabung yang ingin aku sarankan. Di era yang serba dinamis seperti saat ini, menabung justru menjadi hal yang cukup lama atau bahkan sangat lama untuk menghasilkan uang. Apalagi kalau nabungnya di bank dan sedikit-sedikit, yang ada uang kamu malah berkurang kepotong bunganya, hehe. Atau bahkan kamu menyimpannya sendiri sampai dimakan rayap, astghfirullah jangan sampai lah, ya.

Ini bukan berarti aku nggak setuju dengan menabung ya. Menabung merupakan hal yang baik bahkan sangat baik. But, daripada uang kamu hanya disimpan dan dianggurin aja, lebih baik sebagian kamu coba untuk belajar investasi, membangun bisnis, dan lain sebagainya. Menyimpan uang itu baik, tapi apa yang kamu miliki akan tetap sama atau bahkan menurun seiring dengan turunnya nilai mata uang di waktu-waktu mendatang. So, penting buat kamu mencoba hal lain yang kiranya dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar nantinya.

5. Mulai cari Penghasilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun