Inget, guys! Belajar itu bukan hanya ketika di kelas, di sekolah, atau di sebuah forum tertentu saja. Belajar itu dari mana saja, kapan pun, dan di manapun, bahkan dari kejadian buruk yang menimpa kita sekalipun.
Tawakkal dan Pura-Pura Bisa
Hehe, tips ini di urutan terakhir aja ya, guys. Jangan sampai kebalik ya! Masak ga belajar tapi tawakkal duluan. Tawakkalnya sih gak salah ya, tapi kayaknya mimpi aja deh kalau mau dapat hasil yang optimal. Yang bener itu, usaha optimal dengan disertai tawakkal.Â
Emang sih, ada orang yang berhasil tanpa usaha maksimal, tapi itu hanya sebagian kecil dari triliunan triliun fenomena yang pernah terjadi di dunia dan kita gak tau akan bagaimana akhirnya. But, jangan pernah mikir bahwa kalau kamu usaha maksimal, kamu juga harus mendapatkan hasil yang otpimal.Â
Sadar diri guys, kita bukan Tuhan yang bisa mengatur pola kehidupan. Kalau bisa sih, aku maunya gak usaha optimal tapi dapat hasil yang optimal, hehe. Namun, kita juga harus tetap yakin bahwa hasil dari usaha kita pasti akan kita dapatkan, tetapi tidak harus sekarang karena Tuhan tau kapan waktu yang paling tepat.Â
Oh, iya. Selain tawakkal, pura-pura bisa juga menjadi salah satu tips jitu loh, apalagi kalau ujiannya lisan atau presentasi mungkin. Pernah ga sih denger pepatah kayak gini:
Berpura-puralah bisa hingga kau benar-benar menjadi ahlinya.
Kedengarannya aneh gak, sih? Masak terlihat luar biasa hanya karena berpura-pura? Oke, sekarang aku mau cerita pengalaman pura-pura aku.
Pernah suatu ketika (aku lupa semester berapa), aku ada tugas presentasi dari hasil review jurnal berbahasa Inggris tentang topik tertentu. Tau gak sih, aku tuh gak jago bahasa Inggris dan aku baru ngerjain tugas itu H-1 hari dan itu pun malam. Sedangkan aku harus presentasi besok paginya. Untuk mengerjakannya, aku masih perlu bantuan google translate.Â
Udah di-translate pun juga masih belum paham, huhu. Akhirnya, aku gak punya cara lagi selain pura-pura bisa. Aku presentasi dengan sok pedenya, sok pinternya ngomong ini itu, padahal aku juga gak paham aku ngomong apa, wkwk. Eh ternyata, dosenku malah muji dong. Katanya, ini bagus sekali dan bisa dijadikan topik skripsi. Dalam hati aku berkata 'Saya aja nggak ngerti saya ngomong apa, wkwk'.
Pernah juga ketika di pesantren saya terjadwal untuk halaqoh (semacam presentasi kepada seluruh santri). Uniknya halaqoh di pesantren saya yaitu setiap pemateri tidak pernah mendapatkan materi sesuai dengan jurusannya. Saya yang jurusan eksakta, saat itu mendapatkan judul yang berhubungan dengan sosiologi, psikologi, dan fikih.Â