Selain asupan gizi, ibu Melly Kiong founder Komunitas Menata Keluarga (EMKA) mengatakan, untuk membentuk karakter anak yang baik dan sehat diperlukan welas asih dari keluarga, terutama ibu.
Ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Jika anak merengek, jangan langsung dimarahin, tapi ajak dulu diskusi, "begini lho nak, bunda tak bisa kasih kamu kental manis ini atau es krim itu, karena nanti kamu akan mengalami bla, bla, bla". Hal ini akan membentuk karakter anak akan lebih berfikir dan mau mendengar.
Lakukan pengasuhan yang kompak bersama suami, mertua, tetangga. Bahkan dalam penyampaian kita sesuaikan dengan usia anak. Pastinya sebelum menuntut anak menjadi baik, alangkah baiknya ibu dan ayah harus mencontohkan agar menjadi sosok yang:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Tidak langsung menghakimi
3. Pengendalian emosi diri
4. Adil dan bijak
5. Welas asih
Dalam hal ini kita bisa menjadi teman dan partner anak sejak dini. Seperti kami ini, suka bermain dan olahraga bareng di pagi hari. Manfaatnya kita jadi semakin dekat, hati gembira dan tubuh pun sehat. Men sana in corpore sano, jiwanya kuat, badannya sehat.
Jika calon generasi muda Indonesia tumbuh sehat, bahagia, dan cerdas, tentu saja negara ini akan mendapatkan bonus demografi, yaitu memiliki penduduk yang berkualitas mencapai kemajuan pertumbuhan dan perekonomian yang baik.
Perhatian Ayah Menjadi Kunci Nomor Satu
Menarik nih..
Aku pun senang banget deh ketika ibu Rahayu Saraswati mantan Anggota DPR RI selaku narasumber mencurahkan perasaan sekaligus mengkritisi bahwa jangan hanya ibu yang dibebankan dalam pengasuhan nutrisi dan pendidikan di rumah.
Kuncinya, ayah pun harus sigap penuhi perhatiannya pada istri dan anak-anaknya. Beliau bilang, sepusing apa pun mikirin negara, ASI tetap lancar. Tapi kalau lagi ngambek sama suami karena dicuekin, mendadak ASI pun jadi seret. Psikologi ibu anjlok, anak pun akan menjadi korban.