Mohon tunggu...
Lia Asterina
Lia Asterina Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris SMK PLUS YSB SURYALAYA

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah swasta di Kabupaten Tasikmalaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Kelas XI Dalam Proses Pembelajaran Menulis Analytical Exposition Text Dengan Model Project Based Learning

3 Desember 2023   05:30 Diperbarui: 3 Desember 2023   05:48 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN 

Keaktifan peserta didik merupakan salah satu indikator yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran di dalam kelas. Keaktifan peserta didik merupakan bagian terpenting dalam kegiatan belajar mengajar (Sinar 2018). Hal tersebut merupakan bagian terpenting dikarenakan keaktifan peserta didik dapat mempengaruhi pengetahuan dan nilai akhir yang akan diterimanya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, proses pembelajaran harus melibatkan peserta didik agar aktif untuk mengonstruksi pengetahuannya (Indrijati 2017). Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peran guru untuk mengajak peserta didik dan menciptakan suasana kelas yang lebih aktif saat pembelajaran berlangsung merupakan hal yang sangat penting, dengan demikian peserta didik akan termotivasi untuk mengonstruksi pengetahuannya karena peserta didik merupakan subjek pada pembelajaran tersebut. Hal ini juga terjadi pada saat kegiatan menulis dikarenakan masih terdapat peserta didik yang tidak aktif pada proses pembelajaran menulis. Kemampuan menulis dianggap sebagai salah satu kemampuan yang sulit karena tidak semua orang-orang suka menulis (Triyani, Romdon, & Ismayani, 2018).  

Menyikapi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran menulis, pemilihan metode yang kooperatif bisa dijadikan opsi utama. Salah satunya dengan penggunaan model Project Based Learning yang melibatkan kerja proyek peserta didik bekerja secara aktif dalam membangun pembelajarannya dan mengaplikasikannya dalam produk nyata. Menurut Trianto (2014) bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model kegiatan di kelas yang berbeda dengan biasanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Insyasiska, Zubaidah, & Susilo, 2015) menunjukkan bahwa, desain Project Based Learning mampu memengaruhi motivasi peserta didik lebih tinggi, kreativitas peserta didik meningkat, kemampuan berpikir kritis meningkat. 

Dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di SMK Plus YSB Suryalaya terdapat beberapa kendala yang saya alami sendiri. Kendala tersebut diantaranya peserta didik yang cenderung tidak aktif dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal peserta didik itu sendiri. Berdasarkan hasil eksplorasi masalah, faktor penyebab peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan sebagian dari mereka tidak mengetahui secara jelas manfaat dari materi tersebut untuk kehidupannya sehari-hari. Mereka juga berpikir bahwa Bahasa Inggris itu sulit. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu model dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru monoton sehingga tidak menarik rasa ingin belajar peserta didik. 

Maka dari itu, saya mencoba untuk mengatasi kendala tersebut dengan menerapkan model Project Based Learning dan media pembelajaran yang interaktif berupa Canva. Praktik ini dilakukan dan dibagikan kepada rekan guru yang lain sebagai wadah untuk berbagi dan bertukar pengalaman. Diharapkan praktik ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi rekan guru lain yang memiliki kendala serupa untuk menerapkannya juga dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran Bahasa Inggris. Saya sebagai subjek (guru) dalam praktik ini memiliki peran sebagai fasilitator yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning dan media interaktif Canva. Akan tetapi, dalam hal ini guru tidak menjadi sumber belajar satu-satunya dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong untuk menggunakan sumber belajar lain dari media berbasis teknologi (TPACK). 

PEMBAHASAN 

Pengimplikasian model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran terkait materi Analytical Exposition Text terdapat beberapa manfaat yang dirasakan, yakni mendorong keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran terutama pada saat diskusi kelompok dalam pengerjaan proyek. Peserta didik menjadi terbiasa menggunakan teknologi dalam membantu memudahkan dalam memecahkan suatu masalah secara kreatif pada saat membuat poster dengan menggunakan aplikasi Canva. Peserta didik juga mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisis fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari Analytical Exposition Text. Selain itu penerapan model ini juga memudahkan guru dalam pengajaran materi Analytical Exposition Text. 

Adapun tantangan dalam mencapai tujuan praktik ini yaitu tantangan yang dihadapi pada saat penerapan inovasi pembelajaran adalah sebagai berikut: 

1.      Peserta didik mengalami kesulitan dalam pembuatan poster menggunakan aplikasi Canva. 

2.      Beberapa siswa ada yang kurang memahami panduan pada LKPD. 

3.      Beberapa kelompok masih enggan memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi proyek dari kelompok lain. 

Untuk menghadapi tantangan yang tersebut, solusi yang saya lakukan adalah dengan melibatkan teknologi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik diantaranya: 

1.      Melakukan pembimbingan kepada setiap kelompok dalam penggunaan aplikasi Canva. 

2.      Memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada seluruh peserta didik agar dapat mengikuti langkah-langkah pengerjaan LKPD dengan baik. 

3.      Memberikan kesempatan kepada semua kelompok agar selalu memberikan tanggapan terhadap hasil dari presentasi proyek kelompok lain.  

Berdasarkan hasil pemecahan masalah tersebut dalam proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada setiap aktifitas, semua peserta didik berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dari kegiatan awal, inti sampai dengan kegiatan akhir. Pada proses pengimplikasiannya, langkah pertama yang dilakukan yaitu membaca dan mengkaji beberapa literatur terkait dan melakukan wawancara kepada rekan sejawat dan juga ahli dalam bidang pendidikan untuk mencari solusi terbaik yang sebagian besar menyarankan untuk menggunakan model Project Based Learning. Setelah mendapatkan masukan dan solusi yang dirasa tepat untuk menghadapi tantangan tersebut, saya menyusun perangkat ajar yang terdiri dari modul, LKPD, materi ajar dan asesmen yang sesuai. Lalu, saya melakukan koordinasi dengan wakil kepala bidang kurikulum dan wakil kepala bidang sarana prasarana terkait koneksi jaringan internet sekolah dan beberapa sarana yang menunjang pelaksanaan praktik pembelajaran, dan mempersiapkan alat pembelajaran berbasis TPACK yang dibutuhkan.  

Saya menerapkan model Project Based Learning dengan menggunakan berbagai media interaktif seperti 

Youtube, gambar, Liveworksheet, Canva dan juga Power point dalam praktik pembelajaran menulis Analytical Exposition Text. Praktik pembelajaran ini dilakukan secara luring atau tatap muka selama dua pertemuan. Selain menggunakan model pembelajaran sesuai tahapan sintaksnya yang diawali dengan menampilkan beberapa gambar pemantik dan video terkait materi untuk menggali kemampuan awal peserta didik serta melakukan tanya jawab mengenai gambar pemantik dan video tersebut. Peserta didik juga diminta untuk membuat kelompok dan menyusun perencanaan pembuatan proyek Analytical Exposition Text berupa poster dan mengerjakan LKPD untuk menganalisis Analytical Exposition Text melalui Liveworksheet. Setelah itu, peserta didik diminta untuk membuat  poster yang menarik menggunakan aplikasi Canva. Poster tersebut kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok peserta didik di depan kelas. Peserta didik dibimbing agar dapat menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan refleksi berupa emoticon dan lembar ceklis. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran inti diakhiri dengan mengerjakan asesmen formatif melalui Google form. Saya juga melakukan asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menyusun LKPD, asesmen formatif, dan juga menggunakan rubrik penilaian.  

Setelah pelaksanaan praktik pembelajaran, terlihat peningkatan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Peserta didik lebih berani untuk mengungkapkan pikiran dan pendapatnya menggunakan Bahasa Inggris meskipun dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana. Mereka terlihat antusias dalam mengerjakan LKPD melalui aplikasi Liveworksheet karena tampilannya yang lebih menarik dibandingkan dengan LKPD dalam bentuk kertas biasa. Ketika diminta untuk membuat infografis menggunakan Canva, respon peserta didik ternyata luar biasa. Mereka sangat kreatif dalam mendesain gambar dan tulisannya.  

Hasil dari praktik pembelajaran ini dinilai efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik baik dalam mengerjakan LKPD melalui Liveworksheet, hasil desain infografis menggunakan Canva, dan juga hasil asesmen formatif melalui Google form. Berdasarkan hasil asesmen pembelajaran diketahui nilai rata-rata peserta didik untuk tugas ke-1 sampai dengan tugas ke-3 yaitu 90,7. Hal ini dikarenakan peserta didik yang mendapat nilai diatas KKM sudah 88 % yaitu sebanyak 18 peserta didik, sedangkan sebanyak 2 orang belum mencapai KKM sekitar 12 %. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah yaitu 72. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL). Tidak hanya itu, melihat hasil refleksi peserta didik juga mereka cenderung lebih cepat memahami materi yang disampaikan dan merasa senang mengikuti pembelajaran tersebut. 

Faktor keberhasilan dari praktik pembelajaran ini yaitu model dan media pembelajaran yang digunakan, peserta didik yang kooperatif, dan sarana prasarana yang mendukungnya sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran menulis Analytical Exposition Text. 

 

KESIMPULAN 

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning dan penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis Bahasa Inggris terutama dalam materi Analytical Exposition Text. Pembelajaran yang lakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas harus sesuai dengan zamannya agar memicu keaktifan peserta didik di kelas.. Pada era digital ini, tentu proses belajar mengajar juga harus disesuaikan. Tidak lagi menggunakan model dan media pembelajaran yang konvensional, tetapi peserta didik diajak untuk menggunakan teknologi yang sesuai dengan zamannya.  

DAFTAR PUSTAKA 

Indrijati, Herdina. 2017. Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan Anak Usia Dini: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Kencana. 

Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2015). Pengaruh Project Based Learning Terhadap Motivasi Belajar, Kreatifitas, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemamppuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 9--21. 

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep,Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.  

Triyani, N., Romdon, S., & Ismayani, M. (2018). Penerapan Metode Discovery Learning pada Pembelajaran Menulis Teks Anekdot. Parole, 1(5), 7. 

Sinar. 2018. Metode Active Learning. Jakarta: Deepublish. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun