Mohon tunggu...
babarol
babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Feel free to collaborate

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Meski Sibuk dan Tugas Menumpuk, Persiapan UAS Tak Boleh Masbuk

17 November 2022   21:13 Diperbarui: 17 November 2022   21:37 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pura-Pura Bisa (Foto: okezone.com)

aBuat kamu para pelajar atau mahasiswa, aku ramal di minggu-minggu ini pasti lagi banyak-banyaknya tugas. Bener ga, tuh? Kayaknya sih bener. Tapi kalau salah, ya syukur deh, hehe. Oke, sebelumnya aku mau cerita dulu hal-hal yang biasanya aku alami ketika beberapa minggu sebelum UAS kayak sekarang ini, nih. 

Selama hampir 3,5 tahun aku jadi mahasiswa, setiap beberapa minggu sebelum UAS, hampir pasti tugas datang bertubi-tubi bagai hujan deras mengguyur bumi, wkwk.

Duh-duh... Mau UAS bukannya fokus belajar, eh tapi malah sibuk ngerjain tugas yang tak kunjung kelar. Hmm... Mau gimana lagi? Derita mahasiswa, hwahwa. Belum lagi tanggungan organisasi atau kepanitiaan yang tentunya gak boleh alfa. 

Apalagi kalau kamu juga kerja atau tinggal di pesantren kayak aku, huhu. But, aku gak mau UAS-ku gak optimal cuma karena ga sempat belajar saking banyaknya tugas atau berbagai alasan lainnya. So, aku punya beberapa tips nih biar UAS tetap lancar, tapi tugas juga tetap kelar.

Selalu Persiapan di Setiap pertemuan

Buat kalian yang kuliah khususnya jurusan eksakta, kalian pasti sudah gak asing dengan praktikum. Kebayang dong betapa repotnya persiapan praktikum mulai dari pembuatan Tiket Masuk (TM) dengan berbagai kirewahannya sampai pembuatan laporan setelah praktikum. Haha, seru gak tuh, wkwk. 

Belum lagi asprak yang maunya perfect (baca 'agak resek') dan sering nyalahin Tiket Masuk atau Laporan yang udah kita buat bahkan sampai gak tidur, huhu. Padahal, praktikum itu kebanyakan cuma 1 sks loh. Sedangkan mata kuliah lain ada yang 2 sks, 3 sks, 4 sks, dan bahkan lebih. 

Namun, apakah kalian mempersiapkan tiap mata kuliah tersebut seperti bagaimana kalian mempersiapkan praktikum? Jujurly, kalau aku nggak gitu. 

Ya, mungkin ada sih satu atau dua matkul yang tiap pertemuannya aku selalu persiapan belajar sebelum atau sesudahnya. And then, hasilnya juga beda, guys. 

Ternyata pas lagi UAS, dengan kapasitas belajar sebelum UAS yang sama-sama nggak terlalu banyak di tiap matkulnya, aku jauh lebih bisa ngerjain soal UAS di matkul yang tiap pertemuannya selalu aku persiapkan itu. Jadi emang bener kata-kata yang sering aku denger.

Sesuatu yang sedikit tapi istiqomah itu jauh lebih baik daripada sesuatu yang banyak namun sesaat.

Kalian masih ingat kan bagaimana satu tetes air yang setiap hari menetes dapat melubangi batu yang keras? Namun, sekali siraman air satu truk bahkan tidak memberikan bekas pada batu tersebut. Seperti itulah alam mengajarkan kepada kita betapa pentingnya istiqomah sebagai jalan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

Pahami Sekarang sebelum Tak Sempat

Ilustrasi Pentingnya Memanfaatkan Kesempatan (Foto:al-Ibar.net)
Ilustrasi Pentingnya Memanfaatkan Kesempatan (Foto:al-Ibar.net)

Setelah mempersiapkan materi di setiap pertemuannya, jangan lupa pahami materinya saat itu juga. Kalau pas persiapan sebelum kelas kamu belum paham, it's ok. Catat semua yang kamu belum pahami dan tanyakan ketika di kelas. 

Kalau masih belum paham juga, coba deh dipelajari lagi atau diskusi dengan teman. Kalau masih belum paham juga, ya sudah itu bukan ranah kita. Yang penting kita sudah menjalankan kewajiban dengan berusaha maksimal kan, hehe.

Percayalah, kalau kita sudah berusaha maksimal tetapi belum paham juga, itu hanya soal waktu, guys. Suatu saat pasti ada masanya kita akan bisa apa yang belum kita pahami tersebut. Yakinlah, Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan usaha hambanya. 

Barangkali hasilnya belum terlihat, Tuhan hanya menunda tercapainya hasil tersebut. Emangnya, kenapa ditunda? Karena Tuhan lebih tau kapan saat yang pas kamu benar-benar mendapatkan apa yang kamu usahakan tersebut? Yang paling penting adalah jangan pernah katakan "nanti"! Jangan terlalu percaya diri kalau kamu masih punya waktu saat nanti. 

Siapa yang tau kalau kamu masih punya kesempatan di saat nanti? Kamu aja gak tau kan masih hidup atau enggak di saat nanti itu!

Gunakan Sebanyak Mungkin Indra untuk Belajar

Ilustrasi Indra untuk Belajar (Foto: bestplanterindonesia.com)
Ilustrasi Indra untuk Belajar (Foto: bestplanterindonesia.com)

Tau kok, belajar itu butuh otak buat mikir, tapi otak aja gak cukup, guys. Terus kalau si otak lupa, siapa dong yang inget? Hehe. itu dia alasan kenapa menggunakan sebanyak mungkin indra untuk belajar itu penting. Semakin banyak indra yang digunakan untuk belajar, maka semakin banyak pula anggota tubuh yang ingat dan sensasi saat belajar pun semakin mudah terbentuk. 

Kalau belajar jangan cuma dilihat dan didengerin aja! Tulis apapun yang bisa kamu tangkap. Kalau bisa diperagakan, gas aja lah. 

Why not, kan? And then, kalau ada teman yang tanya, nggak usah lah pelit-pelit. Pengetahuan itu gak kayak duit yang dikasih terus ilang. Semakin banyak kita ngasih ke orang lain, pengetahuan justru semakin bertambah. Jangan pernah merasa annoying ketika ada teman kamu yang tanya (asal di waktu dan keadaan yang pas sih ya, guys). 

Inget, guys! Belajar itu bukan hanya ketika di kelas, di sekolah, atau di sebuah forum tertentu saja. Belajar itu dari mana saja, kapan pun, dan di manapun, bahkan dari kejadian buruk yang menimpa kita sekalipun.

Tawakkal dan Pura-Pura Bisa

Ilustrasi Pura-Pura Bisa (Foto: okezone.com)
Ilustrasi Pura-Pura Bisa (Foto: okezone.com)

Hehe, tips ini di urutan terakhir aja ya, guys. Jangan sampai kebalik ya! Masak ga belajar tapi tawakkal duluan. Tawakkalnya sih gak salah ya, tapi kayaknya mimpi aja deh kalau mau dapat hasil yang optimal. Yang bener itu, usaha optimal dengan disertai tawakkal. 

Emang sih, ada orang yang berhasil tanpa usaha maksimal, tapi itu hanya sebagian kecil dari triliunan triliun fenomena yang pernah terjadi di dunia dan kita gak tau akan bagaimana akhirnya. But, jangan pernah mikir bahwa kalau kamu usaha maksimal, kamu juga harus mendapatkan hasil yang otpimal. 

Sadar diri guys, kita bukan Tuhan yang bisa mengatur pola kehidupan. Kalau bisa sih, aku maunya gak usaha optimal tapi dapat hasil yang optimal, hehe. Namun, kita juga harus tetap yakin bahwa hasil dari usaha kita pasti akan kita dapatkan, tetapi tidak harus sekarang karena Tuhan tau kapan waktu yang paling tepat. 

Oh, iya. Selain tawakkal, pura-pura bisa juga menjadi salah satu tips jitu loh, apalagi kalau ujiannya lisan atau presentasi mungkin. Pernah ga sih denger pepatah kayak gini:

Berpura-puralah bisa hingga kau benar-benar menjadi ahlinya.

Kedengarannya aneh gak, sih? Masak terlihat luar biasa hanya karena berpura-pura? Oke, sekarang aku mau cerita pengalaman pura-pura aku.

Pernah suatu ketika (aku lupa semester berapa), aku ada tugas presentasi dari hasil review jurnal berbahasa Inggris tentang topik tertentu. Tau gak sih, aku tuh gak jago bahasa Inggris dan aku baru ngerjain tugas itu H-1 hari dan itu pun malam. Sedangkan aku harus presentasi besok paginya. Untuk mengerjakannya, aku masih perlu bantuan google translate. 

Udah di-translate pun juga masih belum paham, huhu. Akhirnya, aku gak punya cara lagi selain pura-pura bisa. Aku presentasi dengan sok pedenya, sok pinternya ngomong ini itu, padahal aku juga gak paham aku ngomong apa, wkwk. Eh ternyata, dosenku malah muji dong. Katanya, ini bagus sekali dan bisa dijadikan topik skripsi. Dalam hati aku berkata 'Saya aja nggak ngerti saya ngomong apa, wkwk'.

Pernah juga ketika di pesantren saya terjadwal untuk halaqoh (semacam presentasi kepada seluruh santri). Uniknya halaqoh di pesantren saya yaitu setiap pemateri tidak pernah mendapatkan materi sesuai dengan jurusannya. Saya yang jurusan eksakta, saat itu mendapatkan judul yang berhubungan dengan sosiologi, psikologi, dan fikih. 

Waw, saya harap-harap cemas sih, apalagi selama ini saya memang cukup kesulitan memahami terkait sosiologi. Kagetnya juga pas jadwal saya halaqoh ternyata ada pengujinya, guys. Padahal biasanya gak ada, hmmm. Kalau kata para santri senior sih, adanya penguji ketika halaqoh itu lebih serem dari ujian skripsi. 

Duh, karena saya gak mau malu ya, saya gak punya cara lain selain pura-pura bisa. Namun, tentunya aku udah berusaha mempersiapkannya ya, guys. Walau demikian, kalau emang bukan bidangnya juga masih abu-abu, huhu. Aku hanya berusaha menjawab setiap pertanyaan secara langsung, tenang, yakin, dan tegas dalam menjawabnya. 

Akhirnya, para audience justru ramai memberikan tepuk tangan dan bilang keren banget dong, hehe... So, kalau emang udah berusaha mempersiapkan sesuatu, guys. Jangan pernah ragu untuk pura-pura bisa!

Nah, itu dia beberapa tips mempersiapkan ujian dari aku. Gak cuma buat UAS aja, sidang skripsi, presentasi, ngisi seminar, dan apapun itu, sabi juga lah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun