Hari pertama bekerja, Tom lah yang menjemput dan mengantar Susan. Dan itu terjadi setiap hari kerja Susan. Tom senang bisa memberikan rasa aman dan percaya diri lagi kepada Susan, kekasihnya. Tapi Tom tahu bahwa tindakannya hanya akan membuat Susan bergantung padanya. Bagaimana jika suatu hari nanti dia tidak bisa menjemput dan mengantar Susan lagi? Bagaimana jika dia mendapatkan tugas di negara lain dan harus meninggalkan Susan? Pertanyaan itu muncul memenuhi otak Tom. Dia sadar,tak mudah baginya untuk mengajak Susan naik bis sendiri lagi.
Dan setelah Tom mengumpulkan sejuta keberanian untuk mengungkapkan isi pikirannya kepada Susan, dia menemui Susan dan dengan lembut dia mengatakannya pada Susan. Benar saja, Susan terlihat begitu emosi. Dia terlihat sangat cemas akan keselamatanya. Lalu Tom berkata pada Susan, Â "Aku akan menemanimu naik bis, menjagamu selama perjalanan ke kantormu dan aku akan mengantarmu sampai di depan pintu kantormu. Ketika kau pulang, aku akan melakukan hal yang sama. Hingga kau pulang dengan selamat."
Tom benar,pikir Susan. Dan dia pun mengangguk setuju.
Dan ketika untuk pertama kalinya Susan naik bis setelah dia buta, dia selalu menggenggam erat tangan Tom. Dia takut terjatuh, dia takut Tom jauh darinya. Esoknya Susan masih tetap merasakan takut. Hari demi hari Tom mulai mengenalkan Susan pada sopir bis yang seorang wanita ramah. Dia juga mengenalkan Susan pada orang orang yang selalu naik bis itu. Dan Susan mendapat tempat duduk khusus untuk dirinya.
Sampai suatu sore, saat Tom dan Susan duduk minum teh berdua, Susan mengatakan, "Besok, aku ingin pergi ke kantor naik bisa sendirian. "
Tom sungguh sangat terkejut dengan ucapan Susan. Dan dengan rasa cemas yang terselip dihatinya, dia menyetujui permintaan Susan.
Hari itu, hari ketiga di musim semi. Susan sudah berdiri di tempat dia menanti bis'nya. Tom berada di sampingnya,menggandeng erat tangan Susan. Ketika bis datang, dengan hati hati Susan naik dan duduk pada tempatnya. Lalu dia melambaikan tangannya pada Tom.
Hingga hari kesepuluh di musim semi, Susan mulai terbiasa berangkat sendiri ke kantornya. Hari itu, seperti biasa setelah dia melambaikan tangannya pada Tom, Susan duduk terdiam dalam bis.
"Aku sangat iri padamu,nona," kata suara sopir bis kepada Susan.
"Oya? memangnya ada apa denganku? Mengapa engkau harus iri pada gadis buta sepertiku," tanya Susan heran.
" Kau pasti beruntung dan bahagia karena memiliki seseorang yang selalu menjagamu."
"Maksudmu?"
"Lelaki itu, yang selalu mengantarmu berangkat kerja naik bis ini. Sudah seminggu ini aku perhatikan,dia selalu mengawasimu sampai kau benar benar duduk dengan nyaman di sini. Lalu, dengan mobilnya, dia mengikuti bis ini. Dan saat kau turun, dia selalu menjagamu dari jauh, memastikan engkau menyeberang dan masuk ke kantormu dengan selamat. Lalu, jika kau sudah memasuki kantormu, dia akan meniupkan ciuman melalui tangan kanannya padamu. Engkau sungguh wanita yang beruntung."
Susan menangis mendengarkan cerita wanita sopir bis itu. Hatinya terharu dan bahagia. Meski ia tak bisa melihat Tom seperti dulu lagi, tapi dia tetap mendapatkan rasa aman dari Tom. Dan kini Susan tak pernah takut serta kuatir lagi jika harus naik bis sendirian. Dia percaya, dari jauh Tom dengan penuh cinta akan menjaganya. Tom adalah cintanya yang menjadi penerang dalam hidupnya yang gelap.
~~~~~~~~~~~