Mohon tunggu...
Lia Ananda Hartawan
Lia Ananda Hartawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Saya merupakan seorang mahasiswi Jurusan Keperawatan di STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tingkatkan Kualitas Hidup dengan "Katakan Tidak pada Anemia!"

10 Oktober 2022   20:02 Diperbarui: 10 Oktober 2022   20:03 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prevalensi Anemia (Sumber : WHO, 2021) - Created by me using the Canva App

Pada saat ini mulai timbul budaya malas bergerak dikarenakan segala sesuatu dapat dengan mudah didapatkan melalui platform digital, perkembangan berbagai jenis makanan siap saji yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, dan lain -- lain. Hal tersebut merupakah salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi dalam aspek kesehatan (Gerson Feoh et al., 2022). 

Salah satu penyakit yang memiliki persentase kasus tertinggi di dunia maupun di Indonesia yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat akibat perkembangan teknologi yaitu anemia.

Prevalensi kejadian anemia pada tahun 2019 di seluruh dunia yaitu sebesar 29.9% kasus pada remaja putri, wanita usia subur dan wanita hamil, 39.8% kasus pada anak -- anak usia 6 sampai 59 bulan. Prevalensi kejadian anemia di Indonesia yaitu sebesar 32.7% pada wanita usia subur, 45.2% pada wanita hamil, dan 39.6% pada anak - anak usia 4 - 59 bulan. 

Tingginya prevalensi kejadian anemia di Indonesia, menyebabkan Indonesia berada dalam urutan ke-8 negara di wilayah Asia Tenggara dengan prevalensi kejadian anemia terbanyak (WHO, 2021). 

Anemia adalah suatu keadaan tubuh mengalami kekurangan protein sel darah merah (Hemoglobin) yang berfungsi mengikat oksigen untuk dialirkan keseluruh tubuh agar sel dapat melakukan metabolisme sehingga dapat menghasilkan energi yang dibutuhkan organ tubuh untuk bekerja dengan optimal (Zurah Taufiq et al., 2020). 

Seseorang dikatakan terkena anemia jika, kandungan protein sel darah merah (Hemoglobin) yang berada dibawah nilai normal, dengan rentang untuk anak usia 6 bulan -- 6 tahun yaitu dibawah 11 g/dL; anak usia 6 -- 14 tahun dibawah 12 g/dL; remaja putri atau wanita usia subur (Tidak hamil) dibawah 12 g/dL; wanita hamil dibawah 11 g/dL; laki -- laki dewasa dibawah 13 g/dL (Reni Yuli Astutik & Dwi Ertiana, 2018). Untuk mengetahui kandungan protein sel darah merah (Hemoglobin) yang berada di dalam tubuh, periksalah ke pelayanan kesehatan terdekat.

Permasalahan yang menjadi penyebab angka kasus anemia di Indonesia mengalami peningkatan yaitu gaya hidup masyarakat yang tidak sehat dan jumlah kecukupan gizi yang tidak seimbang. 

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian, yaitu 10.8% remaja hidup dibawah kemiskinan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi perhari, 95.5% masyarakat mengkonsumsi buah dan sayur yang tidak sesuai dengan kebutuhan perhari, 16.08% termasuk dalam rendahnya protein yang dikonsumsi masyarakat, 62.73% masyarakat jarang sarapan pagi, mengonsumsi energi kurang dari kebutuhan tubuh (Angka Kecukupan Energi), mengkonsumsi makanan dan minuman yang beresiko menimbulkan anemia dan penyakit lainnya  (Minuman manis 91.49%, makanan manis 7.9%, makanan instan 87.9%, makanan mengandung bumbu penyedap 88.4%, makanan berlemak 86.7%, makanan asin 72.7%, makanan yang dibakar 39%, makanan dengan pengawet 27.9%, minuman berkafein 13.2%, minuman berenergi 7.8%, makanan dan minuman jadi 49.8%), 33.5% jarang melakukan aktivitas fisik, 99.1% remaja putri belum mengonsumsi tablet tambah darah dengan jumlah yang cukup, remaja putri mengalami siklus menstruasi sehingga kekurangan darah (Dhian Dipo, 2021), (Eka Satriani Sakti, 2020), (Inti Mudjianti, 2020), (Kemenkes RI, 2018), (Kementerian Kesehatan RI, 2018), (Kusumawardani et al., 2018), dan (UNICEF, 2021).

Pada seseorang yang terkena anemia, timbul tanda dan gejala yang akan mengganggu kinerja tubuh, seperti mudah lelah, tubuh terasa lemah, sulit berkonsentrasi, mudah mengantuk, pucat (Pada bagian kulit, bibir, dan ujung kuku), kulit terasa dingin, pusing, nyeri kepala, mata berkunang -- kunang, jantung berdetak cepat dan terasa nyeri, mudah merasakan sesak napas, mengalami penurunan nafsu makan, mengalami mual, mengalami rambut rontok, mengalami kulit kering, mudah terpapar penyakit (Sistem kekebalan tubuh yang menurun) (Reni Yuli Astutik & Dwi Ertiana, 2018) dan (Zurah Taufiq et al., 2020).

Dasar hukum yang dibuat oleh pemerintah berhubungan dengan pencegahan anemia yaitu Undang undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang "Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Subur dan Ibu Hamil"; dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 Tentang "Standar Produk Suplementasi Gizi" (Kementerian Kesehatan RI, 2015)  dan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Dari dasar hukum tersebut, maka pencegahan anemia yang dapat dilakukan yaitu pertama memenuhi kebutuhan energi setiap harinya, dengan cara dalam sehari menggunakan pedoman "Isi Piringku & Empat pilar gizi seimbang", yaitu mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok (Dengan ketentuan sayur 3 - 4 porsi/hari, buah 2 - 3 porsi/hari, protein 2 - 4 porsi/hari, karbohidrat 3 - 4 porsi/hari), minum sebanyak 8 gelas/hari, membatasi asupan gula (4 sendok makan), garam (1 sendok teh), minyak (5 sendok makan), olahraga teratur, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013) dan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Kedua yaitu melakukan pola hidup sehat, dengan cara istirahat yang cukup, mengontrol stress, menjaga berat badan ideal, mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat besi (Asam folat, vitamin B12, dan vitamin C), mengatur pola diet makanan sehat (Berkonsultasi dengan tenaga medis), membatasi mengkonsumsi makanan yang digoreng (Lebih baik direbus, kukus, airfryer), membatasi mengkonsumsi junk food, membatasi mengkonsumsi kafein, berhenti merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Ketiga yaitu mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara teratur sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang "Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Subur dan Ibu Hamil" dengan menerapkan cara mengkonsumsi tablet tambah darah yang benar, yaitu mengkonsumsi TTD 1 tablet setiap minggu untuk remaja putri, mengkonsumsi TTD 1 tablet setiap hari selama 90 hari di awal kehamilan (Berkonsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu), mengkonsumsi TTD bersama dengan 1 gelas air mineral, mengkonsumsi TTD setelah makan, mengkonsumsi TTD bersama dengan buah dan sayur yang mengandung vitamin yang berfungsi membantu meningkatkan penyerapan zat besi, jangan mengkonsumsi TTD  bersama dengan kafein dan produk olahan susu karena dapat menghambat proses penyerapan zat besi, dan setelah mengonsumsi TTD tidak dianjurkan dalam posisi berbaring selama 30 menit (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014) dan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

Maka, mulailah sejak saat ini untuk menerapkan pola hidup sehat agar kualitas kesehatan tetap terjaga hingga tua nanti. Remaja putri, wanita usia subur, dan ibu hamil yang sehat tanpa anemia merupakan kunci masa depan keturunan yang berkualitas, karena anemia sangat berdampak terhadap kesehatan reproduksi.

"Sehat ? Ayo dimulai sejak saat ini !"

"Seseorang yang tidak menjaga kesehatan dirinya saat ini, adalah orang yang menabung penyakit untuk masa depannya"

"Jagalah kesehatan darahmu saat ini, agar dapat menghasilkan kehidupan yang berkualitas untuk anak - mu suatu saat nanti"

"Ayo mulai rutin mengonsumsi tablet tambah darah !"

"Salam sehat, cinta kasih "

REFERENSI

Abdul Muhith. (2015). Pendidikan Keperawatan jiwa. VC. Andi Offset.

Badan Pusat Statistik. (2014). Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) (SDGs). https://media.neliti.com/media/publications/48852-ID-kajian-indikator-sustainable-development-goals.pdf

Dhian Dipo. (2021). Implementasi Program Penanggulangan Anemia. https://stunting.go.id/sdm_downloads/implementasi-program-penanggulangan-anemia-dr-dhian-p-dipo-ma/

Dyah Widodo, Juariah, Pipin Sumantrie, Sharely Nursy Siringoringo, Andria Pragholapati, I Gede Purnawinadi, Aprida Manurung, Yulta Kadang Novita Anggraini, Hardiyati, Sri Nuhun Widiastuti, Tesha Hestyana Sari, & Riska Amalya Nasution. (2022). Keperawatan Jiwa. Yayasan Kita Menulis.

Eka Satriani Sakti. (2020). InfoDATIN Hari Bawa Bekal Nasional. https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/20111200001/hari-bawa-bekal-nasional.html

Gerson Feoh, Hastin Umi Anisah, I Wayan Widi Karsana, Seprianus L Padakari, Putu Chris Susanto, Sri Hastutik, Rosali Sembiring Colia, Darwin Lie, Loist Abdi Putra, Ni Putu Dyah Krismawintari, Eliza Arshandy, Putu Wida Gunawan, & Sri Andika Putri. (2022). Information Technology Konsep dan Implementasinya (Sudirman Acai, Ed.; Pertama). Penerbit Media Sains Indonesia.

Inti Mudjianti. (2020). Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan. http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf

Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. https://dinkes.kalbarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Laporan-Riskesdas-2018-Nasional.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Subur dan Ibu Hamil. https://peraturanpedia.id/peraturan-menteri-kesehatan-nomor-88-tahun-2014/

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. https://gizi.kemkes.go.id/katalog/revisi-buku-pencegahan-dan-penanggulangan-anemia-pada-rematri-dan-wus.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat Tahun 2020 - 2025. https://gizi.kemkes.go.id/katalog/rak-pembinaan-gizi-masyarakat.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). In ANUNG utk RAKORPOP. https://sdgs.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Kesehatan-Dalam-Kerangka-SDGs.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf

Kusumawardani, N., Rachmalina, D. S., dr Yuana Wiryawan, Ms., Dra Athena Anwar, Mk., Kartika Handayani, Ms., Rofingatul Mubasyiroh, Ms., Sari Angraeni, Me., Roy Nusa RES, S., Cahyorini, Ms., Anissa Rizkianti, M., Kenti Friskarini, M., & Meda Permana, M. (2018). Perilaku Berisiko Kesehatan Pada Pelajar SMP Dan SMA Di Indonesia. https://adoc.pub/queue/perilaku-berisiko-kesehatan-pada-pelajar-smp-dan-sma-di-indo.html

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Pancantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Seta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan Dan Pangan Siap Saji. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/172111/permenkes-no-30-tahun-2013

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Mneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Standar Produk Suplementasi Gizi. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114009/permenkes-no-51-tahun-2016

Reni Yuli Astutik, & Dwi Ertiana. (2018). Anemia Dalam kehamilan (Pertama). VC. Pustaka Abadi.

UNICEF. (2021). Profil Remaja 2021. https://www.unicef.org/indonesia/media/9546/file/Profil%20Remaja.pdf

WHO. (2021). WHO Global Anemia Estimates in Women and Children.

Wiwik Widiyawati. (2020). Keperawatan Jiwa. Literasi Nusantara.

Zurah Taufiq, Karina Rahmadia Ekawidyani, & Tirta Prawita Sari. (2020). Aku Sehat Tanpa Anemia . Wonderland Publisher.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun