Sepertinya suara motor ku sudah siap mengantar anak-anak ke sekolah sekaligus menjalankan aktifitasku hingga siang nanti. Perasaan senang melihat anak-anakku terlihat segar dan ceria siap pergi sekolah, tak menunggu lama segera ku bonceng mereka khawatir terjebak jalanan macet dan sepuluh menit kemudian tiba di sekolah anak-anak.
“Mama pergi ya ka,, jagain adik kalo ada apa-apa bantuin dia ya .. nanti pulang bareng sama adik kalo mama belom jemput, mama usahakan bisa jemput.” pesanku pada si sulung.
“Mama hari ini bisa jemput?” Tanya si sulung.
“Iya nanti mama cobain, kalo mama ga bisa jemput nanti telpon atau sms kaka yah!” tukasku.
“Papa mana ma?” Tanya si kecil.
“Tadi pergi ke masjid jam 3 pagi sebelum kalian bangun” jawabku.
Mereka sudah faham betul pekerjaan papanya seorang muadzin masjid provinsi yang terletak lumayan jauh dari rumah.
“Owh ya udah … mama hati-hati di jalan ya !” lanjut si sulung.
“iyaa .. belajar yang tekuun jangan lupa di makan bekal nasinya, jangan jajan sembarangan..“ tambah ku seraya memeluk mereka.
Memastikan mereka masuk ke ruang kelasnya masing-masing segera ku hampiri motorku dan menarik gasnya perlahan namun pasti menuju tempat kerjaku. Pukul 7 lebih 20 sudah motorku parkirkan tak jauh dari ruang kelas, suara riuh rendah penuh semangat anak-anak terdengar sudah berbaris rapi di pelataran halaman sekolah.
“ups .. kesiangan lagi … “ gumamku dalam hati.