Mohon tunggu...
Siti Yuni Awaliyah
Siti Yuni Awaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi semester 2, Program Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Cinta Akan Perdamaian

30 Juni 2024   20:46 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat dan Rahmat nya sehingga kita semua masih diberikan kesehatan sampai saat ini.

Shalawat beserta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita suri tauladan kita nabi besar Muhammad SAW. Yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang.

Pada kesempatan yang berharga ini, marilah kita mengingatkan diri sendiri untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan adalah bekal yang sangat berharga ketika kita bertemu dengan Allah SWT di kemudian hari.

Selain memperkuat ketakwaan, kita juga wajib untuk terus mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia iman, Islam, dan berbagai nikmat kehidupan lainnya di dunia ini. Nikmat yang kita syukuri akan ditambah oleh Allah SWT, sedangkan jika kita mengingkarinya, kita akan menerima balasan berupa siksa yang pedih dari Allah.

Dengan mensyukuri nikmat iman dan Islam, kita tidak hanya mendapatkan manfaat positif bagi diri sendiri, tetapi juga memberikan kemaslahatan bagi orang lain. Salah satu hasil dari keteguhan iman dan Islam adalah terciptanya kebaikan dan kemaslahatan bagi orang lain, yang terlihat dalam bentuk perdamaian dalam kehidupan masyarakat.

 Iman, Islam, dan perdamaian adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jika seseorang memiliki iman dan Islam yang kuat, maka kedamaian akan menyertai dan melingkupi kehidupannya bersama masyarakat.

Jamaah yang berbahagia

Dilihat dari kata 'Islam' itu sendiri, para ulama memaknainya dengan arti perdamaian sehingga Islam dan perdamaian adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang akan tergolong mengingkari nilai keislaman itu sendiri jika tidak mengedepankan perdamaian dengan sesama umat Islam dan juga seluruh manusia pada umumnya.Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Bararah ayat 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu"

Allah mengingatkan manusia melalui ayat ini untuk memasuki agama Islam dengan sepenuh hati (kaffah), yang mencakup implementasi nilai-nilai Islam seperti perdamaian. Dengan perdamaian yang terwujud dalam kehidupan, semua sektor kehidupan seperti pembangunan dan ketenangan dalam beribadah dapat berjalan dengan baik.

Ibadah di tengah-tengah perdamaian yang bebas dari konflik dan peperangan memberikan pengalaman yang mendalam. Di saat perang, kita tidak dapat beribadah dengan ketenangan seperti ini.

Oleh karenanya nikmat perdamaian yang merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai Islam ini harus terus kita pertahankan Bukan hanya mendapatkan efek positif dalam kehidupan dunia, perdamaian juga merupakan sebuah sikap yang memiliki nilai pahala.

Rasulullah sendiri menyebutkan bahwa ketika seseorang mampu mewujudkan perdamaian, maka pahalanya akan bisa melebihi pahala shalat, zakat, dan sedekah. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw melalui hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi

: " أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلَاةِ، وَالصِّيَامِ، وَالصَّدَقَةِ؟ " قَالُوا: بَلَى. قَالَ: " إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ. وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ " . "

Artinya: Maukah jika aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah? Para sahabat berkata, Tentu ya Rasulullah. Beliau bersabda: Mendamaikan orang yang sedang berselisih. Rusaknya orang yang berselisih adalah pencukur (mencukur amal kebaikan yang telah dikerjakan)."

Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa Nabi Muhammad sangat mendorong kita untuk menjadi pembawa perdamaian. Ini sejalan dengan misi beliau sebagai penyempurna akhlak yang mulia. Individu yang menekankan perdamaian menunjukkan akhlak yang baik dengan memberi contoh dalam menyebarkan kasih sayang dan menghindari permusuhan.

Di negara kita, yang dikaruniai Allah dengan keanekaragaman suku, agama, budaya, dan adat istiadat, prinsip perdamaian dalam perbedaan harus terus kita pegang dan tanamkan bersama. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang

 Bukan kepada sesama umat Islam saja, namun kepada seluruh masyarakat yang ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita perlu mengingat firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13:

ٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْر

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Jamaah yang berbahagia

Oleh karena itu, saya menyarankan agar kita terus menumbuhkan perdamaian dalam kehidupan kita, terutama dengan orang-orang di sekitar kita. Keberhasilan kita dalam menciptakan perdamaian ini akan menjadi bukti konkret bahwa kita benar-benar mengamalkan Islam dan juga benar-benar beriman. Amin ya rabbal alamin.

Mudah mudahan kita senantiasa berada di jalan Allah SWT. Menjalani segala kewajiban nya dan menjauhi segala kekurangan nya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun