Mohon tunggu...
Lia Kurniawati
Lia Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Realistis dan No Drama

Author - Founder Manajemen Emosi & Pikiran (MEP) Dosen Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CERPEN : Telepon Penghempas Asa

3 Juli 2015   11:13 Diperbarui: 5 Juli 2015   11:16 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya suara motor ku sudah siap mengantar anak-anak ke sekolah sekaligus menjalankan aktifitasku hingga siang nanti. Perasaan senang melihat anak-anakku terlihat segar dan ceria siap pergi sekolah, tak menunggu lama segera ku bonceng mereka khawatir terjebak jalanan macet dan sepuluh menit  kemudian tiba di sekolah anak-anak.

“Mama pergi ya ka,, jagain adik kalo ada apa-apa bantuin dia ya .. nanti pulang bareng sama adik kalo mama belom jemput, mama usahakan bisa jemput.” pesanku pada si sulung.

“Mama hari ini bisa jemput?” Tanya si sulung.

“Iya nanti mama cobain, kalo mama ga bisa jemput nanti telpon atau sms kaka yah!” tukasku.

“Papa mana ma?”  Tanya si kecil.

“Tadi pergi ke masjid jam 3 pagi sebelum kalian bangun”  jawabku.

Mereka sudah faham betul pekerjaan papanya  seorang muadzin masjid provinsi yang terletak lumayan  jauh dari rumah.

“Owh ya udah … mama hati-hati di jalan ya !” lanjut si sulung.

“iyaa .. belajar yang tekuun jangan lupa di makan bekal nasinya,  jangan jajan sembarangan..“  tambah ku seraya memeluk mereka.

Memastikan mereka masuk ke ruang kelasnya masing-masing segera ku hampiri motorku dan menarik gasnya perlahan namun pasti menuju tempat kerjaku. Pukul 7 lebih 20 sudah motorku parkirkan tak jauh dari ruang kelas, suara riuh rendah penuh semangat anak-anak terdengar sudah berbaris rapi di pelataran halaman sekolah.

“ups .. kesiangan lagi … “ gumamku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun