Adalah Susan, seorang wanita muda yang cantik dan menarik, berusia 25 tahun. Dia adalah seorang wanita yang kuat, mandiri dan pemberani. Hingga suatu ketika, sesuatu menyakiti dirinya. Dia merasakan kesakitan yang luar biasa pada kepalanya. Hingga dia jatuh pingsan saat bekerja di kanornya. Teman temannya membawa Susan ke Rumah Sakit. Beberapa hari Susan dirawat disana dan entah bagaimana,terjadi kesalahan diagnosa yang akhirnya membuat Susan kehilangan penglihatannya.
Susan yang cantik, Susan yang  periang berubah menjadi Susan yang pemurung. Dia terlempar dalam dunia yang gelap,sangat gelap, yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Depresi membuatnya mengurung diri dalam kamar. Dia tak peduli lagi akan kecantikannya,dia mengutuk dirinya tiada henti hentinya. Susan sangat terluka dengan keadaannya sekarang.
Dan adalah Tom, lelaki berusia 30 tahun, seorang perwira militer yang tampan dan sangat bersahaja. Tom adalah kekasih Susan. Beberapa minggu setelah Susan kehilangan penglihatannya, Tom tak pernah bisa menemui Susan lagi. Susan lah yang menutup diri, Susan lah yang tak mau menemui Tom,dia malu karena dia buta.
Suatu pagi, tanpa sepengetahuan Susan, Tom berhasil menemui Susan. Tom sangat sedih melihat kekasihnya yang tak lagi ceria. Tom sangat kehilangan sosok  Susan yang dulu bisa membuatnya selalu tersenyum gembira.
Saat Susan termangu di dekat jendela kamarnya, Tom duduk perlahan di sampingnya. Susan bergerak, dia tahu ada Tom disitu. Dia bisa mengenali kehadiran Tom dari aroma parfum milik Tom.
"Untuk apa kau kesini, Tom? Untuk meratapi diriku yang kini buta?" tanya Susan ketus. Tom meraih tangan Susan dengan lembut. Susan berusaha melepaskan tangannya, tapi Tom menggenggamnya sangat erat.
"Meski kau buta, tapi demi Tuhan, Susan... jangan pernah hatimu pun ikut buta akan aku. Aku masih tetap mencintaimu, sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah," ucap Tom penuh kasih sayang.
Air mata Susan jatuh, tumpah di pelukan Tom. Lelaki yang begitu ia sayangi, lelaki yang selalu membuatnya nyaman berada di dekatnya, tetap mencintainya meski ia buta.
Mereka pun kembali bercerita seperti dulu. Kehadiran Tom mulai mampu menguatkan hati Susan yang rapuh. Tom membuat Susan menjadi wanita yang utuh kembali. Sampai suatu siang, saat Tom mengajak Susan makan siang bersama, Tom berkata kepada Susan," Sayang, Â mau kah engkau kembali bekerja seperti dulu?"
Susan terhenyak dan diam. Dia sadar betul akan kerinduannya dengan dunia kerja. Tapi siapa yang mau menerima dia sebagai karyawan yang buta?
"Aku mempunyai seorang teman, dia membuka lembaga kemanusiaan dan dia tidak keberatan menerimamu bekerja disana sebagai seorang receptionost . Apakah kau bersedia, Susan?" tanya Tom seolah dia tahu akan pertanyaan yang bergulat di benak Susan.
Susan terdiam, lalu dia berkata, "Beri aku waktu untuk memikirkannya, Tom."
Tiga hari setelah makan siang itu, Susan memutuskan untuk menerima ajakan Tom bekerja lagi.