Mohon tunggu...
Lia Amelia
Lia Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Membangun Keberlanjutan Bisnis dengan Model "Circular Economy"

12 Desember 2023   04:17 Diperbarui: 12 Desember 2023   04:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/ 

Pergeseran ke Model Bisnis Berbasis Layanan

Beberapa bisnis telah beralih ke model bisnis berbasis layanan, seperti berbagi atau menyewa produk daripada membeli. Hal ini membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam karena produk tetap dimiliki oleh bisnis dan terus digunakan oleh berbagai konsumen.

Edukasi Konsumen

Mengedukasi konsumen tentang pentingnya pembelian yang berkelanjutan, perawatan produk, dan pengembalian produk yang sudah tidak terpakai dapat membantu menciptakan kesadaran yang lebih tinggi tentang Circular Economy.

Sejumlah perusahaan terkemuka telah berhasil menerapkan model ekonomi sirkular dalam bisnis mereka. Sebagai contoh, IKEA telah berkomitmen untuk mengubah semua produknya menjadi ramah lingkungan dan mendukung sirkularitas. Mereka sekarang mengembangkan produk yang mudah dirakit ulang dan mengambil kembali furniture lama dari pelanggan untuk mendaur ulang. Hasilnya adalah pengurangan limbah dan pemakaian sumber daya yang signifikan.

Salah satu inovasi terbesar dari IKEA adalah program "IKEA Circular Hub." Dalam upayanya untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemakaian kembali sumber daya, IKEA membuka toko pertama di Swedia yang sepenuhnya fokus pada daur ulang dan barang-barang bekas. Konsep ini memungkinkan pelanggan untuk membeli produk bekas IKEA yang telah direstorasi dan diperbaiki.

https://www.pexels.com/ 
https://www.pexels.com/ 

Program "Second Life for Furniture" juga menjadi daya tarik tersendiri. Pelanggan dapat mengembalikan produk IKEA bekas mereka dan mendapatkan voucher yang dapat digunakan untuk pembelian produk baru. Ini menciptakan siklus hidup produk yang lebih panjang dan mengurangi jumlah barang yang berakhir di tempat pembuangan sampah.

Dalam upayanya untuk meminimalkan limbah, memaksimalkan pemakaian kembali sumber daya, dan menciptakan produk yang lebih berkelanjutan, IKEA terus menjadi pemimpin dalam pergerakan ekonomi sirkular. Dengan program-program inovatif dan komitmen terhadap keberlanjutan, IKEA telah mengukir jalannya sendiri dalam dunia bisnis yang peduli dengan lingkungan. Melalui contoh IKEA, perusahaan lain dapat belajar tentang kekuatan ekonomi sirkular dalam mencapai keberlanjutan dan keuntungan bisnis yang berkelanjutan.

Salah satu manfaat terpenting dari ekonomi sirkular adalah kemampuannya untuk mengurangi dampak lingkungan. Dalam model ekonomi linear tradisional, barang-barang diproduksi, digunakan, dan dibuang begitu saja. Ini menciptakan limbah yang mengisi lahan pembuangan sampah dan mencemari lingkungan. Sebaliknya, ekonomi sirkular menggalakkan daur ulang dan penggunaan yang bijak. Ini berarti lebih sedikit limbah yang dihasilkan dan lebih sedikit tekanan pada ekosistem alam kita. Kurangnya pemborosan dan pengurangan emisi karbon adalah dua contoh konkret yang menjadikan ekonomi sirkular sebagai pilihan yang sangat ramah lingkungan.

Ekonomi sirkular juga dapat membantu bisnis menghemat biaya. Di saat awal, berinvestasi dalam perubahan model bisnis mungkin tampak mahal, namun dalam jangka panjang, itu dapat membawa efisiensi yang signifikan. Produk yang dirancang agar tahan lama memerlukan perbaikan dan penggantian yang lebih sedikit, mengurangi biaya pemeliharaan. Selain itu, pemakaian sumber daya yang lebih efisien dapat mengurangi biaya produksi, menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Bisnis cerdas saat ini mengenali bahwa investasi dalam keberlanjutan tidak hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan, tetapi juga memperkuat lini bawah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun